Mohon tunggu...
Badiyo
Badiyo Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger, Content Creator

Seneng baca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Beda Indra Sjafri dan Fakhri Husaini

14 Januari 2020   12:37 Diperbarui: 14 Januari 2020   12:39 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: prokabar.com

PSSI memang sudah memutuskan Pelatih Timnas Indonesia, yakni Shin Tae-yong. Bahkan pelatih asal Korea Selatan itu sudah mulai memimpin latihan perdana Timnas U-19, Senin (13/1/2020) sore di stadion Wibawa Mukti Cikarang Bekasi.

Seperti telah diketahui bersama, Ketua PSSI, Mochamad Iriawan atau Iwan Bule, sudah mengumumkan struktur kepelatihan Timnas Indonesia. Gong Oh-kyun dan Nova Arianto dipercaya untuk menangani Timnas U-19 yang akan tampil di ajang Piala Asia U-19 akhir tahun 2020.

Sementara untuk Timnas senior dipimpin langsung oleh Shin Tae-yong dengan dibantu oleh Indra Sjafri dan Kim Hae Won (pelatih kiper). Untuk Timnas U-23 akan dimpimpin Indra Sjafri dan Kim Woo Jae. Sedangkan Timnas U-16 tetap dilatih oleh Bima Sakti.

Satu nama pelatih yang sebenarnya sangat bagus, berkarakter dan potensial untuk berkembang terpental. Dia adalah Fakhri Husaini. Pelatih kelahiran Aceh inilah yang mampu mengantarkan Timnas U-19 lolos ke putaran final Piala Asia U-19 2020. Fachri Husaini terbilang sukses membesut Bagus Kafi cs bahkan sejak Bagas-Bagus masih menghuni Timnas U-16.

Sebenarnya, semua orang tahu dan mengakui kesuksesan Pelatih yang dulu membela Pupuk Kaltim tersebut. Karena itu, sebelum Iwan Bule mengumumkan struktur kepelatihan Timnas, PSSI sebenarnya sudah berniat merekrut mantan playmaker Timnas era 90-an itu. Hanya posisi yang disodorkan PSSI adalah asisten pelatih mendampingi Shin tae-yong.

Posisi asisten pelatih inilah yang langsung ditolak mentah-mentah Fakhri Husaini. Menurutnya, tawaran posisi asisten pelatih ini terkesan meremehkan pelatih lokal. Bahkan Fakhri menganggap tawaran itu sebagai melecehkan.

"Kecuali kami kemarin gagal di kualifikasi Piala Asia U-19 atau lolos ke putaran final sebagai runner-up terbaik, atau lolos dengan tersandung-sandung, okelah. Saya tidak melihat alasan seperti itu," tuturnya.     

PSSI memahami itu dan PSSI berniat untuk bertemu Fakhri Husaini. Sayang, gayung tidak bersambut. Dengan tegas Fakhri Husaini tetap menolak niat baik PSSI. Fakhri Husaini memang orang Aceh yang lama di Kalimantan Timur. Dia bukan orang Jawa, bukan pula Minang.

Berbeda dengan Fakhri Husaini, Indra Sjafri menyambut baik tawaran PSSI yang menyodorkan kursi Asisten pelatih Timnas. Bahkan Indra Sjafri sudah terlihat saat PSSI menggelar pertemuan  dengan Shin Tae-yong. Raut wajah pelatih yang baru saja mengantarkan Timnas U-23 meraih medali perak EA Games Filipina itu pun terlihat sumringah saat itu.

Kesempatan itu tak mau ia sia-siakan. Pelatih kelahiran Padang itu akan memanfaatkan kesempatan itu untuk belajar banyak pada Shin Tae-yong.

"Dia -Shin Tae-yong- itu pelatih yang punya pengalaman di Piala Dunia. Banyak hal yang bisa kami pelajari darinya. Selain itu, saya pun akan mengerahkan semua kemampuan untuk membangun Timnas," kata Indra Sjafri.

Andai saja Fakhri Huasaini mau menerima tawaran PSSI menjadi asisten Shin tae-yong, maka dia pun sebenarnya bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk belajar dan menambah ilmu kepelatihan. Bagaimana pun juga, Fakhri Husaini dan Indra Sjafri adalah pelatih lokal yang terbilang bagus.Jika keduanya bisa belajar dari Shin Tae-yong, maka itu bagus bagi masa depan Timnas Indonesia.

Memang, setiap pelatih punya cara, taktik dan karakter masing-masing dalam melatih. Namun tidak ada salahnya mempelajari ilmu kepelatihan dari pelatih lain. Tidak harus semua diadopsi tentunya. Ambil yang cocok, abaikan yang kurang cook. Paling tidak  ada tambahan wawasan baru yang mungkin selama ini belum didapat.

Sangat disayangkan memang Fakhri Husaini membuang kesempatan untuk belajar. Namun demikian, respek dan apresiasi untuk Fakhri Husaini yang telah berhasil memoles Bagus Kafi cs sejak U-16 hingga U19 menjadi Timnas yang lumayan tangguh. Kita harus tetap menghormati keputusannya menolak kursi asisten pelatih Timnas.

Untuk Indra Sjafri, semoga bisa memetik banyak pelajaran dan pengalaman dari Shin tae-yong. Sehingga Indra Sjafri bisa membangun Timnas Indonesia yang tangguh di masa mendatang sebagaimana pernyataan yang telah ia lontarkan. Semoga saja.

Beda Indra Sjafri, beda pula Fakhri Husaini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun