Mohon tunggu...
zaza azza
zaza azza Mohon Tunggu... Tutor - S1 Farmasi, ingin berbagi manfaat

hanya seorang amatiran

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Misteri "Bahasa"

24 Mei 2015   18:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:39 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Heilow, assalamu'alaykum warohmatullahi wabarokatuh... Di hari libur menjelang sibuk (#finalexam), aku mau bagi-bagi dikit kegelisahan yang menyeruak di dalam dadaku (#lebay). Hehe. Baru-baru ini, aku nonton On the Spot yang di Trans 7 itu loh, dan aku tertarik banget sama 7 kejadian menakjubkan selepas tragedi. Ada beberapa orang yang diketahui menjadi jenius setelah mengalami kecelakaan mengerikan. Nah, yang menjadi masalah menarik (menurutku) adalah terhadap mereka yang tiba-tiba mampu berbahasa asing padahal sebelumnya tidak pernah mempelajari bahasa tersebut! Bisa dinonton di sini Sebut saja Ben, setelah bangun dari komanya, tiba-tiba saja ia mampu berbahasa mandarin dan lupa dengan bahasa aslinya, bahasa Inggris. Atau yang lain, korban kecelakaan dari Malaysia, Noraini Ismail, yang mampu berbahasa campuran 3 bahasa Cina, Korea, Jepang, dan Melayu. Kalau kemampuan jenius lain, seperti tiba-tiba mampu bermain musik, menjadi jenius matematika, dan sebagainya; menurutku itu memang lumrah dan mungkin saja jika ada bagian dari otak yang berkembang. Lalu, mengapa kemampuan menguasai bahasa mejadi begitu istimewa di mataku? Pernah nggak sih ada di antara kita bertanya-tanya, darimana asal Bahasa? Lalu, setelah bertanya-tanya begitu, apa jawaban yang muncul di dalam benak kita atau menjadi tanggapan kita? Manusia membuat kesepakatan atas bahasa sesuai tempat tinggalnya, daerahnya, atau komunitasnya untuk berkomunikasi. Benar? Intinya adalah kesepakatan (menurut pandangan kita). Tetapi, kenyataan yang dibawa di on the spot ternyata memiliki beberapa kasus serupa, seakan membawa hal baru bagi "misteri bahasa" ini.  Lalu, apa hal baru itu??? Baiklah, jika harus kukatakan, akan kusampaikan melalui beberapa pertanyaan:

Bagaimana jika ternyata bahasa bukanlah sebuah kesepakatan melainkan sebuah arahan otak kita?

Bagaimana jika ternyata bahasa yang selama ini kita gunakan di berbagai daerah, berbagai negara adalah sebab dari pola berbeda dari perkembangan otak dalam gen kita? Bagiamana jika hal itu berarti, masih ada bahasa lain yang boleh jadi belum kita mengerti? Bagaimana jika masih banyak kata yang belum terungkap? Dan banyak bagaimana lain yang ingin kutanyakan. Karena keterbatasan kita, dan keterbatasan dalam mengendalikan tubuh kita. Jujur saja, aku merasa bahwa sebenarnya orang-orang dan peneliti di luar sana sudah ada yang mengungkap kejadian ini. Tapi, rasanya, aku belum mendengarnya di Indonesia. Tapi, aku sudah mendengar sih dari Al-Qur'an dan hadits Rasulullah. Salah satunya tentang ini: "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika memang kamu orang yang benar!", [31] Mereka menjawab:"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [32] Allah berfirman:"Hai Adam, beritahukan kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya nama-nama benda itu, Allah berfirman:"Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan [33]”. (Al-Baqarah: 31-33) Sebab otak dan seluruh komponen tubuh kita, Allah ta'ala lah yang menciptakannya. Maka begitu pun dengan bahasa. Melalui akal dari kemampuan otak kita, Allah mengajarkan kita nama-nama benda berupa bahasa-bahasa. Lagipula, bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur'an memanglah bahasa yang mudah untuk dihafalkan juga sempurna sebab lepas dari ambiguitas. Lalu, apa menurutmu??? Kunjungi di: Misteri "Bahasa"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun