Mohon tunggu...
Andreas Bagas
Andreas Bagas Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Fisip Uajy 2018

Selanjutnya

Tutup

Film

Hubungan Berpacaran Kebablasan hingga Hamil dalam Film "Dua Garis Biru"

24 September 2020   10:46 Diperbarui: 24 September 2020   11:59 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa remaja merupakan masa yang tidak bisa dilupakan apalagi mengenai soal kisah asmara. Karena masa remaja merupakan masa pubertas, yaitu masa menyukai lawan jenis dengan rasa cinta yang menggebu-gebu. Dalam artikel ini saya akan menjelaskan sudut pandang saya mengenai film Dua Garis Biru.

Dua Garis Biru merupakan film dengan genre drama remaja di Indonesia yang dirilis pada tahun 2019 yang mengangkat tema mengenai kehamilan remaja. Film yang di tulis oleh Gina S. Noer dan disutradarai oleh beliau juga memiliki pesan yang begitu besar bagi remaja dalam menjalin hubungan percintaan.


Film ini bercerita tentang dua orang remaja yakni Bima yang diperankan oleh Angga Yunanda dan Dara yang diperankan oleh Adhisty Zara yang menjalin hubungan berpacaran yang akhirnya mereka menikah diusia muda.

Film ini mengisahkan tentang remaja yang menjalin hubungan persahabatan yang kemudian memutuskan untuk menjalin hubungan berpacaran. Menjalin hubungan diusia 17 tahun ini merupakan masa-masa paling menyenangkan dalam menjalin kisah asmara. Namun suatu ketika, dua remaja ini melakukan hal di luar batas wajar dalam menjalin suatu hubungan.

Padahal sebelumnya mereka dalam menjalin hubungan percintaan, mereka sangat didukung oleh teman-temannya dan keluarga mereka. Tetapi, kesenangan itu semua tiba-tiba hilang, dan digantikan oleh rasa ketakutan karena Dara telah hamil dengan Bima. Teman-teman dan keluarga mereka langsung merasakan kecewa yang begitu dalam terhadap dua anak muda tersebut.

Dara dan Bima dihadapkan terhadap suatu hal yang tidak pernah dibayangkan oleh seorang anak ketika berada di usia 17 tahun. Bagaimana pun, mereka harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang telah mereka lakukan.

Dilihat dari sisi Dara yang mewakili seorang remaja yang belum memiliki kesiapan untuk menahan emosi seorang ibu ketika mengandung dan kondisi fisik pada saat menikah nanti. Begitu juga dengan Bima sebagai seorang laki-laki yang harus bekerja banting tulang unntuk mencukupi kebutuhan keluarganya, namun Bima belum memiliki kesiapan diri untuk menjadi seorang kepala keluarga.

sumber: jalantikus.com
sumber: jalantikus.com

Dengan konflik yang telah terjadi pada dua remaja tersebut akhirnya mereka dengan terpaksa menikah di usia muda. Meskipun pihak dari kedua keluarga tersebut yang merasa kecewa dengan anaknya yang telah berbuat hal yang tidak sepantasnya mereka lakukan saat itu. Oleh sebab itu, kedua remaja tersebut telah kehilangan cita-cita di masa depan.

Kesenjangan Edukasi Seks

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun