Mohon tunggu...
Badrudin Al-jauhari
Badrudin Al-jauhari Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Orang yang sedang belajar menulis http://www.islam651.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mabrur Atau Mardud Haji Kita

20 November 2010   01:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:27 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah menyelesaikan rukun haji, sebagian jamaah haji sudah mempersiapkan diri untuk pulang ketanah air masing-masing tak terkecuali jamaah asal Indonesia. Sedih dan bahagia bercampur menjadi satu ketika mereka akan meninggalkan kota suci Mekkah Al-Mukaromah. Sedih karena entah kapan lagi bisa menatap ka’bah langsung ketika melaksanakan sholat lima waktu, sedih karena entah kapan lagi bisa sa’i, sedih karena entah kapan lagi bisa berdo’a dimakam Rasul. Bahagia karena sebentar lagi mereka akan bertemu dengan keluarga yang selama ini mereka tinggalkan.

Haji adalah ibadah dengan pengorbanan yang luar biasa, materi, tenaga, pikiran, bahkan boleh jadi perasaan. Ibadah ini kalau dimaknai secara mendalam akan mengajarkan kepada yang mengerjakan hakikat hidup sesungguhnya. Akan tetapi banyak orang setelah mengerjakan haji, tidak ada perubahan kualitas hidupnya. Ini bisa terjadi karena ternyata banyak orang yang mengerjakan ibadah ini dengan berbagai alasan.

Ada yang ingin disebut pak/ibu haji, ada yang ingin meningkatkan status, ada karena alasan gengsi, ada juga karena menghindari kasus hukum. Dan segudang alasan yang lainnya, sehingga setelah haji perbuatan buruk yang biasa dikerjakannya, dilanjukkannya kembali.

Orang yang hajinya diterima bisa dilihat dari beberapa kriteria seperti dibawah ini :


  1. Ibadahnya semakin bagus, atau berusaha membaguskan ibadahnya. Ia akan belajar semaksimal mungkin supaya kualiatas ibadahnya semakin hari semakin baik.
  2. Ahlaknya semakin baik, senantiasa menjaga prilakunya. Ketika haji ia dilarang rofas, jidal, dan fusuq maka setelah beribadah haji sifat-sifat itu dihindarinya
  3. Hubungan sosialnya semakin bagus, karena ketika haji dia diajarkan untuk bisa kerja sama satu sama lain.
  4. Bisa menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya.


Inilah kriteria orang yang ibadah hajinya diterima, dan tentunya masih banyak lagi kriteria itu. Oleh karena kita ucapkan selamat datang wahai para haji ditanah suci, kami tunggu kedatangankalian, semoga kalian menjadi haji yang mabrur, haji yang membawa kebaikan bukan hanya untuk diri sendiri, keluarga tapi untuk masyarakat sekitar. Amiin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun