Mohon tunggu...
Azzam
Azzam Mohon Tunggu... -

“You do not live at once. You only die once and live every day”

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

[LOMBA PK] Restorasi Film dalam Bingkai Revolusi Mental

18 Agustus 2016   07:18 Diperbarui: 18 Agustus 2016   07:26 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.revolusimental.or.id

Masih ingatkah kita dengan salah satu harapan politik yang digagas oleh Presiden Joko Widodo ketika masa kampanye yang lalu? Yes, Revolusi Mental, sebuah konsep yang sangat membangun harapan dalam memperbaiki sikap mental bangsa yang kita cintai ini.

Jika kita meluaskan daya pandang kita lebih jauh kebelakang, maka Revolusi mental sesungguhnya bukanlah gagasan baru, karena sejatinya para Nabi yang diturunkan Tuhan ke muka bumi ini adalah untuk melakukan revolusi mental terhadap umatnya kala itu, salah satu revolusi mental terbaik yang dicatat oleh sejarah adalah keberhasilan Nabi Besar Muhammad dalam memperbaiki ahklak penduduk Mekah yang kala itu telah pada titik nadir, bahkan pesan sang Nabi berhasil mewarnai dunia hingga hari ini.

Sehubungan dengan semangat merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Bangsa yang ke-71, maka rasanya cukup tepat jika kembali kita review apakah Revolusi Mental yang digaungkan Pemerintah Joko Widodo ini hanyalah sebuah retorika ataukah ada nilai-nilai yang dapat kita jadikan garis besarnya. Merujuk apa yang saya baca pada salah satu artikel Kompas tanggal 29 April 2015 berjudul Retorika Revolusi Mental, ada beberapa nilai bangsa ini yang ingin direvolusi atau dikembangkan kembali, yaitu :

Nilai Pertama : Nilai Kewargaan, yang artinya ingin kembali menumbuhkan kesadaran Rakyat tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara, sehingga tercipta rasa memiliki yang kuat terhadap identitas nasional bukan hanya sebagai 'penduduk' tetapi juga sebagai patron utama kekuatan bangsa ini.

Nilai Kedua : Nilai bisa dipercaya, nilai ini sangat erat hubungannya dengan kejujuran sebagai bagian integritas dalam kehidupan berbangsa dan masyarakat, nilai ini hendak direvolusi karena mengingat saat ini banyak sekali terjadi kebohongan bahkan terjadi diranah publik.

Nilai Ketiga : Nilai Kemandirian, nilai ini merupakan harapan tentang kemampuan bangsa, negara dan rakyat kita untuk berdiri dikaki sendiri dengan cara semakin mengedepankan regulasi serta kebijakan yang mendukung kemampuan kita untuk lepas dari ketergantungan yang besar pada negara lain.

Nilai Keempat : Nilai Kreatifitas, nilai ini sejatinya ingin kembali menggali akar-akar kebudayaan serta kreativitas bangsa kita yang begitu besar, melalui kebijakan dan regulasi yang mendukung hal itu, sehingga diharapkan nilai-nilai kreatif yang tanpa batas ini akan berdampak baik bagi negara kita.

Nilai Kelima : Nilai Gotong Royong, adalah merupakan salah satu inti dari Pancasila, andalan bangsa sejak kita sejak dahulu kala, namun dimasa sekarang kita merasakan kemerosotan nilai ini baik di komunitas kecil maupun sistem ekonomi dan politik yang lebih kearah liberal, oligarkis dan monopolistik.

Nilai Keenam : Nilai saling menghargai, tentu sebagai bangsa yang majemuk, kelangsungan hidup persatuan negara sangat bergantung pada nilai ini. Namun, dimasa sekarang ini kita menyaksikan toleransi dan kesetiakawanan sosial semakin merosot, adanya kelompok-kelompok ekstrem yang tidak mau menerima kehadiran perbedaan agama, ras, dan suku, diharapkan revolusi mental dapat kembali memperkuat rasa toleransi dan saling menghargai sebagai salah satu ciri bangsa kita.

Demikianlah secara ringkas garis-garis besar dari nilai-nilai yang menjadi acuan dalam retorika Revolusi Mental yang dipikul oleh pemerintah saat ini. Sebelum jauh, kembali saya ingin bertanya apakah Revolusi Mental ini adalah retorika?

Saya akan menjawab "iya" Revolusi Mental hanya retorika, jika dalam pengelolaan negara ini pemerintah tidak bersungguh-sungguh membenahi nilai-nilai diatas dengan kebijakan dan regulasi yang mendorong terciptanya kondisi yang nyata sampai ketitik tindakan yang menyentuh secara nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun