Mohon tunggu...
Badriah Desintasari
Badriah Desintasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Ilmu Pemerintahan 2018

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memutus Mata Rantai Covid-19 dengan Tidak Mudik

4 Mei 2021   21:02 Diperbarui: 4 Mei 2021   21:27 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Ba'driah Desintasari NIM : 19221842

(Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Ponorogo)

Sejak masuknya pandemi virus Corona bulan Maret tahun 2020 di Indonesia, maka sudah dua tahun ini umat muslim harus rela melaksanakan ibadah puasa dengan riuhnya pandemi Covid-19 ini. Dulu ketika puasa umat muslim akan berlomba-lomba untuk beribadah dan saling silaturahmi, di penghujung ramadhan akan banyak masyarakat yang juga berbondong-bondong pulang kampung untuk merayakan hari kemenangan bersama sanak saudara di tanah kelahiran mereka.

Namun sejak pandemi ini mulai menyerang, keinginan untuk bertemu melepas rindu bersama keluarga harus mereka simpan dalam dalam. Karena untuk menekan adanya korban jiwa maka pemerintah mengeluarkan kebijakan yakni menghimbau untuk seluruh masyarakat untuk tidak mudik. Karena dinilai mudik dapat menghantarkan virus Covid kepada keluarga yang ada di rumah.

Meski begitu, sejak tahun lalu banyak yang kecewa dengan keputusan pemerintah memberlakukan kebijakan ini. Banyak yang menyalurkan opini mereka tentang pro dan kontra masalah mudik. Banyak yang masih nekat untuk bisa pulang kampung dengan menggunakan segala cara. Meskipun prosedur pengamanan penyekatan jalan dan satuan tugas penanganan Covid sudah dibentuk namun mereka masih tetap mudik dengan melewati jalan tikus guna menghindari penyekatan.

Bisa dinilai bahwa tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan keselamatan. Padahal mengingat jumlah korban yang berjatuhan sudah sangat banyak. Tidak dipungkiri bahwa mudik merupakan sarana pelepas rindu yang sangat dinantikan setiap tahunnya. Tapi masyarakat perlu menimbang resiko yang lebih besar utamanya kehilangan orang yang tersayang apabila tetap memaksakan diri.

Masyarakat diminta menunda mudik ke kampung halamannya dahulu agar keluarga yang di desa terlindung dari bahaya virus ini, sehingga diharapkan upaya pemerintah dalam penanganan virus ini dan harapan kita untuk segera menang dalam perang melawan Covid-19 ini. Walaupun kita awalnya sehat-sehat saja bila berada dalam transportasi massal kita bisa saja terpapar oleh seseorang yang membawa virus ersebut kepada kita, beresiko menularkan kepada orang tua kita yang sudah rentan di rumah. Jadi mari kita saling menjaga satu sama lain dalam perang melawan Corona ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun