Mohon tunggu...
Bagus Kurniawan
Bagus Kurniawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi UAJY

Jalan melayang angin menerpa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Industri Media di Era Digital, Tantangan dan Harapan, Akankah Ada Perubahan?

17 November 2020   16:43 Diperbarui: 17 November 2020   16:46 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koran Kedaulatan Rakyat (dok. Istimewa)

Dalam pandangan banyak ahli salah satu kritiknya seperti McPhail adalah muncunya masalah terkait porsi peliputan antara negara negara, negara inti atau corenation dengan negara=negara lain atau negera kecil seperti di Asia dan Afrika. Negara-negara kecil cendrung dengan porsi berita negatif atau miring dibandingkan negara besar.

Kasus seperti ternyata juga tak pernah selesai. Kita ingat ketika perang Teluk tahun 1990-an ketika Irak menginvasi Kuwait dengan dukungan Amerika Serikat zaman rezim Saddam Husein,Peter Arnett sebagai seorang jurnalis perang atau biasa meliput di daeah-daerah konflik melaporkan peristiwa dengan jarak paling dekat dengan lokasi konflik.

Dia dengan alat mini satelitnya bisa melaporkan semua peristiwa secara cepat dan terkini. Dari sisi teknologi itu bisa menjadi sarana promosi sebuah produk teknologi multimedia. Namun disisi lain sudut pandang 'AS dibalik semua itu tidak terelakkan

Hal lain yang hingga kini masih kita rasakan adanya porsi yang tidak seimbang dari pemberitaan-pemberitaan perang yang terjadi di kaeasan Timur Tengah, Adrika, Asia Selatan dan sebaginya. Kawasan perang di Timur Tengah, Iran, Irak, Palestina, Mesir, Afganistan menjadi ladang perusahaan-perusahaan besar media internasional. Bahkan soal Iran yang tidak mau tunduk dengan kemauan AS pun terus menjadi sorotan tersendiri.

Saat terjadi Revolusi di Mesir tahun 2011 misalnya CNN, Fox News berlomba-lomba memberikan soal itu secara terus menuerus dan realtime. Namun kehadiran Al Jazeera TV telah merubah banak pandangan terutama warga Arab yang tinggal di kawasan Arab dan negara lain.

CNN dan Fox News tidak bisa lagi mendominasi berita namun saat ini ada media lain seperti Al Jazeera yang menyajikan informasi lebih berimbang dari sisi yang lain. Muncunynya Al Jazeera juga bisa menjadi kritik dalam industri. Selain itu bagi masyarakat Arab baik yang tinggal di Jazirah Arab atau di laur negara Arab terutama di Barat bahwa masih ada pilihan untuk melihat informasi berita dari sisi lain yang jadi pilihannya selain stasiun televisi besar dan industri media barat yang ada saat ini.

Dalam pandangan media Barat stigma kawasan Jazirah Arab dengan persoalan terorisme internasional hingga Perang Arab-Israel, Iran, Taliban-Afganistan selalu berdasarkan sudut pandang Barat atau di dominasi oleh Barat.
 
Terkait dengan munculnya platform baru, kantor-kantor berita internasional saat ini juga mulai berubah. Selain masih tetap menyajikan informasi melalui media mainstreaamnya mereka saat ini juga merambah di kanal-kanal media sosial seperti YouTub, Twitter dan sebagainya.

Informasi yang disajikan melakukan website juga lebih beragam, Namun untuk porsi negara-negara kecil atau periferi masih belum berubah. Hanya porsi-porsi pemberitaan soal konflik, politik pemerintahan atau peristiwa besar saja seperti bencana alam yang akan disajikan.

Saat ini para pemilik media menyadari di era digital ini ada peluang baru dan besar kepada organisasi berita. Pasar yang meluas, namun juga berlimpahnya sumber-sumber konten, baik  berita teks, foto dan video.

Organisasi kantor berita  seperti Reuters, Ap, AFP, BBC, VoA tahu produk berita tidak bisa lagi disebarkan dengan hanya satu platform, melainkan multiplatform dan dengan multimedia.

Mereka juga sadar publik semakin menuntut sekaligus abai pada produk media. Publik kini adalah pengguna sekaligus sumber berita, mitra sekaligus kritikus produk jurnalistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun