Mohon tunggu...
BahaSugara
BahaSugara Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Baca

Hobi saya membaca. Membaca apa saja yang penting saya suka.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pemberitaan Krisis Iklim di Media Online, Bagaimana Publik Menyikapinya?

24 Mei 2022   11:10 Diperbarui: 24 Mei 2022   11:13 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

PERUBAHAN iklim menjadi isu yang memiliki urgensi tinggi dan memerlukan perhatian serius semua pihak. Fenomena ini adalah nyata yang didukung oleh bukti ilmiah. 

Peran media massa berada di posisi yang penting untuk menyebarkan tentang isu-isu krisis iklim dan untuk menciptakan opini publik. Di sinilah media dapat menjalankan fungsinya dalam menyebarkan fakta dan membantu publik memahami urgensinya mengatasi dan menghadapi krisis iklim. 

Fungsi media tersebut dikuatkan dengan adanya teori agenda setting yakni kemampuan media massa untuk memilih dan menekankan pada isu-isu tertentu, karena isu-isu itu dipandang penting oleh publik (Suprapto, 2006:46).

Fenomena suhu panas yang terjadi akhir-akhir ini di sejumlah daerah di Indonesia boleh dibilang bukan hal yang biasa-biasa saja. Pendek kata, Bumi sedang tidak baik-baik saja. Pemberitaan tentang perubahan iklim nyatanya belum membuat publik memahami akar persoalan dari ancaman terhadap Bumi. 

Padahal, pemberitaan tentang perubahan iklim memiliki kesamaan dengan pemberitaan Covid-19. Keduanya sama-sama merupakan fenomena sains dan isu global yang ditanggung secara lokal dan harus dihadapi bersama.

Dalam pemberitaan CNNIndonesia.com disebutkan, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan Banten, menjadi wilayah dengan suhu terpanas di Indonesia selama hampir sepekan terakhir hingga 13 Mei 2022. Suhunya mencapai 36 derajat Celcius pada 8 Mei 2022. Sama dengan suhu di wilayah Kabupaten Bekasi.

Data ini dikutip CNNIndonesia.com dari pernyataan Koordinator Bidang Cuaca dan Peringatan Dini Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Miming Saefudin. Dalam pantauan BMKG, beberapa wilayah di Indonesia memang diterpa suhu panas beragam setiap harinya. Suhu maksimum terukur selama periode tanggal 1-7 Mei 2022 berkisar antara 33-36,1 derajat celcius. (https://www.cnnindonesia.com, 13 Mei 2022)

Fenomena suhu panas tidak hanya terjadi di Indonesia. Tetapi berlangsung secara global. BBC.com memberitakan dampak pemanasan global berpotensi jauh melebihi perkiraan yang sebelumnya diyakini secara internasional. Merujuk para peneliti di Badan Meteorologi Inggris, terdapat kemungkinan rata-rata suhu tahunan bumi akan naik lebih dari 1,5 derajat Celsius selama lima tahun ke depan. Potensi terjadinya perkiraaan ini 50 berbanding 50.

Kenaikan suhu seperti itu diyakini hanya bersifat sementara. Meski begitu, para peneliti tetap mencemaskan kenaikan suhu secara keseluruhan. 

Secara umum, para peneliti di Badan Meteorologi Inggris yakin bahwa pada tahun 2022 sampai 2026 akan muncul rekor suhu terpanas. Periset utama Badan Meteorologi Inggris Leon Hermanson menyatakan hal mendasar menjadi penyebabnya adalah perubahan tingkat karbondioksida di atmosfer yang perlahan-lahan naik. (https://www.bbc.com, 10 Mei 2022)

Pada Hari Bumi 22 April 2022 lalu, Google doodle mencoba mengampanyekan ancaman krisis iklim melalui potret linimasa Bumi dari tahun 1986-2020. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun