Mohon tunggu...
Bagas Ardika Prakasa
Bagas Ardika Prakasa Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMA

Be yourself

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dilema akan Pembukaan Pembelajaran Tatap Muka

30 Maret 2021   15:48 Diperbarui: 30 Maret 2021   15:52 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Terhitung sejak hari ini, tepat setahun lalu virus corona telah mewabah di Indonesia pada 15 Maret 2020, sekitar kurang lebih 1,5 juta orang telah terpapar oleh ganasnya virus ini yang secara tidak langsung pada saat itu muncul di hadapan. 

Ibarat penyakit sejenisnya, virus corona secara tak kasat mata mampu berkembang lebih luas dan bahayanya, ia menularkan secara gamblang hingga menjadi sebuah penyakit baru yang berakibat bagi kesehatan banyak orang di dunia ini terganggu. Terbukti malah mengakibatkan kejadian fatal yakni kematian. 

Tak hanya mengganggu kesehatan fisik seseorang, melainkan masuk ke dalam permasalahan bidang kehidupan. Karenanya, hampir seluruh aspek kehidupan manusia di bidang sosial, politik terutama ekonomi terpaksa harus terhenti seketika.

Guna menghindari penyebarannya secara luas serta meningkatkan kewaspadaan terhadap virus corona ini yang dianggap lebih cepat menular, maka masyarakat dunia termasuk Indonesia menghentikan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan sebuah pertemuan yang merupakan awal pemicu serta salah satu cara penyebaran virus ini lebih cepat menular. 

Kini semua diminta dengan konsisten untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah dicanangkan pemerintah dan memenuhi standar kesehatan Internasional. Tanpa adanya tolakan dari semua pihak demi kemaslahatan bersama.  

Tak hanya bidang yang disebutkan tadi, bidang lainnya yang terkena dampak yakni di bidang pendidikan. Sudah menjadi berita khalayak dan hampir setahun lebih, satuan pendidikan untuk pembelajaran tatap muka di Indonesia ditiadakan. 

Tak lepas dari alasan masih khawatirnya para guru terutama para orang tua siswa jikalau pembukaan sekolah di tengah pandemi ini yang terbilang masih berkeliaran dapat menularkan virus sebab dengan berkerumunannya banyak siswa yang ada di sekolah. 

Namun, Menteri Pendidikan & Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makariem menegaskan, bahwasannya ia bersama jajarannya serta dengan pembahasan yang telah diajukan bersama, beliau membahas rapat yang sejatinya untuk persiapan vaksinasi Covid-19 bagi guru dan tenaga pendidik agar lebih diutamakan. 

Tanpa mengesampingkan kesehatan para siswa, vaksinasi ini tak lain bertujuan agar lingkungan sekolah lebih disterilkan serta masyarakat di dalamnya yakni guru untuk sosialisasi protokol kesehatan yang baik dan sesuai. 

Apabila itu semua sudah dijalankan dengan baik maka para siswa akan lebih merasa aman dan nyaman akan kehadirannya kembali di sekolah. Namun tetap dengan kapasitas sekolah yang hanya memperbolehkan siswanya masuk sebanyak 50% dari total semua siswa.

Dan menurut data, anak 17 tahun ke bawah tidak terlalu rentan terhadap virus corona ini, yang sejatinya masih kalangan anak sekolah yang tidak tahu apa-apa saat berkumpul banyak dengan teman-temannya di sekolah. Yang bisa mengakibatkan klaster baru virus Covid-19 ini. Maka diperlukan sosialisasi untuk menerapkan protokol kesehatan dari para guru kepada siswanya agar menaati hal tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun