Self diagnose, mungkin kata kata ini sudah tidak asing lagi bagi remaja pada zaman yang canggih akan teknologinya seperti saat ini, seseorang kerap kali tidak menyadari akan hal seperti ini. Apakah kalian pernah merasakan tidak enak badan ataupun mengeluhkan sebuah penyakit? Kemudian mencari dari berbagai laman di internet, dan langsung percaya begitu saja hingga menuruti saran dari laman tersebut. Hati hati ini termasuk salah satu ciri ciri dari self diagnose. Maka dari itu penting untuk diri kita sendiri mengetahui dan mengenal lebih dalam apa sih itu self diagnose dan bagaimana cara mengatasinya, simak baik baik ya.
Apa itu self diagnose?
Pengertian dari self diagnose atau mendiagnosis dirinya sendiri yaitu kondisi dimana seseorang berusaha mengidentifikasi dan mencari tahu apa yang telah dialaminya dengan mencari informasi yang tidak akurat atau tidak dijelaskan oleh yang lebih ahli. Manusia pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi kemudian mereka membaca informasi yang berkaitan dengan keluhannya di internet (Ryan & Wilson, 2008). Mengapa demikian? Karena sering kali seseorang mendiagnosa dirinya sendiri dan mengacu pada internet yang sumbernya tidak kerdibel. Seseorang bisa mendignosa dirinya sendiri setelah melihat beberapa dari informasi  tersebut (Tang & Ng, 2006).
Padahal diagnosis hanya boleh dilakukan oleh orang yang lebih profesional, dan tidak mudah untuk mendiagnosa untuk suatu penyakit ataupun yang lain. Dibutuhkan berbagai pemeriksaan serta observasi yang mendalam apakah ada yang bermasalah dalam fisik maupun psikis seseorang. Oleh karena itu informasi yang bersumber dari internet tidak bisa dengan mudahnya untuk dijadikan acuan mendiagnosis diri sendiri.
Self diagnose bisa saja terjadi di berbagai kalangan usia dan tidak memandang umur. Sayangnya, self diagnose yang berlebihan membuat kesehatan terhadap mental kita ternganggu loh. Maka dari itu yuk kenali dampak dari self diagnose.
- Membuat panik
Dengan sering melihat informasi dari berbagai sumber yang tidak benar, pada akhirnya self diagnose hanya akan membuat kita panik dan akan terus kita pikirkan.
- Memperparah kondisi mental
Salah satu resiko dari self diagnose adalah dapat memperparah kondisi kesehatan kita, hal ini terjadi karena kita terlalu panik dan sangat stres. Setiap masalah terhadap gangguan mental memiliki penanganan tersendiri, ada yang diobati dengan terapi atau pula mengonsumsi obat obatan tertentu.
- Salah dalam penanganan
Misalnya, kita beresiko mengonsumsi obat obatan yang masih ilegal. Selain ilegal obat obatan tersebut juga dapat menimbulkan efek samping hingga kesalahan dosis dalam pemakaiannya. Jangan konsumsi obat tanpa adanya resep dari dokter
Lalu bagaimana cara menghindarinya?
Masyarakat di era digital seperti ini seharusnya menyaring informasi dari internet, dan informasi yang didapatkan sebaiknya dikonsultasikan atau ditanyakan kepada yang lebih profesional. Dan juga masyarakat tidak boleh menelan mentah mentah informasi kesehatan yang telah didapatkannya, untuk mendiagnosis yang lebih akurat sebaiknya pergi ke dokter. Kemudian dilakukan sebuah amnesis terkait dengan keluhan dan pemeriksaan fisik mendasar pada pasien.
Dari masalah self diagnose ini dapat disimpulkan bahwa seseorang yang telah mendiagnosa dirinya sendiri perlu diedukasi dengan cara berdiskusi dengan orang terdekat  agar yakin terhadap diagnosis yang telah diberikannya.
Nama: Azzrah Gita Nur Sadrina
NIM: 202110230311252
Daftar pustaka:
- Ryan, A., & Wilson, S. (2008). Internet healthcare: do self-diagnosis sites do more harm than good? Expert Opinion on Drug Safety, 7(3), 227--229. https://doi.org/10.1517/14740338.7.3.227
- Tang, H., & Ng, J. H. K. (2006). Googling for a diagnosis - Use of Google as a diagnostic aid: Internet based study. British Medical Journal, 333(7579), 1143--1145. https://doi.org/10.1136/bmj.39003.640567.AE
- Halodoc.2020., 27 September 2021
