Mohon tunggu...
Bagas Respati
Bagas Respati Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hakim tanpa Cermin

24 Oktober 2017   02:16 Diperbarui: 24 Oktober 2017   02:45 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai kalian penduduk semesta. Mungkin kalian pernah mendengar. Tentang sebuah kalimat. Mulut mu harimau mu. Memperingatkan kita agar selalu waspada. Akan apa yang akan keluar dari mulut.

Disadari atau tidak. Kalian selalu menggunakan kalimat itu. Atau yang bermakna seperti itu. Namun dengan kata yang seperti pisau. Bukannya nasihat. Kecaman lah yang keluar.

Mungkin niat kalian baik. Namun niat tidak terlihat. Seperti orang yang mencuri dengan niat menafkahi. Apakah yang kalian lihat adalah niatnya? Aku yakin yang kalian lihat adalah perlakuannya. Sama halnya dengan kalian. Kalian berniat untuk memberi nasihat. Kalian berniat untuk memperingati. Agar aku. Agar kami lebih berhati-hati. Namun yang kami dengar adalah kata-kata kecaman. Bukan peringatan. Apalagi nasihat. Dan yang perlu kalian ketahui. Di mata kami. Kalian terlihat. Atau terdengar. Seperti hakim tanpa cermin.

-Res-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun