Mohon tunggu...
Bagas Prabowo Adi
Bagas Prabowo Adi Mohon Tunggu... Penulis - Teologi | Pemuridan

Studying at Surakarta Christian University, Faculty of Theology | Instagram : @bagasprabowo

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tuhan Tahu Manusia akan Berdosa, Mengapa Tetap Diciptakan?

6 Februari 2020   07:00 Diperbarui: 6 Februari 2020   07:07 2671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kita semua sangat yakin bahwa Tuhan itu Maha mengetahui. Namun, jika Tuhan tahu bahwa manusia akan terjatuh dalam dosa dan melukai hati-Nya kelak, mengapa Tuhan tetap menciptakan manusia? Pernahkah berpikir demikian? Sejujurnya saya pun pernah menanyakan hal yang serupa.

Sebelum menjawab pertanyaan ini,  kita perlu menyelaraskan pemahaman bahwa pikiran manusia itu sangat terbatas, dan tidak mungkin bagi manusia untuk memahami atau menjelaskan tentang Tuhan secara utuh. Karena apabila kita dapat memahami Tuhan secara utuh, maka Tuhan itu tidak ada dan Ia hanya sebatas pemikiran manusia saja, karena Ia dapat dinalar dan dipahami oleh pemikiran manusia. Keseluruhan tentang Tuhan itu berada sangat jauh dari pengetahuan manusia.

Karena Tuhan melampaui akal dan pikiran kita, sudah pasti ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak mungkin terjawab bagi manusia, sama halnya dengan pertanyaan diatas. Memang benar bahwa hanya Tuhan lah yang dapat menjawab pertanyaan itu, saya sendiripun juga tidak akan mengetahui jawabannya. Namun, saya akan mencoba menjawab pertanyaan diatas dengan pertanyaan pula.

Kita semua manusia bukan? Normalnya Kelak kita juga akan memiliki keluarga dan keturunan (kecuali orang-orang yang memutuskan untuk hidup selibat/tidak menikah). Impian setiap keluarga baru adalah memiliki anak. Nah, kita sendiri pun juga mengetahui bukan bila anak kita lahir kelak, suatu saat nanti ia juga pasti akan melakukan kenakalan dan merepotkan kita, atau mungkin lebih parahnya akan memusuhi kita dan meninggalkan kita saat kita sudah tua dan tak berdaya. Tetapi, mengapa anda masih menginginkan seorang anak lahir ditengah keluarga kecil anda??

Mungkin anda akan menjawab karena saya menginginkannya, karena saya akan Bahagia jika memiliki seorang anak, karena saya akan mengasihinya kelak, dsb. Demikianlah jawaban atas pertanyaan tersebut dapat kita asumsikan terhadap alasan Tuhan tetap menciptakan manusia, meskipun ia akan berdosa.

Saudara yang terkasih, jawaban diatas memang tidak sepenuhnya menjawab secara tepat pertanyaan yang kita bahas dalam pembahasan ini. Dan mungkin banyak dari saudara sekalian yang tidak puas mendapatkankan jawaban yang demikian. Namun, saya harap jawaban tersebut dapat sedikit membantu kita memahami tentang Tuhan.

Perlu diketahui juga bahwa Tuhan bukanlah sosok seperti benda mati. Ia adalah Pribadi, Ia dapat berbicara, Ia dapat menyatakan emosi, Ia dapat marah pula. Sebagaimana kita menggambarkan pribadi Tuhan itu "seperti seorang manusia" dalam setiap peristiwa dalam hidup kita. Kita mengatakan bahwa Tuhan marah saat bencana alam terjadi, kita mengatakan Tuhan berbelas kasih saat keajaiban/mukjizat terjadi, kita mengatakan Tuhan diam saat ia tidak segera menjawab doa-doa kita. Jika demikian, bukankah ia juga seorang Pribadi ?? Selayaknya pribadi seperti kita yang dapat menyimpan rahasia, maka Tuhan pun juga memiliki rahasia-Nya sendiri.

Salam sejahtera, Tuhan Memberkati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun