Mohon tunggu...
Mahdiya Az Zahra
Mahdiya Az Zahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - lifetime learner

Mompreneur yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ke Mana Harus Berlabuh?

1 April 2017   15:24 Diperbarui: 2 April 2017   00:00 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemana harus berlabuh. Ya. Mungkin pertanyaan itu yang kini ada dalam benak masyarakat awam pada umumnya. Melihat banyaknya fenomena yang terjadi belakangan ini yang membuat masyarakat bingung akan keyakinannya terhadap suatu kasus. Contoh yang paling umum adalah terkait Cagub Jakarta dan Tafsir Surat Al Maidah ayat 51. Kasus ini sudah lama memang, namun dampaknya masih terasa hingga sekarang, masih banyak demo tentang kasus ini, masih banyak pengajian dan ceramah dengan tema yang sama, masih banyak perdebatan tentang ini. Jadi kasus ini meskipun sudah basi tapi masih hangat untuk diperbincangkan. Permasalahannya adalah bukan tentang kasus ini, tapi dampak dari kasus ini yang menjadi kebingungan di masyarakat awam. Kemudian masyarakat harus bagaimana?

Solusinya tentu dari kaum akademisi. Kaum akademisi lah yang bertugas untuk memberikan pandangan masyarakat tentang suatu fakta yang terjadi. Karena kaum akademisi dinilai lebih mampu dalam memahami suatu fenomena yang terjadi. Kaum akademisi sudah mendapat ilmu yang lebih dibandingkan masyarakat, mengikuti seminar dan diskusi ilmiah, mengikuti organisasi, bertemu dengan tokoh besar yang mengubah wawasan dan cara pandang menjadi terbuka.

Maka apakah jawaban yang akan disampaikan adalah jawaban yang hanya merupakan subjektifitas berdasarkan apa yang diyakini? Jika pandangan kaum akademisi berdasarakan subjektifitas kelompok atau berdasarkan keyakinan, maka akademisi tidak ada bedanya dengan masyarakat awam, karena dengan cara itulah mereka menentukan sikap.

Maka sikap yang harus diambil adalah sikap objektif yaitu berdasarkan fakta ilmiah dan pemikiran yang logis. Jika mengikuti prosedur ilmiah maka kita harus mengumpulkan data, mendengarkan pernyataan dari yang bersangkutan, menyimak pendapat ahli, melakukan verifikasi data, membaca teori-teori, membandingkan data, menganalisis data, meninjau ulang, kemudian barulah kita bisa mengambil kesimpulan yang objektif. Kesimpulan ini yang kemudian bisa disampaikan ke masyarakat. Jika tak sempat melakukan itu semua, setidaknya sebelum berkesimpulan, lepaskan dulu segala subjektifitas yang melekat. Kemudian analisis lah berdasarkan rasio terkait terkait informasi-informasi yang diterima. Seandainya informasi yang diterima juga subjektif maka analisis lagi informasi itu berdasarkan data ilmiah. Barulah ambil kesimpulan. Yang paling mudah adalah mendengarkan pendapat para ahli kemudian dianalisis berdasarkan data dan fakta yang terjadi.

Apakah kita bisa bersikap objektif? Tentu bisa, karena penelitian yang kita lakukan di kampus harus menghasilkan kesimpulan berdasarkan fakta ilmiah. Misalkan saya sebagai pelajar kimia, jika saya akan melakukan penelitian tentang suatu senyawa. Kemudian saya ambil penelitian-penelitian terdahulu dan saya dapatkan jurnal-jurnal yang sesuai. Namun ternyata salah satu diantaranya adalah peneliti yang berasal dari Israel. Apakah kemudian saya tidak boleh menggunakan jurnal tersebut sebagai acuan karena Israel adalah zionis? Apakah jika ada peneliti dari Indonesia dengan tema yang sama namun kesimpulannya tidak sesuai dengan teori atau hasil penelitian harus tetap diacu? Tentu kita akan memilah-milah lagi suatu penelitian yang objektif agar bisa diacu. Maka begitu pula dengan kasus-kasus yang terjadi di masyarakat.

Jika kesimpulan yang kita ambil sudah objektif, maka tidak akan ada rasa takut terhadap propaganda-propaganda. Karena kita sudah memiliki keyakinan yang objektif. Seandainya propaganda tersebut berlawanan dengan kesimpulan kita, maka propaganda tersebut tidak akan berlaku karena bisa dinilai bahwa propaganda itu tidak objektif. Jika propaganda tersebut sesuai dengan kesimpulan kita, maka propaganda tersebut juga tidak akan berpengaruh apa-apa karena kita tidak mengambil kesimpulan berdasarkan propaganda dan subjektifitas.

Kemana masyarakat harus berlabuh?

Jadilah pelabuhan yang objektif dengan mengerahkan rasio untuk berpikir logis berdasarkan fakta ilmiah.

Wallahu’alam bi shawab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun