Mohon tunggu...
Ba2ng Yupi
Ba2ng Yupi Mohon Tunggu... -

Single

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Diangkatnya Nabi Isa As ke Surga yang Sebelumnya Diwafatkan di Suatu Tempat Termasuk di Angkatnya Kitab Injil Oleh Alah Swt

5 April 2013   04:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:43 43556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya coba berbagi ilmu tentang Nabi Isa Al-Mashih a.s terutama saat hari kematian Nabi Allah Isya Al-Mashih a.s menurut Al-Qur’an.

Sebelumnya saya coba mengulas secara singkat tentang kelahiran dan sejarah Nabi Isa a.s. sampai menjadi utusan Allah SWT.

Sepasang suami-istri dari Bani Israel bernama Imran bin Matsan dan istinya Hannah bin Faqudz sudah ber tahun2 berumah tangga namun belum dikaruniai keturunan. Merka selalu bedoa bahkan Hannah bernazar akan menyedekahkan anaknya jika lahir ke Baitul Maqdis ( Majidil Aqsa ) di Palestina. Allah mendengar & mengabulkan doa mereka, maka Hannah istri Imran melahirkan bayi perempuan yang di beri nama Maryam yang artinya “Ibadah” (orang2 Nasarah menyebutnya Maria). Hanna ingat akan nazarnya jika punya anak akan di sedekahkan ke Baitul Maqdis untuk mengabdi. Lalu bayiya di serahkan ke Nabi Zakaria bin Barkhaya yang memang adalah paman Hannah ibu Maryam, untuk kelak Maryam bisa mengabdi di Baitul Maqdis.

Nabi Zakaria bin Barkhaya AS bersama Isya istrinya adalah penjaga mihrab Baitul Maqdis Palestina

Singkatnya, Maryam tumbuh menjadi gadis dewasa dalam asuhan Nabi Zakaria bersama istrinya.

Pada suatu hari Maryam dikejutkan oleh panggilan suara seorang lelaki yang yernyata adalah Malaikat Jibril yang berwujud manuasia sempurna di utus oleh Allah untuk menemui Maryam di Mihrab baitul Maqdis

Kata Jibril : “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu), taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.” (Ali Imran: 42-43).

Sejak itu ia merasa kekuatan dan masa mudanya meninggalkan dirinya dan digantikan dengan kesucian dan kekuatan yang lebih banyak. Maryam mengetahui, ia akan memikul tanggung jawab besar.

Suatu hari, Zakaria menemukan sesuatu yang asing dan aneh pada diri maryam. Setiap kali Zakaria mengunjungi Maryam dan memasuki Mihrab, ia mendapati disana, telah terhidang makanan yang berlimpah. Padahal, ia merasa yakin tidak ada orang lain yang masuk. Dengan penuh keheranan, Zakaria bertanya. “Hai Maryam, darimana kamu peroleh rezeki ini?”

“Makanan itu dari sisi Allah,” jawab Maryam. “Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa perhitungan.”

Dari kejadian itu, Zakaria merasa Allah telah mengkhususkan Maryam dengan kedudukan yang mulia yang tidak dimiliki orang lain.

Suatu saat, Jibril dengan menjelma sebagai manusia mendatangi Maryam di mihrabnya. Dalam kekagetannya, Maryam bertanya, “Apakah engkau menusia yang mengenal Allah SWT dan bertakwa kepada-Nya?. Sambil tersenyum orang itu ( Malaikat Jibril ) menjawab,: “Sesungguhnya aku ini utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.” (QS Maryam: 19).

Maryam tetap curiga, kehadiran laki-laki itu, bagaimana pun sangat mencurigakan, apalagi ia hendak memberi anak, sementara Maryan tidak pernah disentuh seorang lelaki pun.

“Bagamana akan ada bagiku seorang anak lelaki, sementara tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan pula seorang pezina.” (QS Maryam: 20).

“Demikianlah Tuhanmu berfirman,” jawab Jibril. “Hal itu adalah mudah bagiku dan agar dapat kami menjadikannya sebagai suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.” (QS Maryam: 21).

Pada suatu hari, Maryam pergi ke suatu tempat yang jauh. Ia merasa sesuatu akan terjadi hari itu. Kakinya membimbingnya menuju tempat yang dipenuhi pohon kurma. Tempat itu tidak biasa dikunjungi siapapun saking jauhnya.

Di bawah pohon kurma yang tinggi besar, Maryam merasakan sakit pada perutnya. “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.” (QS Maryam: 23).

Saya singkat kisahnya, setelah Maryam melahirkan sendirian dibawah pohon kurma yang tinggi, hati Maryam penuh keraguan karena telah melahirkan bayi laki2 tanpa pernah di sentuh oleh seorang lelaki dan akan menjadi fitnah di kalangan Bani Israel.

Ketika keraguan menyelimutinya, tiba-tiba anak yang baru lahir itu ( Isa AS) berkata : “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu menggugurkan buah kurma yang masak untukmu, makan, minum, dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, katakanlah, sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini.” (QS Maryam: 24-26).

Ketika tiba saatnya, Maryam kembali ke Baitulmaqdis, waktu menujukkan Ashar. Pasar besar yang terletak di jalan yang dilalui Maryam menuju masjid di penuhi banyak orang. Kehadiran Maryam yang membopong seorang bayi mungil segera menarik perhatian orang-orang yang lalu lalang di pasar itu. Mereka bertanya kepada Maryam dengan nada sumbang sembari mencibir. “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.” (QS Maryam: 27).

Mereka telah menuduh Maryam telah melakukan pelacuran. Di mata mereka, Maryam telah berbuat nista dan hina. Dengan ketabahan yang tinggi, Maryam menyerahkan segalanya kepada Allah SWT. Sementara tangannya menunjuk ke arah Isa. Mereka memahami, Maryam berpuasa dari pembicaraan dan meminta kepada mereka agar bertanya langsung kepada anak itu. “Bagaimana kami akan bicara dengan bayi yang masih dalam ayunan?” (QS Maryam: 29).

Belum selesai mereka mengolok-olok, Isa berkata : “Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada. Dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. Dan berbakti kepada Ibuku dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku di bangkitkan hidup kembali.” (QS Maryam: 30-33).

Kisah anak Maryam ( Isa AS.) menjadi bahan pembicaraan di daerah Baitul Lahmin yang oleh orang2 Romawi menyebutnya Kota Betlehem

Sebaliknya, para pendeta Yahudi merasa akan terjadi suatu tragedi kepribadian yang akan datang kepada mereka dengan kelahiran anak Maryam. Kedatangan Almasih berarti mengembalikan manusia kepada penyembahan semata-mata kepada Allah. Ini berarti menghapus agama Yahudi yang mereka yakini.

Isa tumbuh dalam pemeliharaan Ibunya sebagaimana anak-anak kecil lainnya. Hanya saja Isa, banyak diberi mukjizat oleh Allah. Sejak kecil ia bisa memberi tahu sesama temannya tentang apa yang hendak mereka makan, ia juga mampu mengungkapkan apa yang disimpan orang-orang di rumahnya. Ia juga tampak cerdas.

Suatu hari, ketika mencapai usia 30 tahun, bersama sang ibu, Nabi Isa AS pergi ke Bukit Zaitun– sebuah bukit yang menjadi saksi beberapa peristiwa kenabian. Di sanalah, turun Ruhul Amin (Jibril) menyampaikan Risalah Tuhan kepada Isa. Ia menerima Al-Kitab dari Allah, sebagai kitab yang membenarkan kitab sebelumnya, yaitu Taurat dan apa yang dipelajarinya dari kitab tersebut. melalui peristiwa yang amat menggetarkan, Nabi Isa AS menerima wahyu dari Allah SWT berupa kitab suci Injil, sebagai pertanda bahwa ia telah diangkat sebagai Nabi.

Nabi Isa AS. Berkata kepada Maryam : “Ibu, hamba telah di utus oleh Allah ke Bani Israel. Untuk menjalankan tugas ini hamba harus melalui jalan yang penuh perjuangan, penderitaan, dan kesewenang-wenangan.,

Singkatnya, setelah Isa AS. Diangkat oleh Allah mejadi Nabi & Rasul, maka Nabi Isa AS bersama ibunya Maryam melewati hari2nya dengan berda’wah.

Nabi Isa diutus oleh Allah SWT untuk membenahi kaum Bani Israel yang hidupnya sangat kufur. Semua ajaran Nabi Musa AS yang hidup sekian abad sebelumnya dikoyak-koyak dan diputarbalikkan sedemikian rupa, sehingga yang halal menjadi haram, dan yang haram menjadi halal. Kitab suci Taurat yang seharusnya menjadi panutan malah mereka buang jauh-jauh, sehingga perilaku mereka benar-benar keterlaluan. dan oleh karena itu harus dibenahi.

Akan tetapi dasar moral Bani Israel kaum Yahudi sejak zaman Nabi Musa AS yang membebaskan Bani Israel dari kekejaman Fir’aun memang tidak pernah mau menyembah Allah sesuai ajaran Nabi Musa AS di dalam kitab Taurat, kini keturunan Bani Israel pun tidak mau mengikuti ajaran Allah yang dibawa oleh Nabi Isa AS, Bani Israel tetap saja tidak mau percaya. Mereka bahkan menolak dan melancarkan fitnah keji, dengan menuding bahwa bahwa Isa adalah Nabi palsu. Mereka berusaha menjatuhkan waibawa dengan meminta agar Nabi Isa menunjukkan mukjizat di depan umum. Buat Nabi Isa hal itu tentu bukan masalah berat. Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, terciptalah seekor burung Merpati yang terbuat dari segumpal tanah.

Pada kesempatan lain, Nabi Isa menunjukkan mukjizat dengan menyembuhkan penderita Kusta, orang yang buta sejak lahir, bahkan menghidupkan orang yang baru saja meninggal. Akibatnya banyak orang berduyun-duyun minta kesembuhan. Namum hal itu tidak membuat mereka percaya kepada Nabi Isa,  bahkan semakin memusuhi. Kaum Yahudi dari Bani Israel mempengaruhi Penguasa Romawi, bahwa Nabi Isa AS berserta pengikutnya akan memberontak dan mau menguasai Romawi.

Nabi Isa AS menyadari adanya fitnah dari ani Israel, maka Nabi Isa berserta ibunya Maryam & muridnya 11 orang yang disebut Kaum Hawariyun meninggalkan Palestina demi keselamatan ummatnya.

Tibalah mereka disebuah padang tandus tidak berpenghuni, terjebak oleh alam, tidak ada sumber makanan dan minuman.

Setelah berhari-hari berada di sana dan kehabisan bahan makanan, mereka pun kelaparan, tapi tidak bisa mencari jalan keluar. Akhirnya mereka menghadap Nabi Isa AS. “Kalau berlama-lama tinggal disini, darimana kita akan mendapat makanan dan minuman, padahal persediaan bahan makanan kita sudah habis, tenaga telah terkuras, sehingga untuk melangkah pun sulit. Apakah tuhan tidak kuasa menurunkan makanan dari langit? Kata salah seorang diantara mereka.

Menyadari keadaan itu Nabi Isa AS tertawa, “Bertakwalah kamu kepada Allah SWT, jika kamu betul-betul orang beriman.” Tapi masalahnya bukan takwa dan iman, melainkan mereka telah terdesak oleh kelaparan. “Jika mukjizat hidangan dari langit itu nyata, kami akan lebih beriman dan bertakwa,” kata mereka serempak.” Maka Nabi Isa pun bermunajat kepada Allah SWT, sambil menengadahkan kedua belah tangannya ke langit. “Ya Allah berilah kami rezeki, karena engkaulah sang Maha Pemberi Rezeki.”

Allah Maha Mendengar, doa Nabi Isa itu dikabulkan. Allah Berfirman, “Sesungguhnya aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, tapi barang siapa diantara kamu kafir sesudah hidangan itu aku turunkan, aku akan menyiksa dengan siksaan  yang belum pernah aku turunkan kepada siapapun di antara umat manusia.” Benar Allah menurunkan hidangan dari langit, hidangan itu begitu mewah, lezat dan berlimpah, dengan aroma yang mengundang selera. Lezatnya tak tertandingi oleh makanan apapun yang ada di bumi. Mereka pun makan sepuas-puasnya, sambil bersyukur atas hidangan tersebut, keimanan mereka juga semakin bertambah.

Di tempat persembunyiannya, Nabi Isa AS bersama muridnya Kaum Hawariyun, sehingga umat Nabi Isa semakin bertambah banyak. Sampai pada suatu hari, tiba2 tempat persembunyian Nabi Isa dan para pengikutnya ketahuan dan dikepung oleh tentara Romawi. Mereka ketakutan dan melarikan diri menjauhi Nabi Isa, termasuk Kaum Hawariyun yang jumlahnya hanya 11 orang itu. Mereka menyelamatkan diri entah kemana. Nabi Isa pun tinggal sendirian. Dalam situasi sangat kritis dan berbahaya itulah, Allah SWT me wafatkan lalu mengangkat Nabi Isa AS ke surga.

Penemuan tempat persembunyian Nabi Isa itu tiada lain akibat ulah Yahuda alias Yudas Iskariot, yang termasuk salah satu murid  Nabi Isa sendiri. Rupanya Yahuda lebih tergiur oleh iming-iming hadiah yang ditawarkan oleh Kaisar Romawi, Herodes, daripada Iman dan takwa. Lalu berkhianat pada Nabi Isa AS & Allah. Yahuda melaporkan keberadaan Nabi Isa dan para muridnya kepada pendeta dan pemuka Bani Israel, ketika mereka sedang menyusun tuduhan palsu seolah-olah Nabi Isa akan melancarkan pemberontakan.

Tapi, ketika tentara Romawi mengepung tempat persembunyian tersebut, ternyata Nabi Isa sudah tidak ada, karena sudah diangakat oleh Allah SWT ke surga. Maka pasukan Romawi pun mencurigai seorang lelaki yang ada di sekitar tempat persembunyian tersebut, yang wajahnya oleh Allah SWT dibuat mirip dengan Nabi Isa AS. Dia tiada lain adalah Yahuda, sang pengkhianat itu. Tak pelak, Yahuda pun ditangkap dan disalib beramai-ramai oleh tentara Romawi, setelah sebelumnya diarak keliling kota dengan stempel sebagai Nabi Palsu.

Namun sebagian orang “menganggap bahwa di salib adalah Nabi Isa AS”

Enam tahun kemudian, ibunda Nabi Isa AS. Maryam, wafat. Akan halnya para murid setia Nabi Isa, yaitu kaum Hawariyun, mereka hidup sembunyi2, tapi tetap berdakwah.

Belakangan mereka berpencar ke seantero negeri di sekitar Palestina. Mereka inilah yang kemudian menuliskan “INJIL” sesuai dengan ingatan mereka masing2, sehingga kemudian dikenal berbagai versi Injil, seperti Injil Matheus, Injil Yohannes, Injil Lukas, Injil Markus. Sementara Kitab Injil yang diterima oleh Nabi Isa AS dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril di bukit Zaitun, diyakini raib ketika Nabi Isa “Diangkat” oleh Allah SWT ke Surga.

Padahalbersamaan di angkatnya Nabi Isa AS naik ke atas Surga, di angkat pula kitab Injil yang di wahyukan kepada Nabi Isa AS, karena ajarannya di putar balikkan oleh kaum Yahudi Bani Israel.

Menurut pandangan dan ajaran Islam, Nabi Isa AS tidak disalib, melainkan diangkat oleh Allah SWT ke Surga. Sementara yang disalib sebenarnya adalah sang pengkhianat, Yahuda alias Yudas Iskariot.

Masa kenabian Isa AS sangat singkat, hanya lima tahun. Tapi, bahkan Allah sendiri sangat menghormatinya, dengan menjulukinya sebagai Ruhulquddus, yaitu Roh Allah yang kudus, suci.

Sekian tulisan saya menitip beratkan pada proses di wafatkannya Nabi Isa AS, sebelum di angkat ke Surga dan menyanggap pendapat sebagian ummat yang mengatakan tidak di angkat tapi di tinggikan derajatnya, bahkan ummat nasarah sendiri ber beda2 pendapat, ada yang menganggap di salib ada juga berpendapat sama Al-Qur’an.

Salam,

Ba2ng Keren

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun