Mohon tunggu...
Mahdiya Az Zahra
Mahdiya Az Zahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - lifetime learner

Mompreneur yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pesan Tersirat dalam Dilan

13 Februari 2018   18:13 Diperbarui: 13 Februari 2018   19:07 2892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iqbal pemeran Dilan foto bersama para penggemarnya di kantor Kompas Gramedia, Kota Bandung, Rabu malam (3/1/2018). (TRIBUN JABAR/PUTRI PUSPITA NILAWATI)

Awalnya aku gak tertarik sama sekali dengan novel di Dilan. Gimana bisa? Aku yang sejak SD udah seneng baca, dari komik, novel remaja, teenlit, lalu berkembang ke novel terjemah. Beralih ke sastra Siti Nurbaya, lalu psikologi karya Torey Hayden, Novel karya Harper Lee, Anne of Greengables, lalu Chicken Soup. Berkembang ke SMA dan kuliah aku mulai baca buku berat, agama dan psikologi. Terus sekarang jaman udah lulus kuliah, udah tua gini tiba-tiba lihat novel Dilan, yang setauku awalnya cuma cinta anak SMA 90an, kan gak banget. 

Lalu rasa penasaran muncul karena novel ini booming banget, tapi tetep gak bikin aku pengen baca. Ketika Dilan lagi mau release, aku baru dengar kabar tentang Dilan dan karakter Dilan. Dipikir pikir Dilan ini unik banget, pas tau katanya Dilan itu seorang Panglima tempur geng motor, tapi dia masih bisa ranking 1. Lalu ada juga tambahan cerita kalau Dilan dan Milea itu ada di dunia nyata. Nah lalu aku cari tentang review novel Dilan, tapi kebanyakan isinya tentang kata kata Dilan dan analisis siapa Dilan dan Milea asli. Lalu aku mulai searching tentang Pidi Baiq, penulisnya, yang ternyata seorang dosen ITB, dan seniman multitalenta. Ia juga sudah menerbitkan beberapa buku sebelum Dilan, dan ternyata buku-buku dan pemikiran Pidi Baiq ini unik, seperti Dilan. Dari situlah aku mulai penasaran tentang novel Dilan, dan akhirnya aku putuskan untuk baca novelnya.

Lanjut guys. 

Ketiga sekuel Dilan aku selesaikan dalam waktu 3 hari, saking penasarannya. Padahal awalnya cuma iseng. 

Nah dari cerita Dilan itu aku mulai kagum sama sosok Dilan, dan mungkin Pidi Baiq, entah siapapun itu, tapi Pidi Baiq menuliskan karakter Dilan sebagai sosok yang nyeleneh. Tapi sebenarnya ada pesan yang ingin disampaikan Pidi Baiq buat kawula muda saat ini. 

Dari situ, seakan Pidi Baiq ingin membawa remaja saat ini ke kehidupan remaja tahun 90an yang mana belum ada smartphone, ojek online, dsb. Beberapa pesan itu aku rangkum dalam listing berikut:

1. Karakter Dilan

Dilan ini diceritakan sebagai sosok yang cuek, ingin bebas, bertanggung jawab, menjunjung harga diri, menghormati, menghargai. Ia akan menghormati orang yang juga menghormati orang lain. Terlihat ketika ia melawan Suripto, ia melawan karena Suripto tidak menghargainya. Namun Dilan sangat menghormati salah satu gurunya, yang memberikan teladan juga melihat Dilan dari sisi yang lain. 

Dilan tipe cowok bebas, ia pergi ke sekolah dengan satu pena dan buku tulis. Tapi hal itu tidak lantas membuatnya malas-malasan, ia tetap ranking satu. Bukan berarti cowok keren itu harus ranking satu, tapi minimal ia tetap belajar dengan cara apapun dan menghargai ilmu. 

Bertanggung jawab, ia selalu mempertanggung jawabkan perbuatannya. Ia bilang nakal itu sulit karena harus bertanggung jawab. 

Menghargai perempuan dan setia kawan. Dilan belum pernah sekalipun melecehkan perempuan, atau menganggap rendah perempuan. Ia juga sangat menghormati perempuan, dan ia memperlakukan perempuan dengan baik. Ia juga setia kawan terbukti dalam gengnya ia saling mendukung satu sama lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun