Mohon tunggu...
Mahdiya Az Zahra
Mahdiya Az Zahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - lifetime learner

Mompreneur yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menanti Pemimpin Masa Depan

19 Mei 2017   19:50 Diperbarui: 30 November 2017   07:13 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kita menelisik sejarah Islam tentang kepemimpinan, maka kita akan dihadapkan pada pertanyaan siapa pemimpin setelah Nabi Muhammad. Apakah kepemimpinan yang diinginkan oleh Tuhan dan Nabi?

Visi dan misi apa yang dipegang Nabi dan akan diteruskan oleh pemimpin selanjutnya?

Jika kita melihat gambaran dari CEO perusahaan juga pengalaman Jobs, tentunya seorang pemimpin akah mempersiapkan pemimpin selanjutnya. Seorang pemimpin akan mendidik dan mengajari calon pemimpin berikutnya dari kecil agar ia memahami visi dan misi, serta tujuan dari kepemimipinannya. Maka tiga pertanyaan yang sangat fundamental adalah

  • Apakah betul Nabi tidak mempersiapkan pemimpin selanjutnya?
  • Apakah musyawarah adalah cara yang diajarkan Nabi dalam memilih pemimpin?
  • Apakah sebetulnya Nabi telah mempersiapkan pemimpin setelahnya?

Analisis

  • Jika dikatakan bahwa Nabi tidak mempersiapkan pemimpin setelahnya, maka pernyataan ini bertentangan dengan kepribadian Nabi. Nabi yang begitu memperhatikan umatnya hingga hal-hal terkecil, tidak mungkin meninggalkan umat tanpa peduli nasib kepemimpinan umat selanjutnya. Sebagai manusia, kita tentu menginginkan saudara kita, keturunan kita, adik-adik kita berada pada jalur yang benar. Kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan jalan yang baik dan menjaga agar mereka tetap dalam jalur yang kita anggap baik. Bahkan kita menginginkan mereka baik baik saja sepeninggal kita. Begitu pula dengan Nabi yang sangat mencintai umatnya.
  • Jika musyawarah adalah cara yang diajarkan Nabi dalam memilih pemimpin, tentunya saat pemerintahan Nabi pun akan dilakukan musyawarah. Kenyataannya tidak, Nabi memerintah berdasarkan perintah Tuhan dan penunjukan langsung oleh Tuhan. Semasa hidupnya pun Nabi tidak pernah mengajarkan tentang metode pemilihan pemimpin melalui jalur musyawarah. Jika memang musyawarah adalah cara yang tepat, tentu Nabi telah mengajarkan metode ini sejak awal. Nabi akan memberi kriteria, standar, parameter, tata cara, adab musyawarah dalam memilih pemimpin. Namun faktanya tidak demikian, padahal ini adalah masalah yang sangat fundamental sepeninggal Nabi. Umat kehilangan arah sepeninggal Nabi.
  • Sebagaimana manusia pada umumnya, kita akan mempersiapkan generasi selanjutnya sebagai generasi penerus dan menjaganya tetap dalam jalur. Sebagaimana CEO yang mempersiapkan pewarisnnya, seorang pemimpin seperti Nabi secara rasional tentu telah mempersiapkan penerusnya. Seseorang yang dari kecil telah beliau didik dan diajarkan tentang banyak hal akan kepemimpinan. Seseorang yang mamahami tujuan dari Islam serta visi misi kepemimpinan Nabi. Seseorang yang mamahami dengan betul syariat, ushuluddin, dan seorang yang dipilih langsung oleh Tuhan sebagai pembawa risalah kenabian. Seorang yang sangat cerdas untuk mewarisi ilmu dari Kotanya Ilmu. Seorang yang sangat memahami Islam dan berakhlak mulia. Seseorang yang dapat Nabi pastikan segala akhlak dan kepribadiaannya. Dan seseorang itu pastilah orang yang terdekat dengannya yang bisa Nabi pastikan segala kehidupannya dari segala aspek.

Secara rasional analisis ketiga adalah analisis yang paling tepat berdasarkan analogi CEO dan pewarisnya. Namun benar tidaknya, perlu dikaji ulang. Jika benar, maka siapakah pemimpin yang sesungguhnya dipersiapkan oleh Nabi? Jika salah, maka kepemimpinan seperti apakah yang dipersiapkan Nabi sepeninggalnya?

Wallahu’alam bi shawab

Referensi utama

Shadr, M. Baqir. 2015. Filsafat Sejarah Islam Syiah. Yogyakarta: Rausyan Fikr

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun