Mohon tunggu...
Giorgio Babo Moggi
Giorgio Babo Moggi Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar yang tak berhenti untuk menulis

Dream is My Life's Keyword.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Wajah Herodes di Tubuh PSSI, Tragis Bagi PSN Ngada: Kebenaran Akan Mencari Jalannya Sendiri

20 Desember 2019   05:50 Diperbarui: 20 Desember 2019   05:58 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PSN Ngada (Foto: Ekorantt.com)

PSN Ngada khususnya dan NTT umumnya mungkin tak beri kontribusi besar terhadap sepak bola nasional padahal memiliki generasi bertalenta. Sebab pertama adalah kesempatan. Kesempatan itu tak mudah didapat oleh anak-anak Ngada atau anak NTT apalagi untuk berkarier di sepakbola di Indonesia harus memiliki modal cukup untuk melicinkan jalan. Ternyata, talenta tak cukup, pemain harus punya modal kapital.

Bisa pula kesempatan itu ada. Tapi orang mungkin beranggapan pemuda NTT emosional di dalam dan luar lapangan hijau. Belum lagi, sepak  NTT identik dengan gejolak, cecok dan perkelahian di dalam dan luar lapangan. Itulah karakter kami.  Yang keras tampak kasar. Bertengkar dikira berkelahi. Tapi tak berarti kami menghalalkan sebuah proses untuk mencapai tujuan dengan mengorbankan orang lain dengan cara pembodohan secara kasat mata.

Kini  kita berada di masa sepakbola modern. Perilaku-perlikau negatif tersebut mulai luntur. Kesadaran sepakbola NTT pun bangkit. Manajemen sepakbola dibenahi. Stadion-stadion dipugar dan bahkan stadion baru dibangun. Infrastruktur lapangan dilengkapi dengan fasilitas untuk pertandingan malam hari. Artinya, pemimpin dan masyarakat NTT mau berubah seperti wilayah Indonesia bagian Barat yang beberapa langkah lebih maju di bidang infrastruktur.

Diutusnya PSN Ngada sebagai jawara NTT ke pentas yang lebih tinggi adalah kebanggaan kami warga NTT di tengah suluh optimisme yang bernyala-nyala.  PSN Ngada memang pantas mewakili klub NTT. Perjalanannya sejauh ini, pun banyak berubah sejalan irama sepakbola modern. Sayangnya, ditengah transformasi perubahan tersebut, PSN Ngada justeru dihadapkan dengan situasi irasional yang dipicu oleh penyelenggara (PSSI) - lebih tepat Komisi Disiplin Liga 3 Jawa Timur. Ada apa sebenarnya?

Pihak PSN Ngada dan pendukungnya telah sekuat tenaga mencari jawabannya. Mencari berbagai bukti untuk menyanggah tudingan. Pencarian itu berujung pada sebuah pertanyaaan; kami salah apa? Ya, memang pelatih, pemain dan pendukungnya tak menemukan alasan yang tepat terdiskualifikasinya PSN dari Liga 3.  Karena itu mereka pantas menggugat pihak-pihak yang telah 'berselingkuh' dan merusak marwah sepakbola Indonesia.

Saya kira perjuangan kita telah mulai. Kita tak boleh menghentikan langkah yang telah dimulai itu. Kita harus membangunkan kesadaran PSSI dengan cara elegan. Buktikan bahwa di tubuh PSSI bersarang oknum-oknum yang berwajah mafioso. Kita tunjukkan kepada mereka bahwa nilai sportivitas di atas segala kepentingan dan  prinsip  tidak  melacur pada uang dan kemenangan semu.

Memang juara adalah tujuan dari setiap perlombaan tapi tidak harus ditempuh dengan berbagai cara -- terutama cara-cara negatif. Mengikuti perjalanan PSN Ngada  dua tahun berturut-turut ini, memperlihatkan fakta bahwa  "diskriminasi" di dunia sepakbola bukan hoaks. Fakta itu tak membuat kita berhenti untuk mogok dari dunia sepakbola. 

Sepakbola adalah "genetika" yang diwarisi secara natural. PSN Ngada membuktikan punggawanya adalah memiliki talenta bawaan lahir.  Bukan produk sekolah sepakbola. Bukan pula produk sogokan agar dimainkan. Mereka melalui proses dan diseleksi secara alamiah.

Karena itu penulis tetap berbangga karena PSN Ngada bukan produk instan. Bangga karena genetika sepakbola yang mengalir di dalam diri anak-anak PSN Ngada. Genetika itu pula yang memupuk keberanian dan kepercayaan diri mereka bertanding dimana saja. 

Para punggawa PSN Ngada tak boleh merasa kalah. Bagi kami, kalian telah memenangkan pertandingan dan memenangkan seluruh  hati masyarakat NTT dengan daya juangmu. Percayalah, kebenaran akan mencari jalan sendiri. Pada waktunya kebenaran itu terungkap dan kalian berada di jalan yang benar itu.

Hidup memang demikian adanya. Herodes pun gelisah dengan kabar kedatangan Sang Raja. Meminta 3 orang majus dari timur kembali kepadanya untuk mengabarkan keberadaan Sang Raja itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun