"Satu-satu aku sayang kamu!" Eh salah.. hehe.. maksudnya mau nyanyi lagu "Satu-satu, aku sayang ibu. Dua-dua juga sayang ayah. Tiga-tiga sayang adik-kakak. Satu, dua, tiga, sayang semuanya....."
Demikianlah lirik lagu yang akrab di telinga. Yap, lagu ciptaan dari Bu Kasur. Siapa yang tidak suka lagu anak-anak? Liriknya yang mudah dan sarat makna memang menjadi kegemaran anak-anak saat mendengarnya.
Oh iya, udah tahu sama  Pak Kasur dan Bu Kasur? Kenal keduanya lebih dekat, yuk!
Mengenal Pasangan Kasur
Pak Kasur lahir pada 26 Juli 1912 dengan nama Soerdjono. Kawan-kawannya semasa sekolah di HIS (setingkat SD) dan MULO (setingkat SMP) memanggilnya Susur. Sementara orang-orang di kepanduan memanggilnya Kak Soer. Dari sini nama Pak Kasur lekat dengan dirinya.
Keterbatasan biaya membuatnya tak lanjut sekolah setelah lulus MULO. Pak Kasur pun bekerja sebagai guru bantu di Ardjoena School di Yogyakarta. Melihat potensi dalam diri Pak Kasur muda, rekan-rekannya sesama guru menyekolahkannya ke HIK (Hollandsche Indische Kweekschool) atau sekolah pendidikan guru, melalui dana sekolah.
Selama Revolusi Fisik (1945-1949), Pak Kasur turut memanggul senjata, bergerilya di wilayah Priangan. Di Bandung ia bertemu dengan Sandiah, seorang anggota Palang Merah dan mantan pegawai Kantor Karesidenan Priangan.
Keduanya saling jatuh cinta dan memutuskan menikah pada 1946 di Yogyakarta. Saat perang berakhir, tepatnya pada 1950, Pak Kasur dan Sandiah hijrah ke Jakarta. Sang suami mendapat pekerjaan di sebuah lembaga pendidikan dan sempat menjadi anggota Lembaga Sensor Film. Karena garang menyensor film, orang-orang perfilman menyebutnya Algojo Film atau Singa Film.
Dalam mendidik, prinsip Pak Kasur adalah membiarkan anak-anak hidup dengan imajinasinya, bermain, dan berpikir mandiri. Orangtua tak perlu banyak ikut campur.
Sandiah atau lebih dikenal dengan nama Ibu Kasur adalah seorang seniman dan tokoh pendidikan Indonesia. Ia mendapat julukan Ibu Kasur karena suaminya, Soerjono, dipanggil Pak Kasur. Ia dan suaminya bertemu karena sama-sama anggota Kepanduan Indonesia. Mereka menikah di Yogyakarta pada tanggal 29 Juli 1946.
Ia mendapat julukan Ibu Kasur karena suaminya, Soerjono, dipanggil Pak Kasur. Ia dan suaminya bertemu karena sama-sama anggota Kepanduan Indonesia. Mereka menikah di Yogyakarta pada tanggal 29 Juli 1946. Bersama Pak Kasur pula, ia menjadi pembawa acara Taman Indria di TVRI dan juga pendiri TK Mini di Jakarta. Ketika televisi swasta muncul pada awal 1990-an, Ibu Kasur tampil dalam acara kuis Hip Hip Ceria di RCTI.