Mohon tunggu...
Bagas Respati
Bagas Respati Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ruang Gelap Seorang Wanita

5 Oktober 2017   03:45 Diperbarui: 5 Oktober 2017   04:25 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Rasanya bingung. Saat aku menjadi seorang yang gampang jatuh hati. Hanya dengan kedipan mata pun diri ini dapat luluh. Bagi sebagian orang. Mungkin mereka menganggapku sebagai pembohong. Karena saat hari ini kubilang ku suka dia. Esoknya ku bilang ku suka yang lain. Atau seorang labil. Atau bocah baperan.

Mungkin memang aku ini labil dan baperan. Tapi aku bukan pembohong. Tidak pernah sekalipun aku berbohong tentang perasaan yang seperti ini. Dan kau tahu apa yang paling menyiksa dari menjadi orang seperti ku? Itu adalah saat dimana aku jatuh hati pada satu orang dan bertahan lama. Seperti terjebak dalam suatu ruangan gelap yang aku tak tahu apa isinya. Apakah barang barang  menyenangkan. Atau barang barang menyedihkan.

Kali ini ku rasakan. Terjebak di ruangan gelap itu. Ruangan gelap yang bernama seorang wanita. Detik demi detik hingga minggu demi minggu berlalu. Namun ruangan ini tetap gelap. Hingga aku melihat sebuah benda tergantung di temboknya. Seperti sebuah foto. Atau lukisan. Yang bergambar diriku. Berada di ruang kesendirian. Aku bingung apakah itu pertanda bahwa ruangan ini berisi kesedihan. Namun ku tetap bertahan.
Hingga akhirnya. Kulihat sekeliling ku. Nampak banyak gambar yang serupa. Seorang laki laki berada di kesendirian. Dengan air mata. Dan senyuman.

Ingin ku keluar dari kamar itu. Berkali-kali. Namun berkali-kali juga aku kembali. Tiap kali ku keluar. Ku selalu menengok kebelakang dan menemukan mu seolah memanggilku kembali. Dan aku kembali. Segala usaha ku lakukan agar tak kembali. Dengan hasil yang sama di akhirnya. Lalu kucoba tuk menetap sebentar. Semakin lama semakin gelap. Perasaan menyiksa yang terus datang. Melihat foto-foto orang lain yang seperti menatapku. Melihat fotoku sendiri yang belum jelas seperti apa. Apakah sama dengan yang lain. Atau akan ku temukan berbeda.

Akhirnya ku coba berusaha. Bukan mencoba keluar. Namun mencoba mengerti akan kamar ini. Kulihat ada bagian terang dari kamar ini. Berisi hal-hal yang menarik dan menyenangkan. Walau ku tak mengerti. Ada juga bagian yang lebih gelap. Berisi hal-hal yang aneh dan mungkin menakutkan. Walau beberapa tidak bagiku. Dan akupun menemukan sebuah pintu. Dengan lampu sorot diatasnya. Lampu kecil yang baru kusadari. Terlihat begitu banyak kunci bersandi yang ku tak tahu apa jawabannya. Lalu kuintip ke dalam ruangan itu melalui lubang kunci yang kulihat. Dan di dalam ku melihat beberapa foto laki-laki. Tidak banyak. Dengan senyum bahagia di wajahnya. Namun yang kulihat. Beberapa foto itu sudah retak. Bahkan ada yang sudah jatuh tergeletak di lantai. Seketika ku sadar. Bahwa ini bukanlah sekedar kamar gelap seorang wanita. Ini merupakan ruang hati seorang wanita.

-Res-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun