Mohon tunggu...
Giorgio Babo Moggi
Giorgio Babo Moggi Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar yang tak berhenti untuk menulis

Dream is My Life's Keyword.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Tragedi Mahasiwa Manggarai di Malang: Wajah Ganda dan Tirani Sepak Bola

16 November 2015   09:29 Diperbarui: 16 November 2015   10:12 4259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto: Kabarjatim.com"][/caption]Di Nusa Tenggara Timur, sepak bola bola adalah ajang persaudaraan antar kampung, sekolah, kecamatan, kabupaten, dan sebagainya - bahkan menjadi media politis atau media kampanye politisi. Banyak even atau kegiatan dikemas sedemikian rupa dan sebisa mungkin sepak bola menjadi salah satu agenda di dalamnya.

Yang unik, di Manggarai, ada yang namanya sepak bola paskah. Kegiatan sepak bola untuk memeriahkan paskah. Paskah ada peristiwa kemenangan. Kemenangan Kristus atas maut. Maka paskah disambut dengan segenap suka cita.

Sehingga warna perayaan paskah di Manggarai sangat berbeda dengan wilayah lain di daratan Flores. Flores Timur misalnya, momentum paskah dirayakan secara sakral dan syahdu dalam rangkaian ritual Samana Santa.

Tentang sepak bola paskah ini, sahabat sealmamater, Yasintus Ratu, menyebutnya sebagai bentuk 'evangelisasi' baru. Karena sepak bola dianggap efektif untuk menghimpun masyarakat sebelum perayaan Tri Hari Suci (Kamis Putih, Jumat Agung, dan Malam Paskah). Puncak atau finalnya diselenggarakan pada hari minggu paskah.

Tradisi sepak bola (paskah) di Manggarai dibawa mahasiswa Manggarai ke perantauan - meskipun tidak dirayakan pada hari paskah. Di Yogya misalnya, banyak turnamen sepak bola yang mengusung tema kelompok etnis. Ada Perkuray Cup, Belu Cup, Ngada Cup, dan sebagainya. Meskipun mahasiswa Manggarai berpartisipasi dalam turnamen tersebut, mereka selalu memiliki turnamen sendiri. Sebut saja Maguwo Cup, turnamen antar asal kecamatan mahasiswa diaspora Manggarai di Yogyakarta.

Menjadi pemandangan klasik, turnamen antar etnis penuh rivalitas baik di dalam maupun luar lapangan. Yang lebih seru dan panas rivalitas di luar lapangan. Baku pukul. Lapangan Klebengan selalu menjadi saksi bisu. Pula menjadi ajang perjudian para abang becak untuk menebak berkelahi atau tidak tim sepak bola atau penonton pada saat pertandingan digelar. Bukan tebak hasil pertandingan (skor)!

Urusan perkelahian atau kekisruhan sepak bola, mahasiswa Manggarai dikenal tenang, solid dan kompak. Mereka jarang bahkan tidak terlibat dalam perkelahian dengan etnis lain - kecuali dengan mahasiswa seasalnya (dalam turnamen mereka sendiri). Lain halnya, mahasiswa Ende, Ngada, Kupang, dan yang lainnya. Sepak bola tidak hanya menjadi ajang olah raga kerap dijadikan ajang tawuran. Bahkan baku 'potong'.

Peristiwa tawuran yang melibatkan mahasiswa Manggarai Barat dan Manggarai Timur di Malang yang bermula dari sepak bola adalah sebuah tragedi. Tragedi yang mengoyak wajah sepak bola, sportivitas, dan persaudaraan.

Peristiwa yang memakan korban, seorang mahasiswa, Fidelis Honto, adalah tragedi terbesar sepanjang sejarah mahasiswa Manggarai diaspora. Perbuatan sekelompok mahasiswa asal Manggarai meremukan wajah mereka sendiri - yang dikenal solid, kompak, dan kental persaudaraan.

Perbuatan mereka pula telah mendistorsi makna sepak bola paskah di kampung halamannya - dimana sepak bola merupakan ekspresi kegembiraan yang dibaluti semangat persaudaraan. Filosofi sepak bola paskah yang dibawa mahasiswa Manggarai menjadi pudar dengan hilangnya nyawa ase Fidelis Honto secara tragis.

Mereka secara keliru memaknai sepak bola sebagai olahraga berwajah ganda. Di satu sisi, sepak bola menjadi ajang merekat persaudaraan, di lain pihak, sepak bola 'seolah-olah' menjadi media menabur benih permusuhan. Dan, tirani menjadi 'jawaban' atas setiap percecokan di dalam dan luar lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun