Era revolusi industri tidak pernah menjadi rintangan. Segalanya tergantung pada pilihan kita, teknologi yang kita gunakan janga hanya dijadikan sebagai penghibur semata. Misalnya, gawai kita bahkan mamupu berdakwah dengannya, di sisi lain, kita bisa menciptakan bermacam-macam inovasi guna memperkenalkan kebudayaan bangsa kita seperti dengan membuat vlog, menulis blog, dan bahkan mengikuti pelbagai kegiatan (event) baik itu nasional maupun internasional.
Seperti hal yang pernah saya lakukan, dengan menjadi seorang Duta Bahasa Pelajar Jawa Barat Periode 2018/ 2019, lalu giat menulis novel dan buku antologi cerpen yang berisikan nilai-nilai agama dan budaya di dalamnya, mengikuti pelbagai kegiatan perlombaan menulis esai tingkat internasional, bertajuk, "Creating Society Full of Kindness" diselenggarakan oleh Badan perdamaian Jepang, Yayasan Goi Peace didukung oleh UNESCO pada 2017, 2018, dan 2019.
Saya berupaya untuk memperkenalkan budaya alam Sunda dan Indonesia di dalamnya, yang penuh dengan harmoni kehidupan meskipun hanya menjadi peserta, tetapi  saya tetap bangga, dapat memperkenalkan budaya kita, kepada dunia internasional dan saya kembali menyalurkannya melalui blog. Kini saya pun tengah mencoba untuk menciptakan sinematografi budaya anak-anak lokal yang akan kembali diikutsertakan dalam acara International Conference Children's Health, Environment, and Safety (INCHES) 2020 di Amsterdam, Belanda.
Indonesia memang memiliki kemajemukan dalam hal budaya, tetapi bukankah semua itu indah dan utuh bila bersatu, maka dari itu, mari kita mulai mengubah pola pikir (mind-set) dan tata laku kita. Ketahuilah, bangsa yang hebat adalah bangsa yang mau menghargai serta menjaga bahasa dan budayanya sendiri. Kita adalah generasi penggerak perubahan, penggenggam masa depan, kita wajib berani untuk mengubah segalanya menjadi lebih baik karena segalanya tidak akan pernah berubah jika bukan kita yang memulainya dengan bukti yang nyata.
________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
[1], [2], [3], [4], [5]
Myu, Aby. 2017. Story of Mya. Kabupaten Sukabumi : Jejak Publisher