Mohon tunggu...
ayub badrin
ayub badrin Mohon Tunggu... Penulis - Ayub Badrin seorang jurnalis

Selain menggeluti dunia Teater saya juga aktif di media masa lokal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seberapa Perlukah Barongsai di Bandara Kuala Namu?

8 Februari 2019   08:43 Diperbarui: 8 Februari 2019   13:48 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seberapa perlukah pertunjukan Barongsai di Bandara Kuala Namu?  Judul tulisan ini saya sengaja,  bukan untuk mendiskreditkan kesenian khas dari warga Tionghua ini.  Namun saya ingin mengajak pembaca sedikit berpikir apakah perlu kesenian Singa terbang itu dipertontonkan di Bandara? 

Kebetulan saya melihat ada pertunjukan Barongsai di Bandara Internasional Kuala Namu, saat Imlek Rabu (6/2/2019) kemarin lalu saat saya akan berangkat Ke Jogja untuk satu urusan misi kesenian teater. 

tempo.com
tempo.com
Seperti diketahui  Barongsai adalah tarian tradisional Cina dengan menggunakan kain merah yang menyerupai singa. Barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke tiga sebelum masehi.

Munculnya Barongsai di Bandara Kuala Namu menarik perhatian saya. Rupanya di situ juga tengah diselenggarakan satu kegiatan perayaan Imlek.  Selain atraksi Barongsai ada juga saya lihad lomba mewarnai anak-anak PAUD.

Pada Backdroop yang terpasang jelas kalau acara ini diselenggarakan oleh otiritas Bandara Kualanamu dan R2 Enterprise Event Organizer.  Acaranya tepat di Atrium Bandara yang terletak di Deliserdang itu. 

dokpri
dokpri
Saya juga sempat menyaksikan pidato Executive General Manager Bandara Kualanamu ( KNO)  
Bayuh Iswantoro. Dia mengatakan jika perayaan Imlek 2019 ini menjadi momentum yang tepat untuk mewujudkan konsep "Airport Mall" dan menjadikan salah satu pilihan tempat wisata bandara khususnya di wilayah Sumatera Utara.

Dalam pidatonya itu juga dia mengatakan sudah memberikan lahan untuk UMKM Deliserdang dan UMKM Sumut. Tampaknya otoritas bandara mempercayakannya kepada R2 yakni Misbah Tulhair dan Baharuddin Saputra yang kebetulan penulis mengenalnya. 

Kembali kepada pertunjukan Barongsai.  Meski tidaklah menjadi tontonan yang membuat pengunjung sempat untuk menyaksikannya berlama-lama,  namun mungkin bolehlah,  membuat mereka sekedar berselfi ria sejenak sambil menunggu keberangkatan pesawat. 

dokpri
dokpri
Bandara memang sebuah tempat dimana orang berkumpul untuk suatu urusan keberangkatan.  Maka di situ banyak sekali orang baik sebagai penumpang maupun pengantar serta pekerja bandara.  Tak jarang penumpang merasa jenuh dalam masa-masa menunggu keberangkatan.  Apalagi ada pula pesawat yang terjebak delay. Ini sungguh menjengkelkan. 

Nah kehadiran seni mungkin salah satu alternatif yang bisa ditawarkan di bandara untuk menghibur pengunjung menjelang keberangkatannya.  Terkadang kecemasan bepergian dengan pesawat juga bisa mengendur dengan menonton atraksi kesenian yang diselenggarakan di sana. 

Mestinya hal ini bisa menjadi alternatif lain, menjadi rutinitas keunikan sebuah bandara yang tidak sekedar menyuhuhkan kenyamanan tetapi juga hiburan sejenak seperti tari-tarian tradisi daerah setempat atau life musik dan mungkin juga kesenian teater komedi maupun pantomime. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun