Mohon tunggu...
Azza Waslati
Azza Waslati Mohon Tunggu... -

...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Most Romantic Thing

20 Desember 2011   16:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:59 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya belajar banyak dari teman-teman saya,
tentang cinta, kekecewaan, dan pengorbanan.

Namun ada satu perempuan, panggil dia Rara, yang sangat membekas di hati saya.

Rara adalah seorang perempuan yang hancur lebur jatuh cinta pada seorang laki-laki, sebut namanya Adam.
Adam, seperti kebanyakan laki-laki lainnya, tidak mau memutuskan apakah ia cinta, menyukai, atau menafsui Rara.
Dan meski Adam kerap menjadikannya bak bola bekel, yang setelah dilempar mental JAUUUH sekali tidak dipungut kembali, Rara tetap mencintainya, luar dalam, langit bumi.

Bertahun-tahun berlalu,
Adam telah menikah dan Rara tak pernah pulih dari cintanya yang rusak itu.
Ya Rara punya banyak laki-laki pelipur lara, tapi dia tau, Adam is the one she loves.

Ada masanya di mana Adam kembali pada Rara, tepat sebelum ia menikah, dan ketika  telah menikah. Rara tahu Adam memiliki pengaruh terlalu besar untuknya.
Dia tidak bisa mengatakan Tidak pada laki-laki satu itu.
Dia akan menyerahkan tak hanya harta, keperawanan, harga diri, namun juga nyawa bila Adam menginginkannya.
And mind you, Rara adalah perempuan yang sangat cerdas, berhasil, terhormat, dan tipe perempuan baik-baik yang takkan bisa dibawa check in meski ditukar sejuta dollar sekalipun.

Ketika Adam menikah dan hubungannya goyang dengan sang istri,
Adam kembali ke pelukan Rara yang berusaha keras menghindar.
Saya bertanya padanya,

"Ra, bukannya itu yang kamu inginkan?
Mendapatkan Adam seutuhnya?
To have him so you can love him?"

Rara hanya tersenyum dan menjawab,

"Justru karena I love him, Za, I let him go.
Perempuan bisa menjadi 2 di dunia ini: Permata atau Penggoda.
Saya tidak ingin merusak hidupnya dengan menjadi penggoda imannya.
Cukuplah saya menjadi permata dalam hidupnya, dan menjaga kesucian cinta saya ini dengan memastikan dia menjadi orang yang baik dan lurus.
Terlindungi dari dosa, setidaknya akibat saya."

Saya terhenyak,
"Bukankah kau menderita, Ra?
Hidup tanpa bisa memiliki orang yang kau cintai?
Malah harus menyaksikannya dengan perempuan lain?
Dan ia pun kerap menelponmu untuk bercerita betapa bahagia hidup mereka berdua, penuh dengan impian-impian yang harusnya bisa jadi milikmu?"

Rara menyulut Sampoerna merahnya,
rokok yang sama yang juga saya hisap,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun