Apakah manusia itu?? Ia adalah mahkluk yang paling egois di dunia ini. Egois karena kita hanya ingin bahagia dan berumur panjang. Sungguh heran bagaimana kita bisa hidup dengan saling menyakiti demi kebahagian. Segala bentuk kekerasan pernah dilakukan oleh kita sebagai manusia, tidak hanya kepada sesama tetapi juga kepada mahkluk yang lain, menjadikan manusia mahkluk yang paling kejam diantara ciptaanNya yang lain.
Bagaimana tidak, kita bahkan menyenangkan orang lain hanya demi mendapatkan timbal balik dari orang-orang itu, apalagi alasannya jika bukan demi pengalaman kebahagiaan dan kepuasan disanjung.
Apakah kamu pernah menjadi korban kekejaman oleh sesamamu? Pertanyaan ini sekaligus juga memiliki dua sisi tajam, apakah kamu pernah melakukan kekejaman terhadap sesamamu pula?
Saat kita merasa sedih karena mengalami kekejaman dari orang lain, disisi yang lain kita merasa bersalah pula karena pernah melakukan kekejaman kepada orang lain. Tak tahu malu, bahkan saat sedih pun kita bisa begitu egois dengan berpikir bahwa kita adalah mahkluk yang paling menyedihkan. Egois, benar-benar egois.
Lalu mengapa kita harus ada?? Pertanyaan paradoks yang memicu pertanyaan-pertanyaan lain tentang eksistensi manusia. Apakah kita ada untuk mengatur bumi yang tercipta ini? Kenapa harus manusia? Mengapa kita harus dalam wujud morfologis dan fisiologis yang seperti ini?
Pertanyaan-pertanyaan lain akan terus muncul kemudian kita hanya akan terdiam dan kembali berjalan dengan tertunduk tanpa mendapatkan jawaban. Menjadikan misteri eksistensi manusia itu sebuah harta karun yang sangat bernilai, tetapi tak pernah terungkap. Mengembalikan kita dalam lingkaran setan yaitu saling melakukan kekejaman dan keegoisan.