Mohon tunggu...
Bagas Prabowo Adi
Bagas Prabowo Adi Mohon Tunggu... Penulis - Teologi | Pemuridan

Studying at Surakarta Christian University, Faculty of Theology | Instagram : @bagasprabowo

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Senantiasa dalam Rencana-Nya

4 Februari 2021   22:44 Diperbarui: 4 Februari 2021   23:10 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pendoasion.wordpress.com

Bagi sebagian orang mungkin suara Tuhan memang tidak sebesar suara hati atau keinginan diri sendiri pada awalnya. Suara-suara keinginan hati terkadang jauh lebih vocal hingga menutupi suara hati Tuhan. Suara Tuhan mungkin memang terdengar samar tetapi menyentuh hati yang paling dalam, sehingga kita tidak bisa berpaling untuk mencari dan mendengar suaranNya lebih dalam.

RencanaNya mungkin seringkali tidak sesuai dengan dengan ekspektasi yang telah kita bangun selama ini, tetapi rencanaNya bukanlah rencana yang mencelakakan. RencanaNya kekal dan mendatangkan kebaikan. Mungkin kita membutuhkan waktu yang relatif lama untuk memahami. Namun, tidak apa-apa selama kita memutuskan untuk tetap berada dalam rencanaNya maka Roh Kudus yang dari Tuhan itu senantiasa akan menguatkan hati kita dan perlahan membuat semuanya menjadi jelas.

Kita telah melihat begitu banyak kisah dalam Kitab Injil bahwa Yesus tidak pernah mengutus murid-murid tanpa sebuah penyertaan, hingga pada saat Yesus terangkat ke sorga dan memberikan amanat agung-Nya (Mat 28:19-20). Begitu pula bukti penyertaan Allah dalam Perjanjian Lama untuk setiap pengutusanNya. 

Ada lebih dari 2000 kalimat yang berbicara tentang pernyertaan Allah dalam seluruh Alkitab jika kita mengetik dalam kolom pencarian. Mulai dari penyertaan Allah kepada bangsa Israel yang diutus pergi ke Tanah Kanaan. Hingga, melalui pengakuan Yesus sendiri dalam Yohanes 8:29 "Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya." 

Para murid yang diutus berdua-dua oleh Yesus, juga diperlengkapi dengan berkat dan kuasa atas roh jahat. Sehingga mereka di beri kuasa untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit dan mengusir setan dalam namanya (Mrk 6:6). Penyertaan telah menjadi salah satu ciri khas tetap Allah dalam setiap misi yang diberikan kepada anak-anakNya. Bukti-bukti ini bisa menjadi jawaban atas keraguan kita terhadap setiap rencanaNya.

Akan tetapi apakah suara hati Tuhan, benar-benar bisa tenggelam? Bisa!! Itu tergantung dari cara hidup kita. Apakah kehendak Tuhan menjadi prioritas utama dalam hidup saya? Apakah saya terbiasa seturut dengan kehendakNya setiap hari? Bahkan, dalam hal yang paling praktis sekalipun seperti memilih pakaian, mengerjakan tugas, menentukan kapan harus pulang saat bermain dan lain sebagainya. 

Apakah saya juga terbiasa menyerahkan seluruh bidang  dalam hidup saya kepada Tuhan. Seperti keuangan, studi, karir, bahkan pasangan hidup? Sebab, 2 orang yang terbiasa hidup bersama-sama selama hidupnya pastilah akan lebih peka dan mengerti satu sama lain. 

Jika kita sama sekali tidak terbiasa untuk hidup selaras dengan kehendakNya, tentu suaraNya tidak akan kita dengar. Pada titik ini maka kita perlu mempertanyakan apakah dulu saya menerima Yesus dalam hati saya dengan sungguh-sungguh ataukah ada suatu penghambat sedemikian besar? Inilah yang menjadi perenungan kita secara pribadi.

Untuk itu mari bersama-sama belajar untuk terbiasa mendengar dan mencari suara Tuhan. Belajar untuk mengalahkan ke-egois-an diri demi sesuatu yang kekal. Mengubah pikiran-pikiran kekhawatiran akan masa depan menjadi sebuah keyakinan dan kepercayaan sebab Allah menyertai.

Maka, berbahagialah kita yang tetap melakukan kehendak Tuhan meskipun berlawanan dengan kenginan duniawi. Kamu sedang memperjuangkan hal yang kekal, kamu sedang memperjuangkan hal yang tidak sia-sia. Kiranya keteladan Yesus Kristus senantiasa tinggal dalam hati kita semua murid-muridNya. Tuhan menyertai | BPA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun