Mohon tunggu...
Bagus Budiyantono
Bagus Budiyantono Mohon Tunggu... Administrasi - Hamba Sahaya

.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berdaya Saat Berada pada Fase 1/4 Hidup

15 Maret 2023   11:07 Diperbarui: 15 Maret 2023   16:04 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Ante Hamersmit on Unsplash

Manusia umumnya memiliki setidaknya 3 fase kehidupan yakni masa Anak-anak, remaja dan dewasa. Setiap dari fase tersebut memiliki ciri tersendiri terkait dengan perubahan yang terjadi. Pada masa balita hingga remaja perubahan yang terjadi rerata yakni terkait dengan fisik kita. 

Pada saat berada di bangku sekolah kita akan memulai proses tumbuh kembang kita dimana kita mulai menemukan teman dan melakukan proses pertemanan dengan bermain dan belajar. Tanpa kita sadari pada saat berada di fase ini kita sudah mulai membentuk wtak dan pola fikir kita, watak dan pola fikir tersebut akan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar selain daripada turunan atau warisan dari kedua orang tua kita, ketika proses pembelajaran di bangku sekolah jika ada hal yang kita tidak mampu terkait dengan pelajaran tertentu biasanya kita akan meminta bantuan kepada teman sebaya kita selain kepada Guru, lebih kurang asiknya lagi terkadang pada beberapa orang atau anak yang bisa dibilang malas akan tetap tenang dengan ketidakbisaannya sebab dia merasa masih memiliki teman pintar yang bisa dicontek nanti ketika pulang sekolah atau ketika waktu pengumpulan tugas sudah dekat.

Hal ini bisa dikatakan lumrah terjadi dikalangan siswa, Dilansir verywellfamily, salah satu professor Rutgers University, Donald McCabe, melakukan survei yang melibatkan 24.000 siswa sekolah menengah. Hasilnya, 64 persen siswa mengaku menyontek saat ujian.  Kegiatan menyontek ini terjadi disebabkan oleh banyak hal, mulai dari karena keterpaksaan sebab sudah mencoba mengerjakan tapi belum juga menemukan jawaban sedangkan waktu pengumpulan sudah dekat, kemudian menyontek sebab belum yakin akan jawaban sendiri sehingga lebih memilih menyontek, hingga menyontek dengan sebab ya ... malas saja mikir atau malas berusaha menemukan jawaban dari sebuah tugas yang diberikan.

Kegiatan ini menjadi sangat masif terjadi juga disebabkan menyontek adalah suatu kegiatan yang solid, mengukuhkan kebersamaan dan merekatkan pertemanan. Hal tersebut mungkin saja benar tapi dengan jalan yang kurang tepat, sebab jika kita mau melihat lebih luas lagi menyontek menjadi hal yang dapat kita semakin kurang pengetahuan dan timbul sifat ketergantungan akan suatu hal.

Dinamika kegiatan yang terjadi di bangku sekolah memang begitu banyak dan menjadi hal yang sulit dilupakan meski kegiatan tersebut ialah kegiatan yang kurang asik seperti menyontek, tapi... yahhh setiap manusia pasti pernah berbuat kekeliruan sekarang tinggal bagaimana ketika sadar kita segera untuk kembali meluruskan diri kepada keadaan yang lebih baik.

Setelah berakhir pada bangku sekolah seseorang akan melanjutkan fase kehidupan dan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi yakni di perguruan tinggi, meski sama-sama sekolah tapi tuntutan perbedaan signifikan akan terjadi pada fase ini. Jika kita dapat sedikit ke studi kasus seperti pada awal masuk ke dunia perkuliahan banyak mahasiswa baru yang mulai merasa salah jurusan, mereka mengeluhkan pilihan mereka sendiri dengan berbagai dalih, lucunya hal itu juga terjadi pada saya... ya... mungkin ini juga bagian yang harus saya lalui dari proses yang saya jalani saat masa kuliah dulu. Baik kita kembali ke topik, selain salah jurusan ada beberapa hal yang juga membuat kami para mahasiswa di awal-awal semester ini gundah seperti lingkaran pertemanan dulu menyempit, diharuskan menerima hal-hal baru sampai pada rindu akan kampung halaman khususnya orang tua (jika kita kuliahjauh dari daerah asal).

Seiring berjalannya waktu di masa pertengahan kuliah kita mulai membentuk beberapa hal seperti lingkaran pertemanan baru gaya berpakaian, gairah belajar memuncak, mulai merencanakan masa depan dengan pola fikir baru hingga mulai bisa menerima kenyataan yakni berada pada jurusan dan fase ini. Menariknya singkat cerita saat mulai berada di penghujung semester (di semester tua) terjadi penurunan dalam beberapa hal, seperti gairah belajar menurun, mulai bosan dengan kuliah ingin lekas lulus tapi kenyataannya sulitt, sampai pada beberapa ketakutan yang mulai muncul di fikiran yang secara umum berkaitan dengan masa depan.

Pada masa inilai poin dari artikel ini akan dibahas yakni fase 1/4 hidup atau yang biasa dikenal dengan "Quarter Life Crisis"  banyak orang yang memasuki fase ini mengalami kegelisahan yang mendalam akan masa depannya hal ini dikenal dengan "Overthinking" berbagai kegelisahan timbul dalam fikiran orang yang mengalami fase ini, kegelisahan ini secara ilmiah memang dapat dijelaskan dimana pada fase ini terdapat bagian otak yang sedang aktif-aktifnya yakni prefrontal korteks. 

Prefrontal korteks adalah suatu bagian otak yang spesial pada manusia, yang berfungsi untuk mengatur fungsi eksekutif, yaitu kemampuan merencanakan sesuatu, membuat keputusan, memecahkan masalah, mengontrol diri, mengingat instruksi, menimbang konsekuensi, dll. Bagian ini terutama berkembang di masa pubertas dan berkembang hingga hampir sempurna di usia kurang lebih 25 tahun. Hal ini menjelaskan mengapa anak kecil dan remaja lebih sering melakukan tindakan-tindakan impulsif, lebih rentan dan lebih mudah terpengaruh lingkungan sekitar dibandingkan orang dewasa. 

Petimbangan demi pertimbangan yang terjadi saat masa transisi (seperempat hidup) inilah yang membuat kita gelisah dan tak ter-arah membuat kita stuck pada keadaan tertentu saja tanpa ada progres/proses. Semua hanya berisi angan dan rencana yang dibalut dengan berbagai pertimbangan yang terlampau serta diiringi dengan ketakutan akan kegagalan di masa depan, jika terus berlangsung dan kita tidak tau cara menyikapinya maka akan berdampak pada kesehatan mental kita khususnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun