Mohon tunggu...
Badrul Tamam
Badrul Tamam Mohon Tunggu... -

Alumnus Administrasi Bisnis Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku Bukan Teroris

21 Januari 2016   01:36 Diperbarui: 21 Januari 2016   02:23 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tahun 2001 saya pernah mempertanyakan ke guru pondok saya “tad, kenapa pondok kita tidak mengirim mujahid ke Afganistan, seperti yang pondok sebelah”. Guru saya menjawab “sebelum umat muslim memiliki pemimpin yang membawahi seluruh umat muslim sedunia, dan memerintakan Jihad, maka tidak akan kita lakukan”. Pertanyaan dan jawaban itu saya ingat betul.

Saya bertanya seperti itu, karena saya mengetahui ada rombongan satu bus dari pondok sebelah yang memberangkatkan orang-orang yang niat berjihad ke Afganistan. Saat itu Afganistan sedang melawan invansi Amerika Serikat. Berbeda dengan pondok sebelah, pondok kami hanya melakukan sholat Ghoib untuk mendoakan kaum muslimin yang sedang berjuang melawan invansi Amerika Serikat. Dengan Alasan, seperti jawaban guru saya diatas.

Dari segi atribut yang di kenakan kedua pondok,antara pondok saya dan pondok sebelah, mungkin bagi orang-orang di luar itu, mungkin tidak bisa membedakan, sama persis. Berjenggot, berpeci, celana cingkrang, bersiwak, yang perempuan bercadar dan berbagai atribut lain khas timur tengah lainnya, yang membedakan mungkin makanannya kita tetap Nasi, bukan Roti Maryam khas Timur tengah. LoL. Secara kegiatan sosial dan keagamaan juga hampir mirip, pendidikan agama islam, dakwah dari satu tempat ke tempat lain, dengan niatan meninggikan kalimat Laa Illa ha Illallah, Muhammadarusolullah. Di pondok saya sendiri, selama tiga tahun saya tidak pernah mendengarkan soal Bom, Bom Bunuh diri, mengebom tempat-tempat maksiat, apalagi membunuh saudaranya yang muslim dan orang-orang yang tidak bersalah. Mungkin sikap yang dilakukan adalah mengecam perbuatan-perbuatan bangsa Amerika yang tidak henti-hentinya mengoyak-ngoyak negara-negara Muslim dengan alasan terorisme. Seperti ungkapan presiden korea utara “Mantan Menteri Pertahanan AS Donald Rumsfeld dan para pemimpin negara lain mengejar kebijakan yang bertujuan menggulingkan pemerintah di negara-negara Islam dengan dalih memerangi terorisme,” tulis kantor berita KCNA, Kamis (31/7/2014), mengutip pernyataan pemerintah Korut.

Saya menjustifikasi Amerika seperti itu, bukan bentuk opini tetapi itu merupakan fakta yang telah dan sedang terjadi . Dan saya pikir semua dunia memahami skenario politik Amerika serikat itu, entah karena motif agama atau ekonomi. Tahun 2005 Saya pernah membaca buku karangan jurnalis Amerika (maaf saya lupa judulnya) bahwa ada 7 negara yang di target Amerika untuk di Hancurkan. dan beberapa negara yang ditargetkan tersebut telah berhasil di eksekusi: Afganistan, Irak, Libya, (yang telah terjadi), yang sedang terjadi (Suriah), dalam proses (Iran). Maaf dua negara terakhir, saya lupa dan bukunya saya cari belum ketemu, maklum buku pinjam dari teman. LoL.

Sebelum melebar kemana-mana sampai ke Amerika Serikat, mari kita kembali ke cerita awal yang saya sampaikan. Penulis disini bukan bermaksud apa-apa, khawatir nanti dikira Teroris, lalu di intai dan di tangkap densus 88, kasihan anak dan istri saya. Lol. Saya hanya ingin, kita jangan “Gebyah Uyah”  menganggap bahwa Teroris pasti dilakukan oleh orang-orang muslim yang celana cingkrang, berjenggot, berjubah, bercadar, kita harus melihat persoalan ini dengan Jeli dan objektif. Jangan sampai ada orang tidak bersalah dijadikan kambing hitam dituduh bahkan ditangkap sebagai teroris, untuk membenarkan dugaan yang seringkali belum tentu benar.

Tidak jarang kita mendapati densus 88 salah tangkap, seperti penangkapan Sapari dan Mugi Hartanto, dua warga Muhammadiyah Tulungagung yang menjadi korban salah tangkap saat penggerebekan terduga teroris di depan sebuah warung Jalan Pahlawan, Kota Tulungagung, Jatim. (Antara News.com 28 Juli 2013). Selain itu kasus yang sama terjadi pada pertengahan Mei 2014, juga di Solo. Korban yang tertangkap saat itu bernama Kadir dari Desa Banyu Harjo. Kasus lainnya terjadi pada akhir Juli 2013. Densus 88, juga menangkap dua warga Muhammadiyah. Penangkapan lainnya dilakukan terhadap 14 warga Poso pada 2012. (Kompas.com, 31 Desember 2015).

saya menganggap ada upaya untuk menyudutkan Islam, akibat upaya-upaya sekelompok radikalisme yang mengatasnamakan islam berbuat teror dan kekerasan.  Islam adalah agama damai yang menjunjung Hak Asasi Manusia, bahkan Islam yang dibawah kanjeng Nabi Muhammad merupakan agama santun kepada alam semesta. perang atau Jihad di dalam Islam bukan satu kegiatan kejam yang ditujukan dengan sembarangan terhadap orang bukan Islam; ia adalah nama yang diberikan kepada satu perjuangan yang membulat yang seorang Muslim harus melancarkan terhadap Kejahatan di dalam apa jua bentuk atau rupa pun ia menjelma. Berlawan di dalam jalan Allah hanya salah satu aspek Jihad. Ini juga di dalam Islam bukannya satu perbuatan pengganasan yang menggila. Ia mempunyai fungsi material dan moral, yaitu pemeliharaan diri sendiri dan pemeliharaan peraturan moral di dalam dunia." (Sahih Muslim, III, m.s. 938 - ayat penjelasan).

Semoga bangsa ini dihindarkan dari fitnah yang memecah belah sesama saudara, jangan sampai kita semua merasa paling benar dan berkuasa menjadi Hakim yang absolut kebenarannya. Dan merasa Surga sudah benar-benar ada di genggamannya. Soal Surga dan neraka adalah hak prerogatif Allah SWT. Saat ini yang terpenting adalah bagaimana kita saling mengingatkan kepada saudara-saudara kita apabila telah keliru soal pemahaman maupun tindakan. Bila kita tidak ketemu dalam agama, mari ketemu sebagai sesama bangsa, bila tidak ketemu secara bangsa, mari ketemu sebagai seorang manusia yang kodratinya di penuhi lupa dan salah.  Jangan pernah punya asumsi bahwa perdamaian lahir karena adanya peperangan yang telah selesai, segala bentuk kekerasan, perang atas nama kemanusiaan, kekerasan atas nama kebenaran doktrin agama, semua bertentangan dengan cita-cita seluruh manusia, yakni kebahagiaan.

Wallahu a’lam bissowab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun