Mohon tunggu...
Bagus Firmansyah
Bagus Firmansyah Mohon Tunggu... Guru - Menyukai membuat video dokumenter, autopainting, fishery dan tanaman.

Menyukai membuat video dokumenter, autopainting, fishery dan tanaman.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mandul

20 Januari 2018   08:20 Diperbarui: 20 Januari 2018   08:53 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Tribun Pontianak - Tribunnews.com

Imah uring-uringan tiap hari, sementara Paiman mengabaikan semua omongan Imah yang carut marut itu. Paiman baru saja berhenti dari tempatnya bekerja, Paiman terkena dampak dari pengurangan Karyawan diperusahaan perkakas dan alat berat.

Ujian ini terasa berat bagi Paiman, pekerjaan sebagai Juru Angkut tak bisa diandalkan, sementara kebutuhan makan tetap jalan. Seminggu sudah Paiman merasakan Uring-uringan, mulai "dasar pengangguran, hingga Kemandulan", membuat kuping Paiman terasa panas, belum ditambah omongan keluarga dan mertua, Paiman sudah tak tahan.

Siang itu Imah marah pada puncaknya, " Eh lelaki tak berguna!, lelaki mandul!", kalimat ini membuat Paiman tak betah dirumah. Kalimat "Kemandulan", lebih menyakitkan dihati Paiman, membuatnya ingin minggat dari rumah. Rencana minggat ini mungkin lebih baik, daripada tiap hari mendengar kalimat dalam kemandulan, terasa sangat menyakitkan dianggap tak bisa memberi keturunan.

Seminggu Paiman tak pulang, bahkan hilangnya Paiman tak ada yang merindukan. 6 bulan telah berlalu, ketukan pintu Imah berbunyi, Paiman akhirnya pulang dengan bekal uang dan pekerjaan, saat ini amarah Imah sudah teredam dengan sedikit uang dan masa depan pekerjaan Paiman.

12 tahun sudah pernikahan Paiman dan Imah tanpa keturunan, ini ujian yang tak bisa diterima Imah sebenarnya, Imah ingin keturunan dari Paiman.

Minggu ini Paiman Lembur banting tulang supaya Imah melupakan soal keturunan, Paiman masih mencintai Imah, Paiman tak ingin menyakiti perasaan Imah. Pada saat Paiman lembur, Imah kedatangan tamu anak kecil, katanya ingin ketemu Paiman, Imah heran, ada urusan apa anak kecil ini dengan suaminya?.

Paiman pulang lembur kaget bukan kepalang,"lho kapan kamu datang?, mau apa kamu kesini nak?", ternyata anak itu meminta uang SPP Sekolah yang belum dibayar 3 bulan, hati Imah dug...dug...dug...dengan tanda tanya, "uang SPP?". Imah kaget bukan kepalang setelah mendengar penjelasan Paiman, bahwa anak kecil tersebut adalah hasil Pernikahan Siri pada waktu pelarian kala tak punya pekerjaan, Paiman hanya ingin membuktikan pada Imah bahwa dirinya tak mandul, dan Paiman merasa hanya ini cara satu-satunya agar Imah mengerti.

Imah menyesali perbuatannya, dirinya selama ini salah, bukan Paiman yang mandul, tetapi dirinya sendiri, dan dia sendirilah yang selama ini paling antusias menghina Paiman, Imah sekarang diam seribu irama.

Mandul

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun