Lalu banyak juga talkshow yang kurang bermanfaat, lebih difokuskan pada kehidupan orang-orang kaya (Selebrities) dan gaya hidup hedonis. Sementara, untuk informasi perkembangan prestasi anak-anak bangsa yang menginspirasi seperti menjuarai pelbagai perlombaan tingkat nasional dan internasional, perjuangan anak-anak kalangan bawah dalam memperoleh pendidikan layak, perjuangan guru-guru hebat, dan lainnya sangatlah sedikit keberadaannya, bahkan jika ditayangkan di acara-acara televisi hanya selewat.
Budaya berpikir begitu penting. Bahkan kebangkitan suatu kaum, tergantung pada pemikirannya. Lantas, apakah kita mau melihat Indonesia hancur hanya ulah kita yang tak mau mempertahankan nilai-nilai budaya luhur bangsa? Perkembangan zaman tidak akan dapat kita elakkan. Semua itu adalah tantangan.
Tidak salah mempelajari serta menghargai budaya dan bahasa asing, tetapi jangan sampai kita bagaikan "Kacang lupa kulitnya". Kita juga wajib kembali pada nilai-nilai agama karena pada hakikatnya, itulah budaya kita yang sesungguhnya. Kita dapat memulai segalanya dari perkara yang sering kita anggap sepele apalagi jika dikolaborasikan dengan teknologi digital yang marak berkembang di zaman sekarang.
Berikut upaya-upaya yang dapat kita kerahkan guna melestarikan nilai-nilai budaya bangsa yang kian memudar, supaya tidak lenyap ditelan zaman:
1. Kembali Bersandar pada Nilai-Nilai Agama
Agama adalah akar dari segala peraturan. Bangsa Indonesia hidup dengan aturan yang menyejukkan jiwa. Setiap agama mengajarkan kita kepada kebaikan dan dengan penerapan aturan-aturan agama akan ada konsekuensi yang kita perbuat dalam kehidupan kita, surga atau neraka. Kita adalah bangsa yang religius. Kita diajarkan untuk memegang moral serta akhlak yang luhur. Tercantum dalam poin pertama Pancasila, "Ketuhanan yang Maha Esa".
Ketuhanan berarti agama atau hal-hal yang berkaitan dengan sifat-sifat Tuhan, dan Esa berarti satu, pertama, dan utama. Dalam konsep ini, agama yang diutamakan, tentu ini amat bertentangan dengan ajaran yang sekular. Ingat, jangan lupakan nilai-nilai agama karena agama adalah prinsip atau dasar dari kehidupan kita.
2. Perbanyaklah Belajar
Belajar tidak harus mengusai enambelas pelajaran di sekolah. Kita pun wajib menambah literasi kita. Kita dapat mengekplorasi diri kita dengan beragam ilmu pengetahuan yang sama sekali tidak kita peroleh di sekolah. Misalnya, dengan mempelajari bahasa serta budaya daerah kita. Misalnya, saya berasal dari Suku Sunda, maka saya dapat meempelajari kesenian Sunda seperti suling, kawih, dan pupuh. Jika kita mampu mempromosikannya kepada dunia, kita tentu akan memiliki nilai jual yang tinggi.
Kita bahkan mampu mengalahkan para klub band Korea. Selama kita cinta dan tidak merasa gengsi pada kebudayaan lokal kita. Sebenarnya kita adalah bangsa yang cerdas. Kita hanya malas dan terlalu terobsesi dengan budaya luar yang dianggap lebih keren daripada budaya kita. Padahal kita lebih memiliki etika dan atitud yang luhur dengan bermodalkan kukuhnya Pendidikan Agama dan Pendidikan Moral Pancasila.
3. Gunakan Teknologi yang Ada dengan Sebaik-baiknya