Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Masih Saja Ada Bom Bunuh Diri?

13 Mei 2018   12:54 Diperbarui: 13 Mei 2018   13:03 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela (foto: kompas.com)

"Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi tajam maka besi itu diletakkan di tangannya, ditusukkan ke perutnya di neraka jahannam dia kekal di dalamnya." [Shahih Bukhari 5778 dan Shahih Muslim 109]

Karena orang ini membunuh dirinya bukan untuk maslahat Islam ; karena jika dia membunuh dirinya dengan membunuh sepuluh, atau seratus, atau dua ratus orang kafir, maka Islam tidak mendapatkan manfaat sama sekali dari perbuatannya, manusia tidak akan beriman.  Dengan bom bunuh diri ini bisa justru membuat mereka tidak simpati dan menganggap Islam identik dengan kekerasan. 

Karena itulah apa yang dilakukan oleh sebagian orang dari bom bunuh diri ini,  memandang bahwa dia telah membunuh jiwa dengan tidak haq, dan perbuatannya ini membawa dirinya pada kehancuran semata (neraka) dan bukan surga.   

Namun jika ada seseorang yang melakukan perbuatan ini karena mentakwil dengan menyangka bahwa perbuatan ini dibolehkan syari'at, maka kami mengharap semoga dia selamat dari dosa (tidak tahu karena kebodohan atau keterbatasan ilmunya).  Adapun dia tertulis sebagai orang yang syahid maka tidaklah demikian, karena dia tidak menempuh jalan syahid yang benar.

Terlepas dari  kejadian itu, dewasa ini bom rakitan bisa dibuat sendiri.   Banyak informasi terkait pembuatan bom ini baik di internet maupun media sosial lainnya.  Seperti yang terjadi padakasus bom bunuh diri di Kamung Melayu.  Barang bukti berupa serpihan dua buah panci yang digunakan pelaku, mangkuk tempap meracik bahan bom, gotri atau bola timah, dan lain-lain.  Biaya perakitan bom tersebut hanya Rp 850 ribu.   Bom panci bunuh diri yang dikenakan pelaku Ichwan Nurul Salam dan Ahmad Sukri pada 2016 lalu  itu telah mengakibatkan 16 orang korban.  Sebanyak lima di antaranya, termasuk dua pelaku, tewas.

Meskipun pemerintah sudah berusaha memblokir situs-situs pembuat bom namun hal tersebut dinilai tidak efektif karena banyak platform media sosial lain yang bisa digunakan.   Ibarat kata, masih banyak jalan buat belajar membuat bom.  Masih ada pula orang yang melakukan perbuatan biadab dengan mengatasnamakan agama tertentu.   Padahal semua semua agama mengajarkan kebaikan.  Apalagi sebentar lagi umat Islam akan menyambut bulan suci Ramadhan dan bersiap mensucikan diri dan berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun