Mohon tunggu...
Giorgio Babo Moggi
Giorgio Babo Moggi Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar yang tak berhenti untuk menulis

Dream is My Life's Keyword.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ahmad Dhani dan Multitafsir Gerakan "Orang Kita"

5 Agustus 2016   22:49 Diperbarui: 6 Agustus 2016   10:42 3135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmad Dani dan Gerakan Orang Kita (Foto: viva.co.id)

Jalan terjal Ahok menuju gelanggang politik Pilgub DKI 2017 kian menganga. Jika ia tidak hati-hati ia akan terjungkal ke jurang terdalam. Gempuran demi gempuran terus menghantam Ahok dari segala penjuru. Ahok benar-benar biang politik yang memicu pro kontra di kalangan masyarakat dan politisi.

Berbagai upaya telah dilakukan rival politik Ahok, satu per satu gugur. Tidak terbukti. Ahok melenggang. Berawal dari niat melalui jalur independen, kemudian menempuh jalur politik menuju DKI 1. Lawan-lawannya semakin gemas sembari menyiapkan langkah atau strategi untuk menjungkalnya dari medan pertarungan nanti.

Salah satu bakal calon Gubernur DKI yang gagal seleksi, Ahmad Dhani, adalah salah satu sosok yang gemas dengan Ahok. Genderang perangnya dengan Ahok belum berakhir. Ia tidak tinggal diam. Berbagai cara pun dilakukan.

Langkah terkini, Dhani mendeklarasikan Rizal Ramli-Sandiaga Uno sebagai penantang petahana. Gerakan dukungan kepada Ramli-Uno diberi nama “Orang Kita”.

“Orang Kita” adalah nama yang bagus. Tapi kita harus mengais maknanya lebih dalam. Ungkapan “Orang Kita” kerap menghiasi percakapan pada setiap pilkada/pilgub dan pileg. Lebih pilih orang kita daripada pilih orang lain adalah kalimat yang sering meluncur dari para jurkam atau tim sukses.

Menulusuri jejak “Orang Kita” secara serampangan kita akan menemukan makna yang biasa-biasa saja. Tetapi, jika kita membaca dengan seksama dan meresapinya lebih dalam,  frasa “Orang Kita” menimbulkan multi tasfir. Salah satunya, nama gerakan bermuatan rasis.

Mendeklarasikan “Orang Kita” secara sadar maupun tidak sadar Ahmad Dhani telah mendikotomikan “Orang Kita” dan “Orang Lain”. Dikotomi ini ditujukan kepada para kandidat Gubernur DKI.   

“Orang Kita” hanyalah sebuah upaya penghalusan makna dari kata “Pribumi”. Karena dikotomi “Pribumi” dan “Non Pribumi” kerap menjadi senjata ampuh untuk komoditas politik. Kali ini Dani tampil cerdas, membungkus niatnya di balik kata yang secara sepintas tidak bermakna apa-apa.

Lalu pertanyaannya, siapakah kandidat yang lain? Apakah mereka tetap dianggap sebagai “Orang Lain”? Secara tidak langsung, Dhani telah memantik politik rasis yang tidak disadari oleh para pendukungnya.

“Orang Kita” hanya sebuah permainan kata. Di baliknya terbungkus makna primodial yang mengkerdilkan demokrasi di negeri ini. Dengan kata lain, jangan pilih “orang lain”, pilihlah “orang kita”. “Orang Kita” bisa diterjemahkan “orang pribumi” (baca: bukan Ahok).

Dhani mungkin punya argumentasi yang mendasar soal pemilihan nama gerakannya. Sayangnya, ia sendiri tidak dapat mengurai secara mendalam makna balik nama gerakan ini. Ia justeru hanya menyampaikan alasan menduetkan Rizal-Uno karena mereka tidak memiliki hubungan atau keterkaitan dengan para developer atau pengembang. Lantas siapakah para developer itu? Jelas mayoritas pengembang adalah WNI keturunan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun