Mohon tunggu...
Azzahra Nuraini Hamba
Azzahra Nuraini Hamba Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan, 19tahun

Stop thinking, start action !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Sulit Menanamkam Kejujuran dalam Dunia Akademis?

18 Januari 2021   00:30 Diperbarui: 18 Januari 2021   00:54 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Didalam kehidupan, tentunya ada fase mulai dari bayi, balita, anak-anak, remaja, dan kemudian dewasa. Dalam setia tumbuh kembang manusia akan ada proses pembentukan karakter yang harus selalau diperhatikan oleh orang tua. Akan ada saatnya dimana anak anak mulai memasuki dunia akademis, mereka akan bertemu banyak orang, melihat hal hal yang baru. Namun, seiring berjalannya waktu banyak yang bisa berubah dari perilaku sang anak, salah satunya mengenai kejujuran.

Banyak kita temukan banyak kecurangan disekitar kita. Di dunia pendidikan, pastikan akan banyak ketidakjujuran yang terjadi. Yang lebih menyedihkannya adalah bukan hanya para siswa saja yang melakukan hal itu. Ditinjau dari hal kecil seperti mencontek ketika sedang ulangan, mengerjakan pr disekolah, berpura- pura sakit ketika upacara, meminta izin keluar kelas ketika ditengah pelajaran dan tidak kembali lagi, serta masih banyak hal lainnya. Lalu apa yang membuat hal itu terjadi?

Beck dan ajzen (1991) membuat modifikasi mengenai "Theory of Planned Behaviour" untuk memprediksi sikap ketidakjujuran seseorang. Dan didalam modifikasi tersebut dijelaskan bahwa ada 4 hal yang mempengaruhi ketidakjujuran seseorang khususnya dalam dunia akademis, yaitu
1. Sikap
2. Norma subjektif
3. Kontrol perilaku
4. Kewajiban moral
Dari 4 hal ini, semuanya berdampak pada minat berperilaku. Dilihat dari aspek sikap, karena adanya dorongan yang memaksa harus bersikap yang tidak sesuai dengan minat berperilaku seseorang, menyebabkan mereka melakukan ketidakjujuran demi menuruti hal hal yang sudah diharuskan sebagaimana mestinya. Begitu juga dari norma subjektif, kontrol perilaku, serta kewajiban moral yang memaksa mereka untuk menjalankan semuanya sesuai aturan walau hal tersebut bukanlah "intention" mereka.

Terdapat faktor faktor lainnya yang menjadikan para siswa seperti "menjunjung tinggi" ketidakjujuran yaitu disebabkan diskriminasi dan perbedaan status antara si pintar dan tidak pintar, si rajin dan si pemalas. Doktrin yang berkembang dikalangan dunia pendidikan yang selalu memuja "si pintar" membuat banyak siswa lainnya berusaha untuk bisa dilihat menjadi seseorang yang pintar juga. Dan cara instan yang tepikirkan hanyalah mencontek jika ingin mendapatkan nilai bagus.

Mayoritas orang beranggapan bahwa pendidikan karakter sejak kecil dilingkungan keluarga uang kurang diperhatikanlah yang membuat seseorang menjadi tidak jujur. Dan memang hal itu juga menjadi salah satu faktor penyebab. Namun, tetap tidak dapat disangkal, perbedaan status, diskrimasi sosial, adalah hal yang kuat yang mampu mengubah kekuatan karakter seseorang. Karena tentunya tidak ada didunia ini, terutama para pelajar, yang ingin dirinya di cap sebagai "si pemalas, si bodoh" ataupun panggilan panggilan buruk lainnya, sedangkan dalam dunia pendidikan sulit menemukan orang yang tidak melihat nilai sebagai patokan keberhasilan hidup mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun