Mohon tunggu...
Bagas Prabowo Adi
Bagas Prabowo Adi Mohon Tunggu... Penulis - Teologi | Pemuridan

Studying at Surakarta Christian University, Faculty of Theology | Instagram : @bagasprabowo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yesus Datang Membawa Pemisah?

19 Desember 2020   12:32 Diperbarui: 19 Desember 2020   12:45 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
andreasnataadmadja.com

"Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang" (Matius 10:34). Sebuah ayat yang seolah cukup keras dan mungkin nampak kontroversial yang pernah dikatakan oleh Yesus Kristus. Kita mungkin bertanya-tanya, mengapa perkataan Yesus yang satu ini sangat bertolak belakang dari ajaran Yesus tentang Kasih? Dalam bagian lain Yesus mengajarkan untuk mengasihi musuh, tetapi pada bagian ini seolah Yesus mencontohkan dirinya untuk menunjukkan kekerasan. Apa maksud sebenarnya dari perkataan Yesus ini? Nah, untuk itu kali ini kita akan membedah apa maksud dari perkataan Yesus ini dalam Matius 10:34-42.

Jika teman-teman memperhatikan, perikop ini masuk dalam pesan-pesan yang disampaikan oleh Yesus saat Ia memanggil murid-muridNya yang pertama. Yesus menyampaikan tentang beberapa hal yang harus dihadapi sebagai murid, beberapa nasehat, penderitaan-penderitaan yang harus dihadapi serta maksud kedatanganNya ke dunia ini. Hal ini dilakukan oleh Yesus supaya murid-murid memiliki gambaran tentang apa yang akan terjadi dan resiko apa saja yang akan mereka hadapi untuk melaksanakan tugasnya sebagai saksi Kristus di dunia ini.

Pada waktu ini sepertinya murid-murid telah cukup lama mengikut Yesus, kita dapat mengetahuinya dari kisah yang disampaikan dalam Matius 10 : 1 bahwa para murid diberi kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Kita dapat mengetahui bahwa Yesus telah cukup percaya dan mengenal murid-murid hingga Yesus memberikan kuasanya kepada para murid untuk mengadakan sebuah mukjizat melalui murid-muridNya.

Pada perikop tentang "Yesus membawa pemisahan ...... " kita bisa melihat bahwa sepertinya Tuhan Yesus sedang memberikan sebuah peringatan tentang sesuatu yang akan datang, yang dapat membuat seseorang heran mengapa hal tersebut harus terjadi. Yesus menjelaskan bahwa apa yang akan Ia sampaikan kepada dunia akan ditanggapi dengan permusuhan dan pertengkaran. 

Pedang, dapat kita artikan sebagai lambang pertentangan dan perpecahan yang tajam. Pada ayat 35 kita juga menemukan istilah "memisahkan" yang secara harafiah berarti "dibelah menjadi dua". Injil sering kali mengakibatkan perpecahan bahkan dikalangan keluarga, bukan karena terdapat kejahatan dalam Injil, melainkan karena adanya sikap memberontak di dalam diri seseorang sebagai manusia berdosa yang tidak mau bertobat.

Kabar yang disampaikan oleh Yesus Kristus layaknya sebuah pedang yang membuat pemisah diantara manusia. Yakni, orang-orang yang menerima Yesus sebagai Juruselamat dan orang-orang yang menolaknya, antara orang yang percaya dan orang yang dikuasai dosa. Kita menemukan sebuah nubuatan pula dalam ayat ini, bahwa di masa depan orang-orang akan saling berdebat dan bertengkar oleh sebab kepercayaan mereka, seperti yang sedang terjadi saat ini.

Ajaran Kristus mengenai damai dan kesatuan harus senantiasa diperhadapkan dengan kebenaran bahwa Ia datang "bukan untuk membawa damai, melainkan pedang". Bahwa, akan selalu ada seseorang atau sekelompok orang yang menentang kebenaran ini. Dalam hal ini Yesus sedang memberitahu para murid dari siapa dan oleh siapa datangnya penderitaan-penderitaan berat yang harus mereka tanggung. Hal ini juga bisa kita pahami sebagai peringatan penting bagi para murid untuk lebih mempersiapkan diri melaksanakan tugas-tugasnya.

Penolakan adalah hal yang wajar bagi seseorang yang memberitakan Injil. Kita sebagai saksi Kristus perlu mengerti bahwa resiko pengucilan atau pemisahan pasti akan kita alami. Untuk itu kita perlu mempersiapkan diri sejak awal untuk menghadapi hal ini. Kita diajak untuk mengerti bahwa keutaman Kristus dalam hidup kita juga perlu mendapat perhatian yang serius (ay 37).

Keutamaan Kristus dalam hidup inilah yang sebenarnya mampu membuat kita menghadapi segala penderitaan. Bahkan mendapatkan bagian yang mulia di sorga kelak. Sebab seharusnya harapan terbesar seorang saksi Kristus adalah orang-orang dapat melihat Allah serta memuliakanNya melalui diri, perkataan dan tindakan kita.| BPA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun