Mohon tunggu...
Annisa Pratiwi
Annisa Pratiwi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi STIBA Ar Raayah

وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيًّا🪄 . Battling with bipolar. Smile and hang in there ;)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mentari di Kota Santri

6 Juli 2021   12:24 Diperbarui: 6 Juli 2021   13:00 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Layaknya sinar mentari terbit yang biasa umat manusia nanti di pagi hari di seluruh penjuru bumi. Dapat dikatakan pula kepada seorang alim asal Sukabumi. Ya, beliaulah KH. Ahmad Sanusi. Adalah satu dari sekian ulama di Nusantara yang lahir tepat di hari Jumat 18 September 1888 Masehi atau dalam kalender Islam adalah 12 Muharram 1306 Hijriah.

Memiliki garis keturunan dari Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam, melaui nasab Ayahnya, Ajengan KH. Abdurrahim bin H. Yasin bin Nurzan bin Nursalam bin Nyi Raden Chandra binti Syekh H. Abdul Muhyi Pamijahan bin Kentol Sumbirana bin Wira Candera bin Syekh 'Ainul Yaqin (Sunan Giri) bin Ishaq Ma'sum bin Ibrahim Al-Ghazali bin Jamal Al-Din Husein bin Ahmad bin 'Alawi bin Muhammad bin Sahib Al-Mirbat bin 'Ali Khalil Qasam bin 'Alawi bin 'Abd Allah bin Ahmad Al Muhajjir bin 'Isa Al Bisari bin Muhammad Al Faqih bin 'Ali Al 'Uraydi bin Ja'far Sadiq bin Muhammad Al Baqir bin 'Ali Zayn Al 'Abidin bin Husayn bin Siti Fatimah binti Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam yang terlahir dari rahim seorang ibu bernama Ibu Epok.

KH. Ahmad Sanusi mungkin tidak lebih terkenal seperti ulama-ulama yang lain, namun ia merupakan seorang pengasuh pesantren di Cantayan-Sukabumi, YASPI Syamsul 'Ulum, Gunung Puyuh. Di masa kecilnya beliau akrab disapa dengan panggilan "Si Uci" dan sudah terbiasa hidup di lingkungan yang agamis. Karena beliau merupakan putra dari seorang Ajengan maka tak jarang pusat perhatian masyarakat akan jauh lebih besar terhadap dirinya. Hal tersebut yang mampu menjadikannya pribadi yang salih dari proses internalisasi terhadap nilai-nilai keagamaan.

Keunggulan-keunggulan beliau di antaranya, pada usia 7 sampau 10 tahun mulai mengembala hewan ternak seperti, kambing; kerbau dan juga kuda. Mulai mempelajari ilmu agama saat usia 16 tahun di pesantren milik Ayahnya. Setahun kemudian diminta untuk mengemban ilmu di luar pesantren yang dibina Ayahnya agar cakupan ilmu yang didapat tidak hanya dari tempat tinggalnya akan tetapi lebih memperbanyak pengalaman hidupnya.

Pesantren pertama yang ditempatinya adalah Pesantren Selajambe Cisaat pimpinan KH. Muhammad Anwar. Kedua, beliau belajar selama 2 bulan bersama KH. Muhammad Sidik di Pesantren Sukamantri Cisaat. Ketiga, beliau pun kembali berguru dari KH. Dienal Arif/Ajengan Sulaeman/Ajengan Hafidz selama 6 bulan di Pesantren Sukaraja.

Beliau juga belajar di luar wilayah Sukabumi selama satu tahun di Cilaku, Cianjur dilanjutkan ke Cijajag, Cianjur selama 5 bulan. KH. Ahmad Sanusi juga pernah berguru kepada KH. Ahmad Satibi di Pesantren Gentur, Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang, belajar di Pesantren Buniasih Cianjur dengan kurun waktu 3 bulan, lanjut ke Pesantren Keresek Blubur Limbangan Garut 7 bulan, Pesantren Sumursari Garut 4 bulan. Terakhir beliau juga berguru kepada KH. Ahmad Suja'I selama 1 taun di Pesantren Gudang, Tasikmalaya.

Selesai belajar dan berguru dari beberapa pesantren pada tahun 1909, beliau pun kembali ke tanah kelahirannya, Sukabumi dan belajar kembali di Pesantren Selawi Baros, di tempat itulah beliau beremu dengan Hj. Siti Djuwairiyah binti KH. Affand yang berasal dari Kebon Pedes dan mereka pun menikah.

Proses belajar KH. Ahmad Sanusi tidak berhenti meski telah menikah, justru mereka berdua lebih mencari dan memperdalam ilmu hingga pada tahun berikutnya mereka pun pergi ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji. Setelah ibadah haji selesai ditunaikan KH. Ahmad Sanusi beserta istrinya menetap terlebih dahulu di sana selama 5 tahun untuk belajar ilmu agama Islam dan sedkit pengetahuan umum.

Waktu yang singkat itu mereka manfaatkan dengan baik bahkan KH. Ahmad Sanusi pernah menkadi imam di Masjidil Haram, sampai ada seorang Syekh yang berkata, "Jika ada orang Sukabumi yang ingin memperdalam ilmu keagamaannya ia tidak perlu jauh-jauh pergi ke Mekkah karena di Sukabumi elah ada seorang guru yang ilmunya cukup dan mumpuni serta pantas untuk diikuti."

Ditulis Oleh: Annis Pratiwi*

*) Mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam STIBA Ar Raayah, Sukabumi, Jawa Barat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun