Mohon tunggu...
Azwar Abidin
Azwar Abidin Mohon Tunggu... Dosen - A humble, yet open-minded wordsmith.

Faculty Member at FTIK, State Islamic Institute of Kendari. Likes Reading, Drinks Coffee.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Benar Versus Kebenaran, Fakta di Pusaran Interpretasi

15 Oktober 2019   13:55 Diperbarui: 16 Oktober 2019   04:38 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Sebab 'penundaan' tidak hanya menyiratkan 'diam'. Dalam memberikan tanggapan (respon) terhadap sebuah peristuwa, banyak tahapan yang kita mesti lalui. Penundaan sebelum simpulan setidaknya akan memperbaiki basis logis dari argumen yang kita ajukan.

Alasan itulah yang membuat Wittgenstein menyarankan kita untuk diam dan tidak mengomentari sesuatu yang datanya tidak kita cerap secara utuh. 

Ibnu Rusyd pun dalam Tahaafut At-Tahaafut-nya menyentil kita bahwa bagaimana mungkin kita bisa meyakini simpulan yang diolah nalar kita sedangkan kita sendiri cenderung untuk mengabaikan sesuatu yang tidak kita ketahui atau bahkan tidak ingin ketahui?

Baginya, kemampuan yang kita selalu banggakan tidak lebih penggambaran akan ketidakmampuan kita sendiri. Tiap peristiwa tidak menjamin fakta, klaim benar-nya pun masih relatif terhadap kemampuan subjek mengolah nalarnya. 

Dengan demikian, fakta yang benar tidak melulu bisa diklaim sebagai sebuah bentuk kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun