Mohon tunggu...
Azwardi Iqbal Usman
Azwardi Iqbal Usman Mohon Tunggu... Administrasi - Creative, Initiative, and Eager to Learn

Young knowledgeable public relations and communications professional with more than 8 years in developing, implementing, and managing public relations strategies, campaigns, and activities. 2 years of experience in blockchain and cryptocurrency sectors. Blockchain Certified from Great Learning and Digital Marketing Certified from Google and HubSpot Totally, I have more than 8 (six) years of experience as Public Relations, Social Media, and Digital Marketing and have completed my Bachelor of Communications (S.I.Kom) at Universitas Padjadjaran and Master of Business Administration (M.B.A.) at Universitas Gadjah Mada. In addition, I also have skills and qualifications with Adobe Software (Photo, Design, and Video Editor). I am passionate to learn, and a friendly and curious person who always wants to know how to improve my knowledge. Focus on making a great achievement. Willing to expose new challenges in other fields. For further reference about my previous work, you can visit my Linkedin profile at https://id.linkedin.com/in/azwardiiqbal Best Regards, Azwardi Iqbal Usman

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Siap-Siap Digital Rupiah

7 Juni 2021   09:23 Diperbarui: 16 Juni 2021   12:17 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap pagi salah satu rutinitas yang saya lakukan sembari seruput kopi dan sarapan adalah baca-baca berita di portal online (kredibel dan terpercaya pastinya), istilah kerennya Media Monitoring, kalau yang (khususnya) kerja sebagai Public Relations atau Marketing Communications pasti salah satu makanan sehari-hari :). Mayoritas beritanya mengenai keuangan dan startup karena ya memang saat ini saya bekerja di 2 perusahaan yang industrinya pun berbeda.

Sebagai orang yang bekerja di salah satu global leading cryptocurrency exchange, saya summary secara singkat dengan bahasa sederhana saja bahwa Indonesia melalui Bank Indonesia (BI) kelak akan merilis mata uang "Digital Rupiah" atau Central Bank Digital Currency (CBDC).

Digital rupiah ini akan diterbitkan dan dikendalikan oleh bank sentral dalam hal ini adalah Bank Indonesia (BI). Sifat dari Digital Rupiah pun akan tetap tersentralisasi dimana pengertiannya ada satu badan/perusahaan/lembaga yang harus mengaturnya baik untuk pergerakan pasar atau dibutuhkan dikeluarkan suatu kebijakan tertentu karena kondisi tertentu.

Lalu ditengah tren saat ini mengenai digitalisasi seperti cryptocurrency, apakah Digital Rupiah ini sama atau berbeda? secara bentuk sama yaitu digital akan tetapi Digital Rupiah dengan cryptocurrency seperti Bitcoin, Ethereum, Polygon, Cardano dan kawan-kawannya yang jumlahnya ada lebih dari 200 coin secara global itu sangat beda sifatnya.

Sangat berbeda karena cryptocurrency itu tidak diregulasi, desentralisasi karena setiap user adalah bisa dibilang sebagai server sehingga ada jutaan bahkan puluhan juta server, dan tidak memiliki suatu pihak sebagai regulator, jadi sifatnya adalah sangat bebas sesuai hukum pasar supply and demand makanya Bitcoin sempat menyentuh Rp 800 juta/coin tetapi tiba-tiba sempat turun dibawah Rp 500 juta/coin. Selain itu sesuai UU No 7 tahun 2011 tentang Mata Uang, Rupiah adalah satu satunya mata uang yang sah.

Digital Rupiah ini juga berbeda dengan uang elektronik seperti Gopay, OVO, Flazz atau Mandiri E-Money dan beragam macam lainnya yang mungkin ada di smartphone temen-temen. Mereka itu merupakan layanan yang dipergunakan sebagai instrumen pembayaran yang diterbitkan oleh pihak swasta jadi hanya menjembatani dan mempermudah akses pembayaran dari rekening atau saldo pengguna.

Meskipun begitu (sepertinya) pengapdosian teknologi untuk Digital Rupiah ini akan memanfaatkan teknologi Blockchain, merupakan teknologi yang dipergunakan di cryptocurrency. Apa itu blockchain dan kenapa blockchain? Selama ini blockchain diasosiasikan dengan cryptocurrency karena secara fakta, cryptocurrency merupakan pengguna pertama teknologi blockchain. Padahal Blockchain sebenarnya sebuah teknologi dimana data yang dibuat oleh satu server dapat direplikasi dan diverifikasi oleh server yang lain, sehingga blockchain sering diibaratkan sebagai buku kas induk bank yang memuat semua data transaksi nasabah.

Dengan blockchain, yang sifatnya trusted open ledger, sebuah transaksi tidak perlu lagi bergantung pada satu server yang memiliki resiko dapat mengalami hal-hal tidak diinginkan misalnya server rusak, gangguan listrik, gangguan internet, modifikasi data hingga hacking karena transaksi yang dilakukan akan tereplikasi ke seluruh jaringan yang ada karena sifat jaringannya juga adalah peer to peer (P2P)

Kembali lagi ke Digital Rupiah atau CDBC, adakah kelebihan atau keuntungan yang diperoleh negara dengan penerapannya? Kelebihan penerapan CDBC ini BI akan dapat melakukan penghematan biaya pencetakan, biaya distribusi dan peningkatan kontrol peredaran uang sehingga dapat semakin efisien.

Semoga Digital Rupiah ini bisa membawa perekonomian Indonesia semakin maju karena Inggris (Bank of England) dan India (Reserve Bank of India) begitu juga dengan Jepang dan beberapa negara Uni Eropa sudah mulai serius mengkaji untuk meluncurkan uang digital negaranya sementara Tiongkok (PBoC) sudah menerapkan Digital Yuan.

Temen-temen yang punya opini, pendapat atau ingin sharing, boleh kok mengisi di kolom comments. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun