Mohon tunggu...
Azwar Abidin
Azwar Abidin Mohon Tunggu... Dosen - A humble, yet open-minded wordsmith.

Faculty Member at FTIK, State Islamic Institute of Kendari. Likes Reading, Drinks Coffee.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warisan Definisi dan Redefinisi Nilai-Nilai Kepahlawanan Masa Kini

10 November 2019   22:54 Diperbarui: 12 November 2019   00:12 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setiap aksi akan melahirkan reaksi yang setara dan setimpal: hukum universal inilah yang menjamin abadinya nilai universal yaitu kepahlawanan.

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
- Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Kami tidak mengutusmu, Wahai Muhammad, kecuali dengan membawa misi menjadikan Islam sebagai Rahmat bagi Seluruh Alam.
- Q.S. Al-Anbiyaa':107

Sedari dulu, Pahlawan bangsa kita mengajarkan suatu nilai kepahlawanan bahwa jika kita ingin berbuat sesuatu yang sifatnya baik maka hal itu mesti berlaku secara universal. Sehingga perjuangan yang kita lakukan bukan ditujukan untuk kepentingan diri atau golongan kita semata.

Perjuangan yang tulus adalah perjuangan yang tidak mencederai nilai-nilai universal. Maknanya, seandainya apa yang kita perjuangkan itu dilakukan di bagian manapun di dunia ini maka tidak satu pun bangsa yang mengingkarinya bahkan akan mendukung sepenuhnya tanpa memandang asal atau atribut yang melekat pada diri kita.

Sejauh ini, kita menilai kepahlawanan dari sudut pandang itu. Siapapun yang menginspirasi atau menebarkan kebaikan dengan mendahulukan kepentingan umum dan menolak pengakuan diri atasnya adalah pahlawan. Tak peduli di zaman apa ia hidup dan di masyarakat mana ia tengah berada, kebaikan yang ia perjuangkan tetap berlaku dan dikenang.

Seperti kata pepatah, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama. Gading retak seiring waktu namun nama semakin memapankan reputasi. Reputasi itu terkadang terlampau dielu-elukan hingga menjelma menjadi sebuah legenda. Demikian, nama yang melekat pada usaha juang selalu menghantui zaman setelahnya.

Namun nama besar apapun yang kita kutip dari sejarah kepahlawanan bangsa ini; Tan Malaka, Bung Karno dan Bung Hatta, Amir Sjarifuddin, K.H. Agus Salim, serta lainnya tidak peduli akan reputasi yang nantinya generasi berikutnyanakan sematkan ke nama besar mereka. Sebab mereka terlampau sibuk mendefinisikan nilai-nilai kebaikan universal yang akan mereka wariskan.

Dua hal yang saling mengikat dari rumusan Pahlawan bangsa ini terkait konsep kemerdekaan yakni nilai kemanusiaan dan nilai keadilan. Keadilan akan memanusiakan manusia tanpa melihat manusianya dan kemanusiaan hanya mampu mencapai taraf adil ketika tindakan adilnya tidak mencederai sisi kemanusiaannya.

Sebagai kontemplasi kedua nilai yang melandasi kemerdekaan bangsa kita dan juga mengenang pahlawan bangsa yang teguh menjunjung nilai-nilai itu tanpa peduli akan reputasi terhadap nama yang akan mereka tinggalkan, tulisan ini hadir untuk menegaskan 'legenda' dari perjuangan mereka.

Desakan dan Kekerasan Atas Nama Perlawanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun