Mohon tunggu...
Bagas Prabowo Adi
Bagas Prabowo Adi Mohon Tunggu... Penulis - Teologi | Pemuridan

Studying at Surakarta Christian University, Faculty of Theology | Instagram : @bagasprabowo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keutamaan Kristus dalam Keluarga (Lukas 9 : 57-62)

16 Oktober 2020   01:20 Diperbarui: 16 Oktober 2020   01:26 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar : comeuntochrist.org

Pada perikop ini kita di sodorkan sebuah kisah perjalanan Yesus yang akan menuju ke Yerusalem. Dalam perjalanan, Yesus dan murid-muridnya bertemu dengan 3 orang yang berbeda yang ingin mengikut Yesus :

1)    Orang pertama dengan berapi-api dan bersemangat ingin segera mengikut Kristus, tetapi ia terlalu terburu-buru dan tanpa pertimbangan mengatakan hal tersebut. Sehingga Kristus memberi sebuah peringatan tentang harga yang harus dibayar jika seseorang akan mengikuti Dia (Ay 58).

       Jika kita melihat yang orang pertama ini, mungkin kita akan kagum dengan semangat yang ia tunjukkan. Tapi perhatikanlah, Yesus memberi peringatan penting, bahwa ketika mengikuti Dia Yesus tidak menjanjikan hal-hal besar di dalam dunia ini. Sebaliknya orang itu harus bersedia menanggung kemiskinan. Kita sering terjebak dengan emosi sesaat saat mengambil keputusan sehingga pada akhirnya menyerah dan justru malah berbalik dari jalan yang kita ambil. Untuk itu berpikir dengan matang sangat di perlukan untuk mengikut Kristus.

2)    Orang kedua juga mendapat ajakan dari Yesus "Ikutlah Aku". Tetapi orang ini memiliki sebuah kebimbangan dalam hatinya. Sehingga, ia meminta ijin sehari untuk menguburkan bapanya. Alasan ini memang masuk akal, meminta ijin untuk menguburkan bapaku, dan setelah itu aku berpikir untuk melayani Kristus. Padahal Kerajaan Allah dan kebenarannya haruslah dicari dan diperhatikan lebih dahulu.

3)    Orang ketiga juga bersedia mengikut Kristus, tetapi meminta sedikit waktu untuk berpamitan dengan keluarganya terlebih dahulu. Permintaan ini juga sama dengan orang kedua yang "nampaknya masuk akal". Karena dalam perjanjian lama kita juga melihat Elisa meminta untuk berpamitan terlebih dahulu mencium ayah dan ibunya sebelum mengikut Elia dan permintaan itu dikabulkan. Namun, pelayanan Injil lebih diutamakan, dan pelaksanaannya lebih mendesak dibandingkan dengan pelayanan para nabi, dan itulah sebabnya di sini permintaan itu tidak dikabulkan.

Diantara kita sebagai seorang anak atau orang tua dalam keluarga mungkin pernah menjadi seperti ketiga orang yang ditemui Yesus tadi. Merasa masih memiliki hal-hal yang kita anggap lebih penting untuk dikerjakan terlebih dahulu, padahal keutamaan melakukan perintah Allah adalah hal yang paling utama. Mungkin ada sebuah keluarga yang semangatnya sangat membara dan memiliki fanatisme yang tinggi mengikut Yesus. Tetapi saat pengorbanan keluarga tersebut tidak mendapat timbal balik yang cukup, atau saat keluarga tersebut di timpa oleh penderitaan bertubi-tubi, lantas menjadi keluarga yang paling mengutuki Allah.

Sebagai seorang anggota keluarga apa yang dapat kita lakukan?

1)    Mari menyelidiki secara pribadi terlebih dahulu, motivasi apa yang menjadi dasar saya mengikut Kristus? Apakah saya memiliki kemurnian untuk mengikut Kristus atau hanya mengikuti kemauan orang tua saja jika saya seorang anak? Seberapa pentingkah Kristus bagi saya? Apakah saya sudah membawa keluarga saya untuk mengikut Kristus dengan sungguh-sungguh jika saya seorang kepala keluarga? Mari kita timbang dan pikirkan dengan matang.

2)   Apapun peran kita dalam keluarga, kita dapat menjadi contoh bagi adik, kakak, suami atau istri  kita bahwa Kristus tinggal di dalam kita, dengan melakukan segalanya sesuai Firman Allah.

3)    Mulai beranikan diri untuk menunjukkan hal-hal rohani atau memperkatakan Firman Tuhan dalam tiap kesempatan yang ada dalam keluarga kita. Tidak perlu takut untuk dikatai "sok rohani" asal lakukanlah itu dengan setia, tidak menyimpang dari FT dan dengan bahasa yang baik.

Tidak perlu terburu-buru untuk melakukan semua itu, perlahan namun pasti. Hingga keluarga kita sepenuhnya mendasarkan diri dan memahami bahwa Kristus adalah yang paling utama. Meninggalkan semua ikatan dan beban hati demi mengikut Kristus. | BPA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun