Mohon tunggu...
Bachtiar RP
Bachtiar RP Mohon Tunggu... Wiraswasta - kegiatan sehari-hari sebagai guru bimbingan belajar di Ananda Ceria, aktifitas lainnya menulis buku dan artikel.

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bijaksana dalam Berutang

7 September 2019   02:10 Diperbarui: 7 September 2019   02:11 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Hutang adalah langkah cepat yang biasa di lakukan hampir semua orang untuk menyelesaiak masalah yang berkaitan dengan keuangan. Di era digitalisasi seperti sekarang ini fasilitas dalam memperoleh hutang atau pinjaman menjadi lebih mudah, cepat dan nggak ribet. Tehknologi fintech yang juga sudah mulai marak dengan berbagai aplikasi pinjaman semakin menggoda masyarakat luas.

Berhutang di bank atau di pegadaian membutuhkan jaminan berupa aset-aset tertentu, seperti; sertifikat rumah, kendaraan, serifikat tanah, emas dan lain sebagainya. Dan biasanya membutuhkan waktu dan persetujuan. Berbeda dengan aplikasi fintech berhutang dapat dilakukan tanpa jaminan, tentunya dengan beberapa syarat dan ketentuan . Walaupun bunga pinjaman dari fintech cukup tinggi dibandingkan dengan bank atau pegadaian. Tetapi saat ini banyak orang yang lebih memilih berhutang dengan fintech yang cepat dan nggak ribet.

Dari segi pemanfaatannya hutang dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu:

  1. Hutang Negatif, merupakan hutang yang dapat menyebabkan kita miskin. Sebab hutang ini sifatnya konsumtif dan tidak dapat memberikan manfaat atau keuntungan di masa depan, seperti:
    • kredit kendaraan bermotor, jika kendaraan tersebut hanya digunakan keperluan pribadi, bukan untuk usaha. mka kendaraan tersebut menjadi beban keuangan kita (perawatan, pajak kendaraan, bbm, dll). Dan ketika akan dijual nilainya turun lebih dari 50% dari harga saat kita membelinya. seperti ilustrasi sederhana berikut: "Budi membeli sepeda motor senilai Rp 19 juta-an, karena beli secara kredit, maka nilai belinya menjadi Rp 23 juta-an. dan ketika  Budi menjual sepeda motornya, nilanya turun menjadi Rp 12 juta-an".
    • kredit elektronik, seperti; Hp, tablet, TV dan lain sebagainya. nilainya akan jauh merosot dari harga belinya, bahkan terkadang tidak ada nilainya.
    • kredit konsumtif, seperti kosmetik, baju, tas, dompet, sepatu dan masih banyak lagi, yang nilainya akan terus merosot, bahkan tidak bernilai lagi.
  2. Hutang Positif, merupakan hutang yang dapat memberikan nilai tambah atau manfaat di masa yang akan datang, bahkan bisa menambah aset kekayaan kita secara tidak langsung, seperti:
  • kredit rumah, membeli rumah saat ini sangat mahal sekali dan hanya orang-orang tertentu saja yang mampu membeli secara tunai. Sebagian besar hanya mampu membeli rumah secara kredit, melalui KPR (Kredit Perumahan Rakyat). Tanah yang semakin terbatas, menyebabkan harnya dari tahun ke tahun semakin mahal, perhatikan ilustrasi berikut: "15 tahun yang lalu Amir membeli rumah di pinggiran kota Jogja dengan harga Rp 100 juta-an, karena memanfaatkan KPR selama 10 tahun total nilainya menjadi Rp 150 juta-an. lSelama 7 tahun terakhir rumah tersebut di kontrakan dengan harga Rp  10 juta-an.  Sesuai perkembangan dengan pemekaran kota Jogja, rumah Amir saat ini di tawar Rp 600 juta.
  • Kredit emas, akhir-akhir ini banyak sekali tawaran kredit emas yang diselenggrakan oleh bank, Pegadaian dan beberapa perusahaan jual-beli emas. Jenis emas yang paling bagus untuk di jadikan aset adalah emas batangan (logam mulia). sebab emas merupakan satu-satunya aset keuangan yang berada di luar sistem keuangn itu sendiri. emas tidak mengenal inflasi, deflasi, krisis ekonomi, politik dan militer. Daya beli emas dai tahun ke tahun tetap sama, buktinya sejak 1440 tahun lalu (jaman nabi muhammad SAW) hingga saat ini dan masa mendatang, nilai 1 dinar koin emas setara dengan ha rag 1 ekor kambing.

Maka, bijaksanalah dalam berhutang, jangan sekali-kali berhutang untuk kebutuhan konsumtif atau sekedar keinginan memiliki saja. kalaupun harus berhutang, pilihlah hutang positif yang akan memberikan manfaat yang menguntungkan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun