Mohon tunggu...
azro diana
azro diana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seseorang yang dapat beradaptasi dengan cepat . Bagi saya hidup adalah belajar , maka tidak menyerah dan melakukan segala pekerjaan dengan maksimal merupakan kunci dalam hidup . Saya senang bersosialisasi dan belajar hal baru , sehingga saya gemar mengikuti kegiatan sosial dan organisasi . yang mendorong saya memiliki . kemampuan berkomunikasi yang baik , mampu mengorgansir acara , dan bekerja dalam kelompok ataupun individu . Saya memiliki minat dalam berniaga , sehingga negosiasi , marketing , riset pasar customer relatioship menjadi keseharian saya .

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

UMKM Nasi Uduk Naik Kelas di Masa Pandemi

3 Desember 2022   23:08 Diperbarui: 4 Desember 2022   00:10 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tak terasa pandemi Covid-19 sudah berlangsung lebih dari dua tahun dan menyebabkan terbatasnya mobilitas masyarakat. Pandemi ini tentu saja berdampak kepada berbagai sektor tak terkecuali sektor ekonomi dalam berbagai cakupan skala. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) mengatakan bahwa UMKM merupakan salah satu yang rentan terdampak pada kondisi ini. 

Hal ini diperkuat dengan pernyataan Kemenkop UKM, terdapat 37.000 UMKM melaporkan terkena dampak serius dari pandemi Covid-19. Pandemi nyatanya juga menciptakan perubahan perilaku masyarakat, yang membuat masyarakat lebih memilih memenuhi kebutuhannya dengan tetap dirumah saja.

Bagi para pelaku usaha UMKM, adaptasi dan melakukan kreasi dengan pendekatan digital menjadi suatu tantangan dan keharusan. Mampu menemukan peluang baru dan tetap survive di era digital. Hal inilah yang menjadi kian maraknya bisnis berbasis digital. Namun, dalam kenyataannya masih banyak UMKM yang mengalami kesulitan beradaptasi. 

Hal ini disesabkan karena masih banyak UMKM yang hanya mengandalkan tatap muka atau pertemuan fisik antara penjual dan pembeli.

UMKM Nasi Uduk Mamah Ica yang berlokasi di Jl. Gotong royong, Rt. 16 Rw. 02, Gang H. Abdul hamid No. 4E Pondok bambu, Kecamatan Duren sawit, Kota Jakarta timur, merupakan salah satu UMKM kuliner yang mengalami peningkatan pejualan di masa pandemi. Hal ini tentu saja menjadi keistimewaaan pada UMKM Nasi Uduk Mamah Ica karena berdasarkan pernyataan OECD sebelumnya, bahwa UMKM merupakan salah satu bisnis yang rentan terhadap dampak pandemi. 

Yang diperkuat juga dari hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) dan Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) dimana UMKM yang mengalami peningkatan penjualan selama pandemi memiliki persentase paling kecil yaitu kurang dari 5%.

Meskipun pada awalnya UMKM ini hanya berfokus kepada penjualan langsung atau tatap muka. Namun, sejak hadirnya pandemi dan perkembangan era digital UMKM Nasi Uduk Mamah mulai melebarkan bisnisnya dengan melakukan penjualan secara online atau berbasis digital. UMKM ini berdiri sejak tahun 2010 dan memulai menggunakan penjualan online pada tahun 2020. UMKM Nasi Uduk Mamah Ica  mengalami perkembangan yang luar biasa sejak melakukan penjualan berbasis digital yaitu dengan bermitra bersama GoFood, GrabFood, ShoppeFood. 

Mulai dari peningkatan penjualan yang sebelumnya hanya dapat mejual 3-8 liter nasi uduk dalam sehari, kini bisa menjual 15-20 liter dalam sehari. Hal ini karena target pasar pembelinya yang kini semakin luas, tidak hanya mengandalkan warga sekitar saja, kini UMKM dapat menjaring calon konsumen lebih luas dengan radius jarak maksimal 25KM dari lokasi UMKM.

UMKM sadar target pasar yang semakin luas ini diikuti juga dengan saingan yang semakin  banyak, sehingga menuntut UMKM bukan hanya berinovasi dalam saluran penjualannya saja namun juga dari dalam. UMKM mulai memperbanyak variasi menu dari 15 menu menjadi 38 menu, meningkatkan tampilan toko seperti pemasangan spanduk, menggunakan etalase untuk penataan tampilan produknya sehingga tampak lebih tertata dan rapih. 

Meningkatkan peralatan dan perlengkapannya, contohnya kompor yang di upgrate agar proses masak lebih maksimal, penyajian produk di upgrate dari kertas bungkus nasi menjadi paper lunch dilengkapi sendok plastik, dan lain sebagainnya.

Dibalik musibah ada berkah, mungkin kalimat ini bisa menggambarkan kondisi UMKM saat ini. Namun, dibalik berkah yang diterima, tentu banyak hal yang dilakukan oleh pengelola UMKM. Dengan usia Pengelola yang masuk kedalam generasi X dan Y tentu bisnis digital merupakan hal awam bagi mereka, perlu usaha lebih untuk dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini. Trial error sudah menjadi makanan bagi UMKM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun