Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ajinomoto, Bahagia itu Sederhana

8 Maret 2017   22:31 Diperbarui: 8 Maret 2017   22:49 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyiapkan bahan kentang goreng (dok. pribadi)

Seperti kita tahu, MSG diproduksi oleh perusahaan Jepang dan dikonsumsi luas oleh masyarakat di sana. Buktinya, orang Jepang terkenal cerdas dan penuh inovasi. Bahkan produk Ajinomoto sudah diekspor ke banyak negara.

Dalam sepuluh tahun terakhir berbagai lembaga yang sangat kompeten baik di Amerika Serikat maupun di Eropa dan bahkan badan-badan dunia seperti FAO (Food and Agriculture Organization) dan WHO (World Health Organization), mengklasifikasikan MSG sebagai bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi. Sangat berbeda yang selama ini dianut masyarakat bahwa MSG adalah bahan makanan yang paling ditakuti saat menyantap kuliner.

Glutamat adalah asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk protein. Selain membantu pengiriman sinyal-sinyal ke otak, glutamat juga membantu fokus, ingatan, dan konsenterasi. Glutamat adalah penyedap rasa alami yang kita temui juga dalam makanan sehari-hari seperti tomat, keju, daging, dan lainnya. Selain itu glumat juga diproduksi sendiri di dalam tubuh seperti Air Susu Ibu (ASI). Itu sebabnya MSG diijinkan peredaran oleh Pemerintah karena dianggap tidak berbahaya asal dikonsumsi secara tidak berlebihan. Lha, gula dan garam saja kalau dikonsumsi berlebihan juga berbahaya kok.

Dalam kemasan Ajinomoto juga diberikan contoh penggunaan Umami Seasoning. Misalkan untuk telur dadar takaran adalah ¼ sendok teh (sdt) untuk 3 butir telur. Atau sup dan sayur asam untuk konsumsi 5 hingga enam orang butuh takaran ½ sdt.

Tahun 1987, Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) dari Badan Pangan Dunia milik PBB serta WHO, menempatkan MSG dalam kategori bahan penyedap masakan yang aman dikonsumsi dan tidak berpengaruh pada kesehatan tubuh. Pernyataan ini diperkuat oleh European Communities (EC) Scientific Committee for Foods pada tahun 1991.

EC Scientific Committee for Foods mengklasifikasikan MSG sebagai “acceptable daily intake” (ADI) MSG sebagai “not specified”. Istilah “not specified” untuk ADI menunjukkan bahwa MSG sebagai ingredient pangan benar-benar aman bagi tubuh(the most favorable designation for a food ingredient).

Seperti di Autralia dan Selandia Baru, Food Standards Australia New Zealand (FSANZ) berdasarkan sejumlah penelitian, menolak secara segala hal yang berkaitan reaksi negatif yang serius dan jangka panjang dari penggunaan MSG. FSANZ menyatakan MSG aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat mengklasifikasikan MSG sebagai Generally Recognized as Safe (GRAS/Secara Umum Diakui Aman) dan Uni Eropa sebagai zat tambahan makanan. Laporan final FASEB diterbitkan untuk FDA pada tanggal 31 Juli 1995. Berdasarkan laporan ini, FDA berpendapat bahwa tidak ada bukti ilmiah apa pun yang membuktikan bahwa MSG atau glutamat menyebabkan gangguan otak dan penyakit kronis. FDA juga menyatakan bahwa MSG termasuk sebagai bahan bumbu masakan, seperti halnya garam, merica, dan gula, sehingga aman bagi tubuh

Penggunaan MSG dalam makanan dapat mengurangi konsumsi garam dapur 20-40% dengan tetap mempertahankan rasa enak dan lezat makanan tersebut. Hal ini dapat membantu pengurangan resiko hipertensi dan jantung dengan tetap memberikan rasa yang enak dalam masakan tersebut.

Halal

Ini yang penting, makanlah yang halal. Sebagai umat muslim, sari makanan yang tak halal akan mengalir dalam darah kita selama 40 hari. Seperti Sabda Nabi Muhammad SAW : “Ketahuilah, bahwa suapan haram jika masuk dalam perut salah satu kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari.” Doa-doa kita pun akan terhalang selama itu. Itu sebabnya umat muslim selalu menjaga asupan makanannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun