Mohon tunggu...
Azwar Sutan Malaka
Azwar Sutan Malaka Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Kompasianer

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

[Resensi Buku] Ferdowsi: Penulis Peradaban dari Persia

22 Oktober 2017   11:04 Diperbarui: 22 Oktober 2017   13:00 1816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman Sampul Buku Shahnameh Hikayat Persia Karya Ferdowsi| Dokumentasi Pribadi

Membaca buku Shahnameh (Kitab Raja-Raja) yang ditulis Hakim Abol Ghasem Ferdowsi  Tousi  (935-1026 M) sang penulis peradaban dari Persia, saya semakin yakin bahwa bangsa-bangsa besar memiliki tradisi menulis yang panjang tentang bangsanya. Ferdowsi adalah seniman yang beruntung. Dia adalah satu dari sembilan ratus lebih sastrawan yang diminta Sulthan Mahmud untuk tinggal di Istana. 

Tugas para sastrawan kerjaan ini adalah menulis kisah-kisah keagungan Persia. Tentu saja pekerjaan yang tak akan dijumpai lagi pada kekuasaan manupun hingga saat ini. Ferdowsi beruntung selama bertahun-tahun dia diberi kesempatan untuk mengabadikan epik tentang para raja Persia, sesuatu yang sangat diminatinya. 

Dengan kebesaran Dinasti Ghazwani saat itu, yang memiliki Sulthan yang menyadari arti penting karya sastra untuk mengabadikan keagungannya, maka Ferdowsi memiliki kesempatan berkarya dengan difasilitasi negara menyusuri kisah-kisah para Raja.

Namun sayangnya, Ferdowsi mati dalam negosiasi harga karya yang ditulisnya Shahnameh (Kitab Raja-Raja) dengan Sulthan Mahmud penguasa Dinasti Ghaznawi itu. Beberapa literatur menulis bahwa Sulthan Mahmud meminta Ferdowsi menulis sebuah epik tentang sejarah bangsa Persia dari awal hingga kelahiran Islam. 

Untuk tugas besar ini Ferdowsi dijanjikan oleh Sulthan dengan sepotong emas pada setiap baitnya. Ferdowsi sang penyair yang turut melegenda dengan epos yang ditulisnya ini menulis syair terpanjang di masanya, 60.000 syair pendek telah dia hasilkan. Ketika dia hadapkan kepada Sulthan, Sulthan pun berkilah, tidak menjanjikan emas untuk setiap syair Ferdowsi tetapi hanya menjanjikan perak.

Ferdowsi merasa Sulthan melecehkan karya yang telah dia tulis lebih kurang selama 35 tahun itu. Dia pergi meninggalkan Sulthan untuk menjual syairnya kepada penguasa lain. Sulthan Mahmud menyesal karena tidak berhasil memperoleh syair Ferdowsi, lalu dia memerintahkan anak buahnya untuk mengantarkan berbatang-batang emas kepada Ferdowsi. 

Harapannya tentu saja agar sang penyair kembali ke Istananya. Pasukan Sulthan Mahmud datang ke rumah Ferdowsi, tetapi mereka tidak membawa penyair itu ke Istana, akan tetapi malah mengubur Ferdowsi di belakang rumahnya. Ia mati karena harga peradaban yang telah ditulisnya. 

Dari dulu sebelum industri ada, sejarah sudah mencatat, bahwa pengarang tidak akan leluasa menuangkan ide-idenya ke dalam karya sastra, karena bersama mereka ada penguasa dan pengusaha. Bila penguasa terusik oleh karya-karya pengarang itu maka tamatlah riwayat si pengarang. Begitupun bila pengarang mengusik kepentingan pengusaha dia juga akan menemui ajalnya.

Tetapi karya sastra tetap saja melahirkan karya-karya besar yang tidak mengenakkan bagi penguasa yang tidak beradab atau pengusaha yang mencekik rakyat, walau bak kata Chairil Anwar sekali berarti setelah itu mereka mati. 

Sekali membuat karya agung  mereka pergi. Inilah gambaran singkat tentang Ferdowsi. Dia telah menghasilkan karya agung yang telah dia wariskan untuk rakyat Persia  (Iran) yaitu Kitab Raja-Raja (Shahnameh) yang memukau dunia dan tidak akan bisa dilupakan rakyat Persia dari masa ke masa.

Shahnameh yang terdiri dari enam puluh ribu bait ini merupakan kisah panjang para Shah Persia dalam menegakkan kebenaran melawan setan. Mereka menyebutnya dengan perjuangan Orzmud melawan setan Ahriman dan Deev. Kisah ini memuat cerita-cerita tentang kematian, tentang kekuasaan para raja, tentang ilmu pengetahuan, tentang hukum dan juga tentang rasa. Rasa cinta, dendam, tipudaya, dan ilmu hitam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun