Mohon tunggu...
Bagus AniPutra
Bagus AniPutra Mohon Tunggu... Dosen - Psikolog Sosial

Dosen Pasca Sarjana Psikologi UNTAG Surabaya Lean Manager PT. Sekar Laut, Tbk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dibunuh Sebelum Membuatmu Luluh

19 Februari 2020   08:02 Diperbarui: 19 Februari 2020   12:02 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ditemukannya ratusan janin di wilayah Senen Jakarta, hasil penggerebekan tempat aborsi ilegal, mengejutkan berbagai pihak. Alasan orang menggugurkan kandungan diantaranya; hamil di luar nikah, kegagalan program KB hingga tidak boleh hamil karena perjanjian kerja. 

Bagaimana ini dapat terjadi pada manusia? Berikut ini adalah analisis psikologi manusia sehingga tega melakukan aborsi dengan 3 alasan tadi;

1. Menurut Freud (seorang ahli Psikologi), setiap manusia mempunyai 2 insting, yaitu eros (dorongan hidup) dan thanatos (dorongan mati). Eros adalah dorongan manusia untuk menciptakan kehidupan, misalnya cinta, kasih sayang, tolong menolong. 

Sedangkan thanatos adalah dorongan manusia untuk melakukan tindakan agresi kepada orang lain, misalnya menyakiti, membunuh dan melakukan pelanggaran hak kepada orang lain. Orang yang melakukan aborsi didorong oleh insting thanatos ini sehingga memunculkan pelanggaran hak hidup, yaitu proses pembunuhan janin.

2. Masyakarat saat ini cenderung mempunyai Materialistic Value Oriented (MVO) yang tinggi. MVO adalah nilai-nilai dalam masyarakat yang menjadikan materi sebagai suatu ukuran. Orang yang melakukan aborsi, khususnya karena faktor materi atau takut tidak dapat menghidupi anak atau khawatir akan kontrak kerja, lebih mengutamakan faktor materi yang menjadi ukuran dalam mengambil tindakan.

3. Orang yang melakukan tindakan aborsi cenderung takut menghadapi labelling negatif dari masyarakat karena hamil di luar nikah atau karena kegagalan program KB. Pandangan negatif lingkungan sosial menjadi orientasi mereka untuk melakukan tindakan aborsi.

Dengan makin maraknya fenomena aborsi ini maka disarankan agar masyarakat melakukan social punishment yang lebih berat kepada pelaku aborsi, dibandingkan ketika mereka mempertahankan hak hidup seorang anak. 

Sedangkan untuk pemerintah lebih banyak melakukan tindakan tegas terhadap praktik-praktik aborsi ilegal sesuai dengan hukum yang berlaku di negara Indonesia. 

Kemudian untuk pelaku aborsi harus menyadari ketika aborsi dilakukan diluar penanganan medis yang benar maka akan berdampak terhadap kesehatan, seperti misalnya kanker serviks maupun kerusakan pada rahim. 

Sedangkan dampak negatif pada psikis pelaku aborsi adalah; kehilangan harga diri, tidak bisa menikmati hubungan seksual karena trauma, histeria yang disebabkan perasaan bersalah (guilty feeling) hingga kecenderungan untuk bunuh diri karena depresi. 

Oleh karena itu, ketika orang akan melakukan aborsi harus berfikir/ mempertimbangkan dua kali, khususnya bagi yang hamil diluar nikah, karena ia merasa bersalah melakukan hubungan seksual di luar nikah (pre-marital sexual). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun