Mohon tunggu...
Bagus Faizal Mahendra
Bagus Faizal Mahendra Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

21107030160

Selanjutnya

Tutup

Bola

Alasan Inter Milan Terjegal Untuk Mempertahankan Scudetto

10 Juni 2022   10:47 Diperbarui: 10 Juni 2022   10:50 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : indosport.com

Gelar scudetto Serie A musim 2021-2022 akhirnya disabet oleh AC Milan, saking ketatnya persaingan dengan Inter Milan Sang Juarapun baru bisa ditentukan di Pekan terakhir, ini menunjukkan betapa ketatnya persaingan perebutan gelar Serie A musim ini, namun nasib berkata lain bagi sang juara bertahan Inter Milan, kali ini harapan mereka untuk mempertahankan gelar Pupus di Pekan terakhir.

Padahal Inter musim ini adalah calon kuat juara, Lantas apa yang menyebabkan Inter gagal dalam mempertahankan gelar scudetto nya musim ini, Inter tampil Tidak konsisten dan itu sangat berpengaruh pada perebutan gelar scudetto, terlebih apa yang terjadi pada Jadwal Liga Februari 2022, pada periode itu jadwal Inter sangat padat dan itu menjadi alasan mengapa Inter pada waktu tersebut mengalami hasil mengecewakan, di Februari 2022 Inter mengalami fase buruk ketika kalah dari Rival AC Milan 2-1, kekalahan itu membuat mental anak asuh Inzaghi sedikit terganggu.

Setelah kekalahan itu mereka bangkit di partai melawan Roma di Piala Italia dan hasilnya menang 2-0 namun setelahnya di Serie A mereka gagal menang lagi melawan Napoli dan hanya berakhir imbang 1-1, Kelelahan yang selalu menjadi alasan pada Februari 2022 ketika itu mungkin terletak pada lolosnya Inter Milan ke babak knockout Liga Champions Inter 16 besar, sesuai Drawing Inter Harus berhadapan dengan raksasa Inggris Liverpool dan itu membuat pasukan Inzaghi harus memutar otak untuk memilih prioritas fokus di Champions League atau Liga, mengingat kedalaman skuatnya tidak mendukung untuk bermain di beberapa kompetisi, pasukan Inzaghi terlihat betul tertatih pada sela-sela pertandingan Champions League, berbeda dengan aksi Milan yang ketika itu sudah tidak lolos grup champion's League jadi bisa out di serie-a, setelah takluk 2-0 atas Liverpool di kandang sendiri performa Inter selanjutnya di serie-a menurun drastis, partai melawan Sassuolo di kandang membuat Inter terpeleset kalah 2-0 begitupun partai melawan Genoa pasukan Inzaghi kembali gagal meraih poin, seusai hanya bermain imbang 0-0, sudah hampir beberapa poin hilang dari genggaman Inter pada periode Februari itu dan pasukan Inzaghi tak bergeming, hasilnya kembali buruk setelah kemenangan 1-0 di leg 2 melawan Liverpool, Inter kembali mengalami hasil buruk di serie-a partai yang seharusnya disapu bersih Inter untuk mempertahankan scudetto tidak mampu direbutnya dua kali hasil imbang melawan tim papan tengah Torino dan Fiorentina di Maret 2022 membuat mereka semakin tertatih di jalur tangga juara.

Namun kembali Inzaghi menjawabnya dengan empat kemenangan beruntun termasuk kemenangan atas Juventus 1-0, hasil inkonsisten itu membuat Inter sedikit goyang dan patut dipertanyakan peluangnya untuk kembali mempertahankan gelar, terlebih dalam urusan mencetak gol, nerazzurri  mengalami paceklik dengan gagal mencetak gol di empat laga beruntun baik di ajang Internasional maupun domestik, jika dikalkulasi Inter Milan telah gagal mencetak gol di empat laga beruntun pada  Februari 2022, saat melawan Liverpool, Sassuolo, Genoa dan AC Milan, namun alih-alih bergegas mencari obat penawar, sang juru taktik Simone Inzaghi Justru tak terlalu memusingkan hal tersebut ia beranggapan bahwa anak asuhnya telah bermain menekan dan tampil dominan, " saya sadar jika kami tak mencetak gol pada empat laga, tetapi kami Tengah mengerjakannya, kami memiliki striker bertalenta yang segera berada dalam kondisi bagus " ujar optimisme Inzaghi.

Sebenarnya sempat Inter mampu meraih lima kemenangan beruntun setelahnya termasuk mengalahkan Liverpool, Juventus dan Roma kalau dilihat paceklik gol Inter pada periode itu memang patut dipertanyakan ketika Inter musim ini finish dengan Mendulang paling banyak gol di serie-a yakni total 84 gol artinya paceklik gol itu hanya berada pada fase tertentu dan itu tetap berimbas fatal pada tidak juaranya Inter musim ini, salah satu yang fatal lainnya adalah partai melawan bologna sebenarnya secara kalkulasi Inter lebih diunggulkan meraih scudetto, terlebih Inter yang sudah tak terkalahkan dalam 11 pertandingan setelah terakhir kalah melawan Sassuolo dan terakhir menang melawan salerintana akan tetapi di sela-sela itu partai melawan bolohna merusak segalanya, awalnya partai melawan bologna itu adalah partai tunda Serie A di Pekan ke-20.

bolunya terpaksa tidak bisa melangsungkan pertandingan di kandang berkat maraknya konflik di kota tersebut, inter pun sempat mengadukan pasukan  bologna tersebut ke pihak otoritas, tidak adanya kepastian match tersebut, akhirnya pihak otoritas mengumkan bahwa partai itu tetap dilangsungkan di 28 April 2022, tetapi di markas bologna dengan hitung-hitungan poin antara Inter dan Milan, sebelum pertandingan Inter versus bologna Inter ketinggalan dua poin di belakang Milan, apabila Inter menang melalui partai tunda itu maka mereka akan menyalip Milan dengan selisih satu poin, ketika Inter dan Milan di sisa pertandingan terakhir sama-sama menyapu bersih laga dengan kemenangan, secara hasil akhir Inter akan unggul di atas Milan satu poin.

Namun nasib berkata lain malapetaka Inter hadir di markas bologna Inter kalah 2-1 berkat blunder fatal kiper i Radu, dengan hasil itu meskipun sampai partai terakhir Duo Milan ini sama-sama mulus meraih poin, Inter tetap berada di bawah Milan dengan dua poin Andaikan saja jika di bologna inter meraih tiga poin, ceritanya akan berbeda dari beberapa faktor gagalnya Inter itu mungkin yang menjadi sasaran utama adalah sang pelatih Simon inzage, meskipun berpengalaman meraih Coppa Italia yang ia wujudkan musim ini.

Para fans di inter menuntut Mental Simone Inzaghi konsistensi di kompetisi Liga, dan hal itu belum terbukti, beda dengan Conte yang sudah memiliki mental itu, ketika di Juve Inzaghi datang dari Lazio dan merupakan pelatih Rising Star Italia, musim ini usianya juga terbilang masih sangat muda dihadapkan pada ketatnya persaingan yang penuh intrik di Serie A, mental Inzaghi masih belum teruji ketika inkonsistensi datang pada tubuh Inter musim ini, terlihat mental Inzaghi goyah dalam menangani tim inter, menurunnya Inter pada fase tertentu, Dia tidak punya cara untuk membuat tim yang dilatihnya, memiliki faktor tertentu yang mampu menolong Tim pada situasi Genting.

Inzaghi bagaimanapun masih belajar sukses Inter dari kontek kepada dirinya juga bisa dikatakan mulus dengan strategi yang hmpir sama Cuma, mental tak bisa bohong, inter merasakan susahnya menemukan mental itu, meskipun Inter menang atas Sampdoria 3-0 pada partai penutup di kandang tetap tidak berarti apa-apa bagi pasukan inzagi, karena ditempat lain AC Milan berhasil menaklukkan Sassuolo 3-0 juga,  AC Milan pun berpesta setelah sebelas tahun tidak merasakan juara seria A sementara Inter akhirnya benar-benar gagal mempertahankan gelar karena Jalan terjal yang menjegal nya musim ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun