Mohon tunggu...
Bagas Indrayatna
Bagas Indrayatna Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa

I am a student at ITSB majoring in Palm Oil Processing Technology SMART scholarship. I am interested in renewable energy, palm oil, and mechatronics.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eksistensi Digital Library, Meningkatkan Prestasi Siswa

4 Desember 2019   02:02 Diperbarui: 4 Desember 2019   02:14 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kualitas pendidikan kita sulit beranjak dari keterpurukan selama minat baca dan dunia perpustakaan tidak dibangun dan diurus dengan sungguh-sungguh. Mutu pendidikan kita tidak bisa lepas dari rendahnya minat baca. 

Banyak indikasi yang menggambarkan terpuruknya kualitas pendidikan kita. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan kita. Melalui pengembangan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, salah satunya dengan peningkatan mutu manajemen sekolah. 

Namun ada satu hal mendasar yang belum menjadi perhatian khusus oleh banyak pihak, yaitu rendahnya minat baca.

Barangkali, inikah salah satu akar permasalahan terpuruknya pendidikan kita? Karena rendahnya minat baca menjadikan kebiasaan membaca yang rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah menjadikan kemampuan membaca juga rendah, yang dampak terburuknya adalah rendahnya kemampuan dan budaya belajar. Rendahnya minat baca, tentu tidak hanya sebatas masalah kuantitas dan kualitas buku saja, melainkan terkait juga pada banyak hal yang saling berhubungan. Misal, mental anak dan lingkungan keluarga/masyarakat yang tidak mendukung. Sekarang para orang tua kesulitan membangkitkan minat baca anak karena gencarnya kehidupan dibombardir oleh media informasi dan hiburan elektronik. Anak lebih suka nge-game di Play Station atau melalui HP sedangkan orang tua lebih suka nongkrong atau menonton acara televisi daripada menunggui anak belajar.

 Para pakar pendidikan berpendapat, untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum, salah satu jalan yang ditempuh adalah meningkatkan minat baca. Upaya meningkatkan minat baca akan efektif jika dimulai sejak dini, saat masih usia anak-anak. Sekolah melalui pemberdayaan perpustakaannya, memiliki peran besar dalam membina, membiasakan dan memfasilitasi agar minat baca tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Namun apa yang kita temui di sekolah-sekolah kita, banyak SD (bahkan SMP dan SMA) masih ada yang tidak memiliki ruang khusus untuk perpustakaan dan tidak memiliki petugas khusus yang mengelola perpustakaan. Dengan demikian, wajar saja kalau siswa kita tidak terasah kemampuan membacanya karena memang tidak terfasilitasi. Cobalah kita merenung, barangkali rendahnya mutu pendidikan di negeri ini terkait dengan keteledoran kita menelantarkan perpustakaan dan meminimalisir fungsi perpustakaan dalam membangkitkan masyarakat belajar di lingkungan sekolah.

Perpustakaan sekolah merupakan tempat siswa memperoleh bahan bacaan/informasi yang sangat diperlukan bagi pengembangan kecerdasan dan kedewasaannya. Apabila perpustakaan dapat berfungsi dan diberdayakan dengan optimal maka siswapun pasti juga akan berdaya, lebih cerdas, lebih berwawasan dan lebih berkemampuan. Artinya perpustakaan dapat berperan dalam meningkatan mutu pendidikan. Misi utama perpustakaan adalah menyediakan layanan dan pemberdayaan koleksi bahan pustaka.

Terlaksananya misi tersebut sangat bergantung pada kondisi berkembangnya minat dan kebiasaan membaca, tetapi sebaliknya minat dan kebiasaan membaca juga hanya dapat berkembang manakala tersedia fasilitas bahan bacaan yang memadai, sesuai, cukup, menarik untuk dibaca dan mudah diperoleh calon pembacanya. Di sinilah pentingnya peran Perpustakaan Sekolah.

Berbicara mengenai fasilitas bacaan yang memadai kita akan bertemu dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah format masyarakat, dari masyarakat lokal menjadi masyarakat dunia global. Segala sesuatu sangat transparan terutama pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam kehidupan masyarakat global, distribusi informasi dan komunikasi bisa dilakukan tanpa hambatan geografis. Jadi, tidak ada masalah lagi bagi masyarakat dunia untuk melakukan aktivitas apapun, kapanpun dan dimanapun. Hal tersebut dimungkinkan karena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan fasilitas untuk melakukan segala bentuk aktivitas. Dalam hal ini, kecanggihan teknologi informasi memungkinkan siapapun dengan mudah dan cepat dalam mengakses informasi melalui berbagai multimedia. Sedangkan perkembangan teknologi komunikasi membuat seseorang saat ini tidak perlu harus bertatap muka atau berkirim surat yang memakan waktu lama. Dalam hitungan detik masyarakat mampu berkomunikasi dengan menggunakan telpon, telpon seluler, internet dan sebagainya.

Peran perpustakaan sekolah dalam globalisasi, sangatlah penting. Setiap orang dalam berbagai kegiatannya tidak dapat lepas dari informasi karena informasi telah menjadi kebutuhan primer, terutama siswa sekolah. Dalam beberapa aspek pendidikan, kita selalu membutuhkan ketersediaan informasi dan ilmu. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bersekolah. Untuk memenuhi tuntutan dari pengguna informasi dan ilmu, maka perpustakaan sebagai pengelola dan sumber informasi serta ilmu harus mampu memberikan pelayanan yang memadai dengan menyediakan informasi yang benar-benar relevan dan akurat bagi setiap pengguna.

Berbicara mengenai hal tersebut kita akan bersentuhan dengan pemanfaaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) pada perpustakaan untuk pemberdayaan yang lebih maju. Hal itu dapat dikatagorikan ke dalam dua kelompok yaitu :

  • Otomasi perpustakaan adalah komputerisasi kegiatan rutin dan operasi sistem kerumahtanggaan perpustakaan (library house keeping) yang mencakup pengadaan, pengatalogan termasuk penyediaan katalog online (OPAC), pengawasan sirkulasi dan serial. Dengan kata lain perpustakaan terotomasi adalah suatu perpustakaan yang menggunakan sistem terotomasi untuk penanganan sebagian atau seluruh kegiatan rutinnya.
  • Pelayanan digital adalah penyediaan fasilitas akses jauh (remote acces) dan publikasi elektronik. Perpustakaan digital (Digital Library) adalah suatu perpustakaan yang koleksi disimpan di format yang digital (sebagai lawan cetakan, microform, atau media yang lain) dan dapat diakses oleh computers. Jumlah artikel jurnal sebagai publikasi elektronik tumbuh dan berkembang dengan pesat. Dokumen lama didigitalisasi agar dapat diakses secara elektronik.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di perpustakaan sekolah memang sudah merupakan keharusan, agar perpustakaan tetap diminati.Pemanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara positif dan kreatif,maka kegiatan dan operasi perpustakaan berjalan lebih sinergi, harapan masyarakat pengguna perpustakaan terpenuhi dan efektivitas layanan perpustakaan dapat dicapai. Misi perpustakaan untuk mengumpulkan, mengorganisasikan dan menyediakan akses terhadap sumber daya informasi tetap relevan, tetapi teknologi dan cara untuk melakukannya mengalami perubahan. Oleh karena itu usaha-usaha untuk melakukan pengumpulan, pengolahan atau pengorganisasian dan pelayanan atau penyediaan akses terhadap sumberdaya informasi harus terus dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Perpustakaan memiliki beberapa jenis layanan yang disediakan bagi pengguna perpustakaan. Akan tetapi adanya berbagai layanan tersebut, sebenarnya hanya ada satu produk yang dilayanankan kepada masyarakat.Perpustakaan hanya membungkus produk tersebut menjadi berbagai jenis layanan. Produk yang menjadi inti dari layanan perpustakaan adalah informasi. Pada kenyataannya, informasi saat ini menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Bahkan informasi menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan seseorang atau lembaga. Mereka akan sukses apabila mampu mengelola dan memanfaatkan informasi yang tersedia.

            Dari definisi tersebut maka informasi dapat dianggap sebagai sumber pengetahuan, karena pengetahuan memberikan manfaat bagi orang yang memilikinya.Dalam dunia perpustakaan, yang dilayankan pada masyarakat adalah informasi. Hal ini bisa disimpulkan karena didalam buku atau koleksinya lainnya di perpustakaan terekam informasi dan ilmu pengetahuan.

Ada berbagai alternatif dalam mempercepat penyebaran atau distribusi informasi, diantaranya kita bisa menggunakan mobile dan wireless technology. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah memasuki eramobile technology dan wireless technolgy. Era mobile technology adalah masa dimana produk-produk teknologi informasi dapat dibawa kemana-mana dan dimanfaatkan kapanpun dan dimanapun. Sedangkan untuk wireless technology adalah teknologi tanpa kabel.

Mobile technology memungkinkan siapapun untuk membawa informasi-informasi yang dibutuhkan kemanapun dia pergi. Sedangkan teknologi wireless memungkinkan seseorang terkoneksi internet tanpa harus terhubung dengan kabel jaringan. Dengan menggunakan komputer yang memiliki fasilitas wireless dan berapa pada area hotspot, memungkinkan seseorang terkoneksi kedalam jaringan internet. Teknologi wireless semakin memudahkan komunikasi antar komputer. Perkembangan kedua teknologi tersebut memberikan pengaruh terhadap budaya dan gaya hidup masyarakat. Hal ini menjadikan masyarakat menginginkan segalanya disajikan secara cepat, tepat dan mudah.

Perkembangan mobile dan wireless technology tentu perlu direspon perpustakaan. Ketika masyarakat Indonesia menjadi masyarakat "mobile", maka waktu mereka untuk mengakses perpustakaan secara langsung semakin terbatas. Dalam kondisi seperti ini perpustakaan perlu mendesain layanan yang mampu mendekatkan layanan perpustakaan kepada pengguna, walaupun perpustakaan jauh secara fisik dari pengguna. Apabila hal ini tidak dilakukan, mungkin perpustakaan akan ditinggalkan oleh masyarakat.

Saat ini banyak perpustakaan yang telah memiliki website. Akan tetapi selama ini kebanyakan website perpustakaan tersebut hanya difungsikan sebagai sarana publikasi atau katalog online.Seharusnya eksistensi website perpustakaan juga dimanfaat sebagai digital library, sehingga perpustakaan dapat diakses selama 24 jam. Layanan berbasis web yang dimaksudkan disini adalah optimalisasi website perpustakaan dalam memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan. Pengguna dapat mendapatkan layanan apapun yang mereka butuhkan melalui website perpustakaan. Misalnya untuk mengetahui status suatu koleksi ada atau sedang dipinjam, dan pemesanan buku melalui website perpustakaan.Untuk mewujudkan hal ini, sistem informasi perpustakaan perlu terintegrasi dengan web perpustakaan.

Website perpustakaan nantinya akan difungsikan sebagai perpustakaan digital (digital library). Melalui website yang dimiliki perpustakaan, maka dapat disajikan koleksi yang dimilikinya kepada pengguna perpustakaan.Dengan usaha ini, pengguna tidak perlu berkunjung ke perpustakaan. Cukup dengan mengakses website perpustakaan dengan laptop atau komputer desktop, mereka dapat menikmati koleksi digital perpustakaan untuk menunjang aktivitasnya.Dengan demikian, perpustakaan seolah-olah berada dalam genggaman mereka.Bahkan di era mobile techology semacam ini, tampaknya perpustakaan digital merupakan format ideal perpustakaan yang diimpikan masyarakat.Dimanapun dan kapanpun mereka dapat mengakses layanan serta koleksi yang dimiliki perpustakaan.

Adanya layanan berbasis web ini mungkin akan menurunkan tingkat kunjungan pengguna perpustakaan ke perpustakaan, akan tetapi akan meningkatkan akses pengunjung terhadap layanan yang disediakan perpustakaan. Pengguna perpustakaan akan semakin dekat dengan perpustakaan dan dengan mudah dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan setiap saat. Perpustakaan seolah-olah berada dalam genggaman tangan pengguna perpustakaan, karena hanya dengan mengoperasikan berbagai produk teknologi informasi dan komunikasi yang ada dalam genggaman tangan mereka, masyarakat dapat menikmati layanan perpustakaan.

Untuk realisasi konsep layanan digital, maka sudah saatnya perpustakaan membangun koleksi digital.Adapun tujuan koleksi digital adalah :

  • Memusatkan diri pada teknologi digitalisasi, teknik pengolahan data dan pengawetan digital.
  • Mencari peluang dan mengembangkan kompetensi baru di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
  • Memusatkan diri pada integrasi bahan digital ke dalam koleksi perpustakaan melalui sistem modular.
  • Perpustakaan perlu menghimpun koleksi digital. Ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk menghimpun koleksi digital yaitu dengan melakukan proses digitalisasi koleksi atau mencari koleksi digital yang tersebar di dunia maya atau internet.

    • Digitalisasi koleksi merupakan adalah proses digitalisasi dokumen, informasi dan koleksi lainya sehingga berwujud dokumen digital (Suprihadi, 2005; 2). Dengan kata lain digitalisasi berarti melakukan konversi dari koleksi tercetak menjadi koleksi digital maka ada berbagai sarana yang dibutuhkan perpustakaan.
    • Memanfaatkan internet sebagai sarana untuk menghimpun koleksi digital. Cara ini merupakan cara yang efektif dan efisien. Efektif karena dengan memanfaatkan internet koleksi digital dapat diperoleh secara cepat dan tepat. Sedangkan efisien dimaksudkan bahwa koleksi digital tersebut diperoleh secara cepat dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Di dunia internet tersedia banyak jurnal on-line atau elektronik, makalah atau e-book. Apabila perpustakaan mampu melakukan langkah ini maka distribusi informasi bagi mereka yang membutuhkan dapat dilakukan secara cepat.
    •       Perpustakaan digital yang menjadikan website sebagai sarana layanannya, sehingga format perpustakaan yang ideal bagi masyarakat dengan mobilitas tinggi dapat dipenuhi. Untuk mengakses layanan dan koleksi perpustakaan, mereka tidak perlu mengakses perpustakaan secara fisik, cukup dengan mengakses website perpustakaan kebutuhan informasi pengguna perpustakaan akan segera diperoleh.

    •       Dari beberapa penjabaran mengenai perpustakaan digital diatas, kita dapat mengambil benang merah bahwa ilmu pengetahuan sudah ada dalam genggaman siswa. Secara tidak langsung hal ini sangat berpengaruh dalam peningkatan prestasi siswa. Dengan adanya hal ini, siswa dapat berkreasi dan dapat mengembangkan prestasinya tanpa harus pergi ke perpustakaan. Mereka tinggal mengambil telepon pintarnya kemudian memilih atau mencari ilmu yang mereka butuhkan. Sungguh mudah kawan. Ilmu di depan mata, Prestasi akan bersama siswa.
  • Orientasi masa depan, perpustakaan akan selalu dalam genggaman siswa. Maka secara tidak laangsung ilmu pengetahuan dan informasi ada dalam tangan siswa. Ini sangat berpengaruh dalam peningkatan prestasi siswa karena sumber ilmu sudah ada dalam genggamannya. Hal di atas menunjukkan bahwa perpustakaan digital sangat berpotensi untuk mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dalam upaya meningkatkan prestasi siswa sekolah.

     

    " Genggamlah Dunia dengan Membaca "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun