Dalam hitungan hari, memberikan sedikit idealis pada program pembukaan suatu usaha bukanlah hal yang tabu. Beberapa minggu terlewati, belum menyentuh interaksi secara signifikan kualitas dan wujud konstan pada suatu produk mulai dipertanyakan. Bulan berlalu tanpa adanya gairah sedikitpun melalui ritme intonasi saat bertukar tanggapan ataupun memberikan impresi pertama dalam pertemuan.Â
Pergantian tahun menjadi momen yang tidak dinanti, bila pada saat itu kapten dan awak kapal saling menutup mata dan melipat tangan dalam memberi arahan kemana kegiatan saat ini ditempuh. Menjadi tren sesaat atau justru mimpi buruk dikombinasikan oleh ujaran kecewa dari segala penjuru?
Seseorang sempat berbagi pada suatu waktu. Ujaran dari pihak kedua dan ketiga di waktu sekarang tidak lagi berpengaruh secara tidak langsung, melainkan tanpa rasa malu justru berperan serta dalam tindak tanduk seseorang maupun bentuk usaha. Hilangnya karakter bahkan strategi interaksi sudah pudar secara penuh, dikarenakan tren beserta gaya hidupnya menjadikan hak paten di setiap aksi. Inilah impresi yang bisa kita temukan pada setiap usaha khususnya berbasis food and beverage.
Yogyakarta menjadi saksi mata dalam pasang surut tren masa kini. Tidak bisu dan tidak buta, bisnis F&B lokal dengan karakteristik dan konsep yang matang bisa dihitung dengan jari. Jenis usaha ini menjadi batu sandungan diantara ribuan usaha sejenis dengan treatment plagiarisme dan minim modifikasi. Nasi campur, telur pindang, dan minuman kekinian pada dasarnya hanyalah produk dengan satu fungsi, yakni sarana. Murni dianggap profit, alat bertukar pendapat/pikiran, hingga jebakan halus dengan dua mata pisau merupakan kesimpulan dan resiko dari sarana tersebut. Dengan penjelasan tersebut, aksi yang terjadi di realitas justru menjadi bias.
Bias yang positif atau negatif? Hanya masyarakat secara mutlak yang berhak memutuskan. Masyarakat nya juga beragam, baik sekedar konsumen iklan, penikmat tren, penggerak kelompok massa, hingga buruh jalur lintas daerah. Untuk melihat hasil sekiranya belum pernah bisa memperkecil satu variabel tertentu, tetapi untuk menggiring sekelompok asumsi rasanya bisa apabila dipersempit dari awal saat membalikkan papan tutup menjadi buka di tiap usaha yang ada.