Mohon tunggu...
Azzahra Salwani
Azzahra Salwani Mohon Tunggu... Mahasiswa - 202110230311025

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghalau Overthinking dengan Mindfulness

28 September 2021   07:27 Diperbarui: 28 September 2021   07:35 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sering kali saat mau beranjak tidur overthinking datang merusak malam yang tenang. Kesalahan dan banyak hal memalukan di masa lalu menguak kembali. Akhirnya semalaman cuma bisa menyesali perbuatan di masa lalu, sambil berharap muncul kekuatan untuk mengulang waktu.  

Atau penyebab yang lebih sering lagi, terlalu takut akan masa depan. Apa yang akan terjadi pada hari esok, apakah lancar atau malah hancur berantakan. Bukannya menghabiskan waktu untuk istirahat, malah jadi begadang buat sesuatu yang tidak ada faedahnya. 

Walau terasa wajar, overthinking sebenarnya membawa dampak buruk untuk diri kita sendiri. Overthinking dapat menyebabkan kualitas tidur berkurang sehingga emosi tidak stabil dan kinerja serta kreativitas otak pun menurun. 

Berpikir 'terlalu' berlebihan juga dapat menimbulkan kesedihan dan rasa cemas. Bahkan bisa menyebabkan stres dan depresi. Perasaan berkecamuk ini akan meningkatkan adrenalin pada tubuh kita. Efeknya, jantung berdebar cepat, sesak, mual, dan pusing kepala. Tentu ini banyak memakan tenaga dan energi yang kita miliki. 

Tapi jangan khawatir, overthinking itu bisa diatasi kok. Salah satu solusinya adalah, dengan menerapkan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari. 

Mindfulness adalah perhatian sepenuhnya kepada pikiran kita dengan sepenuhnya sadar pada apa yang sedang kita lakukan. Mindfulness adalah sebuah metode yang akan memberi kita ketenangan. Metode yang membantu kita memberi jeda pada pikiran kita untuk beristirahat dan menikmati keadaan yang sedang terjadi. 

Memang kedengarannya mudah. Namun, bagi beberapa orang mengontrol perasaan dan pikiran agar tidak melayang ke mana-mana adalah hal yang sulit. Mindfulness ini memanglah harus dilatih dan dipraktikkan dengan sabar. 

Kita bisa mulai melatihnya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah saat kita makan. Sebelum kita memulai makan bernafaslah dengan tenang, selaraskan pikiran dan perasaan dengan berdoa dan bersyukur atas makanan yang akan kita makan. Mengunyahlah dengan sadar dan perlahan, nikmatilah rasanya dengan perasaan bahagia. Teruslah makan sampai selesai. Jangan melakukan kegiatan lain seperti menonton televisi atau sekedar mengecek aplikasi chat. Karena konsep mindfulness adalah perhatian penuh, maka nikmatilah proses makanmu. (Pusat Data dan Analisa Tempo, 2021: 51-52)

Banyak juga kegiatan lain yang dapat menjadi kesempatan kita untuk menerapkan mindfulness ini seperti saat menulis, minum, berjalan, atau sekedar duduk dan bernafas. Asal kita fokus dan sadar pada apa yang kita lakukan, kita sudah menerapkan mindfulness didalamnya. 

Nah, karena overthinking lebih sering datang saat kita mau tidur. Kita bisa menerapkan mindfulness dalam kegiatan kita sebelum tidur misalnya, mandi atau membaca buku. Kita juga bisa melakukan meditasi sederhana, bisa dilakukan dengan posisi duduk ataupun berbaring, diam dan bernafas dengan sadar, lepaskan pelan-pelan pikiran yang masuk, dengan fokus pada pernafasan. 

Daripada membuang waktu untuk overthinking akan masa depan, lebih baik waktunya digunakan untuk mempersiapkan hari esok sambil menerapkan mindfulness dalam kegiatanmu. Selain membawa ketenangan, persiapanmu untuk hari esok juga jadi lebih matang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun