Mohon tunggu...
Babay Suhendri
Babay Suhendri Mohon Tunggu... Dosen - Babay Suhendri adalah Wirausahawan, Pegiat Sosial dan Akademisi

Babay Suhendri. Lahir di Serang, Banten. Memperoleh ijazah Sarjana Teknik Informatika dari STT YBS Internasional Bandung tahun 2001. Lulus dengan Yudisium Cumlaude di Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Program Studi Teknologi Pembelajaran (TPm) tahun 2013. Penggiat Pendidikan Non Formal, terutama pelatihan dan kursus di Provinsi Banten sejak tahun 2003. Aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan, profesi dan kepemudaan. Berbagai Workshop dan Pelatihan di bidang pendidikan non formal, kursus dan pelatihan sepanjang tahun 2006-2013. Dosen Tetap di Politeknik Piksi Input Serang tahun 2015-2019. Mengajar mata pelajaran TIK di SMAN 1 Tirtayasa sejak tahun 2005-2013. Pengembang Aplikasi Pendataan Paket C di Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kemdikbud RI tahun 2012. Pengelola lembaga keuangan dan ekonomi mikro syariah. Tim teknis kegiatan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah tahun 2013-2014. Direktur Vokasi di Universitas Primagraha tahun 2020 sampai dengan sekarang. Tim Penulis Buku di Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kemdikbud RI tahun 2019 sampai dengan sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenali Gejala Star Syndrome

8 November 2022   10:44 Diperbarui: 8 November 2022   10:54 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini saya mendapati status di beranda facebook diposting oleh kawan yang saya kenal. "Nomor ga aktif setelah sukses tujuan tercapai itu sudah biasa... Bro... wkwkwk....". dengan bernada kecewa. 

Di obrolan warung kopi, saya mendengar curhatan kawan lain. "Dulu dia gak seperti ini!". Ia bercerita temannya di masa lalu sikapnya low profile, kawan yang menyenangkan, setara, seperti orang kebanyakan. Belakangan ada perilaku yang berubah dari biasanya. Tak lama sejak menduduki sebuah jabatan strategis di pemerintahan.

Mungkin kisah seperti itu lekat sekali dengan kita. Orang-orang dekat, sahabat dan bahkan mungkin kerabat kita mengalami perubahan sikap, dan kita menganggapnya hal yang biasa saja.

Namun menurut ahli kesehatan, sikap dan perilaku yang berubah drastis seperti arogan atau sombong, selalu ingin menang sendiri , merasa dirinya spesial, haus pujian akibat perubahan strata sosial dalam kehidupannya merupakan gangguan kesehatan mental yang disebut dengan Star Syndrome.

Dilansir dari halodoc.com Star Syndrome adalah kondisi ketika seseorang merasa dirinya sempurna, mengagumkan, dan terkenal, padahal kenyataannya tidak. Secara medis, kondisi ini dikenal juga dengan sebutan gangguan kepribadian narsistik. 

Penting untuk mengenali gejalanya dan mencari bantuan profesional untuk menanganinya. Sebab, gangguan ini dapat menyebabkan masalah di banyak bidang kehidupan.  

Orang dengan Star Syndrome biasanya menunjukkan gejala atau ciri-ciri  seperti:

  • Rasa Superior yang Berlebihan

Merasa superior adalah ciri khas narsisme. Lebih dari sekadar kesombongan biasa, rasa superior yang dimiliki seringkali tidak realistis. Mereka percaya bahwa mereka unik atau istimewa, dan hanya dapat dipahami oleh orang-orang spesial lainnya. 

Selain itu, mereka juga merasa sangat hebat dalam sesuatu, padahal sebenarnya biasa saja. Mereka hanya ingin bergaul dan diasosiasikan dengan orang, tempat, dan benda lain yang berstatus tinggi.

Orang dengan Star Syndrome juga percaya bahwa mereka lebih baik dari orang lain dan mengharapkan pengakuan seperti itu. Bahkan ketika mereka tidak melakukan apa pun untuk mendapatkannya. Mereka akan sering melebih-lebihkan atau berbohong tentang prestasi dan bakat mereka. 

Ketika mereka berbicara tentang pekerjaan atau hubungan, yang akan kamu dengar hanyalah seberapa besar kontribusi mereka, betapa hebatnya mereka, dan betapa beruntungnya orang-orang dalam hidup mereka. 

  • Hidup di Dunia Fantasi

Karena kenyataan tidak mendukung pandangan muluk mereka tentang diri mereka sendiri, orang dengan sindrom ini bisa dibilang hidup di dunia fantasi. Dunia tersebut ditopang oleh distorsi dan kebohongan pada diri sendiri.

Mereka sering memutar fantasi tentang kesuksesan mereka yang seolah tak terbatas, daya tarik, kecemerlangan, dan hal-hal yang membuat mereka merasa istimewa. Fantasi ini melindungi mereka dari perasaan kekosongan batin dan rasa malu, sehingga fakta dan pendapat yang bertentangan dengan mereka diabaikan atau dirasionalisasi. 

  • Membutuhkan Pujian dan Kekaguman Yang Konstan

Rasa superioritas orang dengan kondisi ini  seperti balon yang secara bertahap kehilangan udara. Tanpa aliran tepuk tangan dan pengakuan yang stabil untuk membuatnya tetap mengembang. 

Pujian sesekali saja tidak cukup. Mereka merasa perlu "asupan" untuk ego mereka, sehingga mereka cenderung senang bersama orang yang bersedia memujanya dan memenuhi keinginan obsesif mereka. 

  • Merasa Sangat Berhak untuk Apapun

Karena mereka menganggap diri mereka istimewa, orang dengan Star Syndrome mengharapkan perlakuan yang baik sebagai hak mereka. Mereka benar-benar percaya bahwa apapun yang mereka inginkan, harus didapatkan.

Mereka juga mengharapkan orang-orang di sekitar mereka untuk secara otomatis menuruti setiap keinginan dan keinginan mereka. Jika kamu tidak memenuhi setiap kebutuhan mereka, maka kamu akan dianggap tidak berguna. 

  • Mengeksploitasi Orang Lain Tanpa Rasa Bersalah atau Malu

Orang dengan Star Syndrome tidak pernah mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi perasaan orang lain. Mereka juga tidak bisa menempatkan diri mereka pada posisi orang lain. 

Dengan kata lain, mereka kurang empati. Dalam banyak hal, mereka memandang orang-orang dalam kehidupan mereka sebagai objek yang harus melayani kebutuhan mereka. 

Akibatnya, mereka tidak berpikir dua kali untuk mengambil keuntungan dari orang lain untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Kadang-kadang eksploitasi antarpribadi ini berbahaya, tetapi seringkali tidak disadari. 

Orang dengan kondisi ini juga sama sekali tidak memikirkan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi orang lain. Bahkan jika kamu menjelaskannya, mereka belum tentu akan benar-benar mengerti. Satu-satunya hal yang mereka mengerti adalah kebutuhan mereka sendiri.

  • Sering Merendahkan atau Meremehkan Orang Lain

Orang dengan kondisi ini merasa terancam setiap kali mereka bertemu dengan seseorang yang tampaknya memiliki kekurangan. Terutama mereka yang percaya diri dan populer. 

Mekanisme pertahanan mereka adalah penghinaan. Satu-satunya cara untuk menetralisir ancaman dan menopang ego mereka yang kendur adalah dengan menjatuhkan orang-orang itu. 

Mereka mungkin melakukannya dengan cara merendahkan atau meremehkan seolah-olah untuk menunjukkan betapa kecil arti orang lain bagi mereka. Bahkan, mereka juga mungkin menyerang dengan hinaan, ejekan, intimidasi, dan ancaman.

Itulah beberapa ciri orang dengan Star Syndrome yang bisa dikenali. Perawatan untuk gangguan kepribadian narsistik ini dapat menjadi tantangan. Karena mereka biasanya merasa paling benar, sehingga sulit untuk mengenali masalah yang sedang dialami.

Dalam Artikel yang berjudul "Mengenal 18 Ciri-Ciri Star Syndrome dan Cara Mengatasinya" pada laman www.Orami.co.id menyebutkan bahwa Star syndrome bukanlah jenis kondisi yang dapat didiagnosis dengan tes darah, MRI, atau skala yang tepat. Seseorang hanya perlu menunjukkan 55% dari sifat, gejala, dan perilaku di atas untuk dipertimbangkan.

Untuk mengatasi gejala star syndrome bisa melakukan beberapa hal. Yaitu dengan menyadari bahwa popularitas dan ketenaran bukan suatu yang kekal. Ketenaran maupun kesenangan bisa saja membuat diri merasa diatas angin dan dapat jatuh begitu saja, kapanpun. Namun kehebatan sejati hanya dimiliki oleh Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun