Mohon tunggu...
Andreas Bagas
Andreas Bagas Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Fisip Uajy 2018

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Baru sebagai Sarana Praktik Jurnalisme Warga

25 Oktober 2020   23:26 Diperbarui: 25 Oktober 2020   23:36 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: remotivi.or.id

Dalam era yang semakin modern ini, banyak perkembangan bagi semua warga masyarakat untuk melahirkan informasi berita melalui media digital. Media digital disini mempunyai peran umum bagi seluruh warga yang ingin menggunakan media digital ini sebagai sarana untuk praktik pelaporan berita yang dilakukan oleh warga biasa.

Media baru atau media digital telah menjadi ruang yang sangat luas bagi seluruh warga yang ingin menyampaikan berita ataupun informasi. Hal ini, membuat keterlibatan bagi media warga dalam membuat perpanjangan dari media arus utama seperti Kompasiana milik Kompas dan NET CJ milik Netmediatama.

Sudah menjadi isu yang biasa bahwa, kinerja jurnalis pada media baru telah menuai banyak kritik karena dalam proses pemberitaanya. Peran suatu media sebagai institusi sosial sering kali bertolak belakang dengan kepentingan pemilik yang berafiliasi ekonomi dan politik.

Menurut McChesney and Nichols (2010) berargumen bahwa krisis terhadap kinerja jurnalisme disebabkan karena mereka bekerja dibawah institusi media yang berorientasi laba dan mengarah kepada komersialisasi. Sumber informasi berita untuk jurnalisme warga harus bersifat substantif dan berkaitan dengan kepentingan mereka. Oleh sebab itu, negara Indonesia yang bersifat demokrasi ini seharusnya memberikan kesempatan bagi warga negaranya untuk terlibat dalam menginformasikan suatu berita tanpa ada tekanan dari pihak manapun.

Televisi yang menjadi contoh media arus utama ini sudah jauh dari perwujudan nilai demokrasi karena memiliki konten yang selalu mengarah kepada kepentingan elit. Media baru sebagai teknologi yang memungkinkan komunikasi secara digital melalui computer mediated communication (Creeber dan Martin, 2009, p.2). Potensi dari media digital yang memungkinkan pengguna membuat kontennya sendiri kemudian mendorong pengguna secara aktif dalam membuat dan diseminasi konten secara global.

Kegiatan jurnalisme atau seorang yang melaporkan berita yang sebelumnya dilakukan oleh wartawan, sekarang dapat dipraktikkan oleh warga biasa tanpa adanya suatu ilmu. Spekulasi yang diberitakan oleh Cooper (2006) bahwa masyarakat yang mengilhami praktik jurnalisme tersebut sebagai manifestasi asas demokrasi dan menurunnya kepercayaan mereka atas media arus utama.

Ada juga menurut Carr, dkk (2014) praktik jurnalisme yang dilakukan oleh warga muncul sebagai respon terhadap krisis dan lemahnya peran jurnalis dalam memuat konten berita yang homogen. Dengan adanya media digital ini, membuat warga menjadi bisa ikut terlibat terkait isu-isu yang beredar dan dapat diberitakan semakin beragam. Dengan kemudahan masyarakat dalam praktik penyebaran isu-isu pemberitaan ini maka bisa disebut sebagai jurnalisme warga.

Jurnalisme Warga menurut Bowman dan Wilis (2003) yaitu tindakan yang dilakukan oleh warga baik individu maupun kelompok yang berperan aktif dalam proses mengumpulkan, melaporkan, menganalisa, dan menyebarkan berita dan informasi. Kemudian bahwa siapa saja yang mempunyai ponsel yang terhubung dengan jaringan internet di waktu dan di tempat kejadian dapat meliput, maka mereka disebut sebagai jurnalisme warga.

Seperti yang telah disinggung di atas tadi, bahwa media arus utama khususnya televisi sudah jauh dari perwujudan nilai demokrasi karena kontennya lebih mengarah kepada kepentingan elit. Hal ini menyebabkan teknologi media baru semakin menampakkan transformatifnya.

Potts, dkk (2008), menjelaskan konsep participatory sebagai proses di mana audiens terlibat aktif dalam proses menjadi producer sekaligus consumer yang disingkat sebagai prosumer. Dengan adanya kolaborasi inilah bisa menjadikan wadah bagi warga yang biasanya sebagai pengguna saja, sekarang dapat terlibat aktif secara langsung menuangkan idenya melalui user generated content.

Participatory ini dapat dilakukan dengan melalui suatu teknologi media baru yang berbentuk dalam suatu blog seperti Wikipedia dan Wordpress yang dapat memenuhi siapa saja yang menyunting, menghapus, dan juga menambahkan sebuah konten (Jurrat, 2011). Twitter dan Facebook sebagai microblogging ini digunakan untuk pengalaman pribadi. Lalu User Generated Content berbentuk dan tergolong dalam sebuah video melalui channel Youtube.

Dengan demikian, penonton tidak hanya terhubung secara vertikal dengan orang-orang yang mempunyai kekuatan seperti editor dan politisi, tetapi juga secara horisontal yang memberikan mereka itu peluang dalam proses memobilitasi suatu konten (Rosen, 2006).

Dalam jurnalisme warga, media arus utama sangat berperan penting sebagai sarana utama sebagai seorang jurnalis. Dengan adanya suatu media, memudahkan jurnalis untuk lebih bebas dalam menggunakan media untuk memproduksi suatu kontennya sendiri yang kemudian dibawanya ke arah bidang jurnalisme.

sumber: news.koropak.co.id
sumber: news.koropak.co.id

Disebutkan bahwa kegiatan jurnalisme yang sebelumnya dilakukan oleh wartawan profesional, sekarang warga biasa pun sudah dapat melakukannya juga. Menurut Glaser (2006) konsep jurnalisme warga atau Participatory Journalism telah digunakan untuk penyampaian suatu pemberitaan atau informasi baik secara individu atau kelompok dengan dukungan suatu teknologi untuk melakukan distribusi fakta secara global tanpa adanya pelatihan secara khusus bagi warga biasa untuk menjadi jurnalistik yang profesional.

Pada intinya jurnalisme warga adalah mendorong partisipasi seluruh warga untuk aktif dalam proses membuat sebuah pemberitaan atau informasi yang seseorang itu lihat dan mereka alami tanpa adanya suatu literasi yang cukup.

Dengan banyaknya media arus utama, jenis media jurnalisme warga di Indonesia tadi tidak memiliki bentuk secara independen, semuanya itu merupakan proses pemanjangan dari media arus utama.

Dengan adanya penelitian dari Macharashvii (2012) tentu ada banyak keunggulan bagi media arus utama yang mengakomodasi kerja praktik jurnalisme warga di Indonesia dengan meminimalisir biaya, memberikan kesempatan masyarakat untuk mewujudkan demokratisasi, berita lebih bervariasi terutama dalam konteks lokal, tidak adanya akuntabilitas, dan dapat menjadi jalan pintas bagi wilayah yang tidak terjangkau.

Dalam proses dinamika dan implikasi praktik seorang jurnalisme warga, adanya keterbukaan dalam proses pembuatan berita atau penyebaran informasi dengan adanya prosumer sehingga dalam pembuatan berita tidak perlu dilakukan oleh jurnalis yang profesional. Dengan adanya prosumer ini, membuat masyarakat yang kurang akan adanya literasi dan pengetahuan mengenai jurnalisme ini bisa ikut bergabung tanpa harus memiliki pengetahuan yang setara dengan seorang jurnalis pada umumnya.

Media arus utama, biasanya memposisikan seorang jurnalis itu sebagai produsen suatu berita, sekarang dapat hadir warga biasa yang mencari berita dan menyuntingnya sebagai bahan literasi seorang jurnalisme warga. Bisa juga sebaliknya, warga bisa saja diposisikan sebagai konsumen berita dalam lingkup jurnalisme warga ini produsen berita yang kontennya dapat dijadikan referensi oleh media arus utama tersebut.

Selanjutnya, terkait dengan isu profesional yang masih menjadi perdebatan dalam berbagai literatur mengenai akan posisi warga dalam partisipasinya membuat berita. Praktik jurnalisme yang selanjutnya adalah mengenai suatu etika. Berbeda dengan media utama tadi, yang menyajikan berita ataupun konten homogen dan lebih mengarah kepada kepentingan elit dan media baru memang memberikan perubahan baru dalam jurnalisme warga.

Namun, tak jarang terjadi pelanggaran etika jurnalisme warga, yaitu cenderung ke opini yang tidak berdasarkan data dan fakta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun