Mohon tunggu...
Giorgio Babo Moggi
Giorgio Babo Moggi Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar yang tak berhenti untuk menulis

Dream is My Life's Keyword.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Saya Terpapar Covid-19: Kronologi dan Pelajaran yang Dipetik

29 Juli 2021   15:42 Diperbarui: 29 Juli 2021   15:57 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/Penulis ketika enjalani isolasi mandiri karena positif Covid-19

Bila kita mau jujur, di awal-awal,  banyak orang yang memandang penderita Covid-19 sebagai aib. Covid dianggap  sebagai hukuman kepada orang-orang tertentu. Dalam pikiran mereka,  seolah-olah Covid mampu memilih-milih orang-orang tertentu untuk diserang.

Karena aib, kita mulai menjaga jarak dengan penderita, mencibir, tak tegur sapa, malah usir kehadiran penderita Covid-19 dari rumah atau kampungnya sendiri.

Itu salah satu dari sejumlah kisah pilu penderita di awal-awal Covid-19 muncul sebagai monster yang menakutkan dan mematikan. Tapi, semakin ke sini, sikap dan perilaku ini semakin berkurang. Kini, orang semakin realistis bahwa Covid-19 itu dapat menyerang siapa saja serta rasa solidaritas antar sesama bangkit.

Inilah yang dialami penulis dan hendak di-share-kan melalui tulisan ini. Tepatnya, tanggal 9 Juli, saya dinyatakan positif Covid-19, 'status' yang saya hindari selama ini. Di dalam hati, saya selalu ucapkan agar terhindar dari Covid. Kenyataannya, saya tidak bisa lari dari kenyataan itu sendiri. Setinggi-tingginya harapan saya akhirnya saya jatuh ke pelimbahan juga (positif Covid).

Begini  kronologi peristiwa dari awal hingga saya dinyatakan positif Covid-19. Selama sebulan saya sedang mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) di BPSDM Provinsi NTT. Saya dan 39 peserta lainnya wajib tinggal di asrama. 

Kami masuk asrama  melalui prokes yang ketat seperti harus rapid test dan selama kegiatan diawasi Satgas Covid dari Satuan Polisi Pamong Praja dan Puskemas Sikumana. Lebih kurang sebulan, saya pulang rumah sebanyak 4 kali, yakni pada setiap hari Sabtu, sedangkan saya kembali ke asrama pada hari Minggu.

Tanggal 3 Juli, saya kembali ke rumah, berkumpul dengan keluarga dan merayakan misa mingguan di Kapela Yesus Maria Yoseph Liliba. Malam Senin, saya berniat kembali ke asrama, tetapi hidung saya mendadak berair (gejala flu mulai menyerang), kemudian saya menunda pulang ke asrama. Malam itu, gejala flu mengarah ke deman dan meriang.

Saya menanggapi  gejala ini sebagai gejala biasa sebagaimana saya sering alami sekali dalam kurung waktu 3-4 bulan. Dalam kondisi sakit, keesokan harinya saya tetap pulang ke asrama mengingat kami harus mempresentasikan tugas kelompok.

Saya mengikuti kelas bersama rekan-rekan lainnya. Kelompok saya, kelompok satu diberi kesempatan pertama untuk mempresentasikan tugas. Saya dimandatkan oleh ketua dan anggota kelompok sebagai presenter. Dalam kondisi yang kurang fit, akhirnya presenstasi berjalan dengan baik. Setelah itu, saya mohon pamit kepada ketua kelas dan beberapa kawan untuk kembali ke kamar dan istirahat.

Saya tidur sangat lelap dalam kondisi tubuh yang "tidak enak" -- flu, meriang dan demam. Saya minum vitamin yang diberikan oleh Itha Kana dan Gani Manisa -- teman-teman PKP. Saya tidur sangat lelap dan bangun malam menjelang jam makan malam. Kondisi tubuh saya tidak banyak berubah. Saya berusaha untuk menguatkan dan meyakinkan diri agar lekas sembuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun